MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Stadion Cakrawala Universitas Negeri Malang (UM) dipenuhi mahasiswa baru, Jumat (23/8) kemarin. Sebanyak lebih dari 11.000 mahasiswa baru antusias mengikuti penutupan PKKMB Tahun Akademik 2024-2025. Kegiatan tersebut sekaligus menandai bahwa mereka telah menjadi mahasiswa seutuhnya dan siang mengikuti perkuliahan.
Penutupan PKKMB ditandai dengan penampilan flashmob oleh Panitia PKKMB dan jajaran pimpinan UM. Mereka tampil energik memberikan semangat kepada mahasiswa baru. “Dengan berakhirnya kegiatan PKKMB ini anda mahasiswa baru telah menjadi bagian dari keluarga besar Universitas Negeri Malang,” kata Rektor UM, Prof. Dr. Hariyono, M.Pd.
Kepada seluruh mahasiswa baru, Prof Hariyono mengimbau untuk selalu menjadi pribadi sehat dan bahagia. Sesuai dengan tema Lustrum XIV UM saat ini. Dengan menjadi pribadi yang sehat dan bahagia akan mampu mengukir prestasi yang mendunia. “Hendaknya kita selalu mengembangkan diri menjadi pribadi yang sehat, kampus sehat dan bahagia. Dengan kesehatan yang prima dan pikiran yang bahagia, Insyaallah kita akan mampu meraih prestasi mendunia,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Rektor UM mengajarkan kerendahan hati. Juga kesetaraan. Di lingkungan akademik tidak ada senioritas. Tidak ada diskriminasi. Maka Prof Hariyono mengimbau kepada Panitia PKKMB untuk meminta maaf kepada peserta yang telah menugaskan mereka datang pukul 05.00 WIB dalam acara penutupan PKKMB ini. Bahkan Prof Hariyono sebagai rektor meminta maaf lebih dulu.
“PKKMB bukan ajang perpeloncoan, maka kekerasan fisik dan verbal sangat kita hindari. Kalau ada panitia, atau dosen bertindak keras itu tujuannya bukan untuk perpeloncoan. Tapi untuk mendidik,” ujarnya.
Dia menegaskan, bahkan sudah bukan waktunya lagi senior menindas yunior. Demikian dosen menindas mahasiswa. Budaya akademika dibangun atas dasar kesetaraan. Nilai kebenaran tidak diukur atau ditentukan oleh senioritas, tetapi kualitas. “Supaya kelak ketika mereka (mahasiswa) menjadi pejabat tidak menyalahgunakan jabatannya untuk memperlakukan orang lain dengan semena-mena. Ada nilai etik dan moral yang harus ditaati,” terangnya.
Prof Hariyono berharap, mahasiswa UM memiliki rasa sosial yang kuat. Punya rasa empati. Peka terhadap kondisi orang lain. Rasionalitas penting, tapi juga harus didukung dengan moralitas. “Dengan empati dan kerendahan hati kita tidak akan menjelekkan orang lain. Punya hati yang peka, kalau tidak kita akan pekok (Bahasa Jawa),” ungkapnya.
Aksi Marching Band UM menyemarakkan kegiatan ini. Pun tim paduan suara dan grup band mahasiswa, termasuk dari UKM-UKM lainnya. Di kegiatan penutupan PKKMB ini sekaligus menjadi ajang pengenalan UKM pada Maba. (imm/udi)