MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Tristan Rafa El Fatih berhasil mempertahankan tradisi Medali Olimpiade Sains Nasional (OSN) di SMP Islam Sabilillah Malang. Tahun ini pun demikian. Putra dari Indra Yuswantono dan Tri Grahito Rini sukses meraih Medali Emas Bidang IPS Tahun 2024. Prestasi membanggakan itu diraihnya setelah menyelesaikan tantangan OSN pada 7 Agustus lalu.
Hasil ini pun membayar jerih payahnya selama ini, setelah tahun lalu terhenti di Olimpiade Sains Provinsi (OSP) dengan medali perak. “Saya tidak menyangka bisa meraih emas. Karena tahun lalu hanya perak. Dan saya melihat persaingan di tingkat nasional ini sangat berat. Alhamdulillah bisa membawa pulang medali emas OSN untuk SMP Islam Sabilillah,” ujarnya dengan bangga, Kamis (15/8) kemarin.
Dia pun mengungkapkan, keberhasilannya mencapai juara terbaik OSN tidak lain karena dukungan guru dan orang tua. Dukungan berupa doa dan bimbingan. Support mental begitu bernilai dari orang tuanya. Pun bimbingan guru dalam mempersiapkan kemampuannya di bidang akademik.
“Tanpa mereka tentu kami tidak ada apa-apanya. Olimpiade ini kami mulai dari tingkat kota, provinsi hingga nasional. Butuh perjuangan. Orang tua dan guru yang menguatkan kami. Support mereka sangat berarti,” ungkapnya.
Perjalanan Tristan dalam OSN tahun ini patut diapresiasi. Sejak tingkat kota Bulan Mei lalu dia sudah mendapat Juara 1. Terbaik se Kota Malang. Dilanjutkan ke tingkat provinsi, kembali kembali terbaik se Jawa Timur, dan prestasi tersebut diakhiri dengan medali emas nasional, terbaik se Indonesia.
Tristan menerangkan, bimbingan guru selama ini sangat intensif. Terutama menjelang OSN. Hanya hari minggu yang libur. Selain itu belajar dan belajar. “Alhamdulillah, setelah berusaha maksimal hasilnya juga terbaik,” ujar siswa kelas IX ini.
Tristan dikenal sebagai pribadi yang berkarakter. Berprestasi di akademik, juga suka berolahraga. Yang menarik, siswa yang satu ini juga pandai bersosialisasi. Komunikasinya juga baik antar siswa. “Biasanya siswa yang unggul di akademik itu cenderung pendiam. Tapi Tristan tidak. Dia bermain dan bergaul seperti pada umumnya. Anak ini juga gemar berolahraga,” kata Waka Humas dan Kesiswaan SMP Islam Sabilillah Malang, Awwat Warta, S.Pd.
Menurutnya, keberhasilan dari proses pendidikan itu butuh sinergi yang kuat antara guru dan orang tua, termasuk siswa. Peran ketiganya sangat menentukan hasil. Namun yang utama, kata dia, adalah karakter. Menghasilkan generasi yang unggul tidak lepas dari karakter mereka yang kuat. Artinya, tidak hanya kecerdasan. Tetapi juga butuh ketekunan, semangat dan daya juang.
Karena itu, SMP Islam Sabilillah Malang dalam membentuk kelompok kelas olimpiade tidak hanya diukur dari kemampuan akademik. Lebih dari itu, siswa harus punya keteguhan dan daya juang. “Maka di seleksi siswa olimpiade kami juga melakukan tes psikologi juga, untuk membaca karakter anak-anak. Kami seleksi siswa yang memiliki daya juang yang kuat selain juga memiliki potensi di bidang akademiknya,” pungkasnya. (imm/sir/udi)