MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Nasib apes dialami Yunita Prasmawati, warga Dusun Temu RT09 RW03, Desa Sitirejo, Kecamatan Wagir. Ia mengaku tertipu oleh kenalannya di media sosial (medsos) jejaring Facebook saat menjual minyak goreng (migor). Perempuan berusia 29 tahun tersebut mengalami kerugian Rp 3,3 juta.
Kepada Malang Posco Media, Yunita menjelaskan awalnya ia memposting migor yang menjadi usaha rumahannya melalui marketplace Facebook, Februari 2024 lalu. “Pelaku menelpon untuk mengajak kerjasama. Dia mengaku punya stan di Baloga Kota Batu dan beberapa tempat lain,” ujar Yunita ditemui, Selasa (13/8).
Dia kemudian menemui pelaku di Kota Batu. “Memang benar ia memiliki stan di Baloga Kota Batu. Saya bertemu di sana dengan pelaku yang mengajak bekerjasama di Facebook,” paparnya. Yunita menerangkan pelaku penipuan ini merupakan sepasang suami istri. Mereka mengaku bernama EP atau Edy, 62, dan MMJ atau Maria, 63.
“Sesuai KTP, tertulis di Jalan Suropati RT01 RW09 Kelurahan Ngaglik, Kecamatan/Kota Batu. Orangnya menjelaskan, kalau barang migor datang, pembayaran akan dilakukan dengan cara bayar uang muka dahulu. Kemudian pada pengiriman selanjutnya, akan dilunasi,” kata Yunita menjelaskan pertemuannya dengan pelaku.
Awalnya pelaku membeli migor dalam kemasan botol 900 ml sebanyak 100 karton. Satu karton seharga Rp 170 ribu berisi 12 botol migor. Namun, lanjut Yunita, karena awal berkerjasama dengan orang baru, ia mengirimkan 50 karton terlebih dahulu. Yunita sendiri mengaku tidak ada gelagat mencurigakan dari pelaku.
“Total harga order migor Rp 7 juta sekian. Kemudian orangnya bayar uang muka Rp 2 juta. Usai itu, dicicil hingga Rp 1,7 juta. Namun sisanya Rp 3,3 juta belum dibayar sampai sekarang,” urai Yunita. Ia merasa rugi dan ditipu. Apalagi pembayaran migor dari pabrik, ditalangi lebih dahulu oleh Yunita sendiri.
Ia mendatangi rumah pasutri, Edy dan Maria ke alamat sesuai KTP. Namun ternyata tidak ditemukan. Lebih lanjut, Yunita mengatakan bila pasutri itu tidak dapat dihubungi hingga kemarin. Bahkan nomor Yunita diblokir. Dia kemudian menyebar identitas pelaku di Facebook untuk mencari bantuan. “Ternyata beberapa orang mengaku mengalami hal serupa,” tegasnya. (den/mar)