spot_img
Wednesday, July 2, 2025
spot_img

Kementerian Koperasi dan UKM

Tingkatkan Kapasitas, Lima Startup Ikuti Demo Day

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, hingga Januari 2024, di Indonesia terdapat 2.562 startup. Dengan jumlah tersebut, Indonesia masuk sebagai predikat negara dengan startup terbanyak ke-6 di dunia. Jumlah tersebut menandakan bahwa Indonesia memiliki pasar domestik yang besar dan potensi pertumbuhan yang tinggi.

Meski demikian, masih ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh startup. Antara lain, persaingan yang ketat, kurangnya tenaga kerja dan masih banyak lagi. Sebagai bentuk dukungan, Kementerian Koperasi dan UKM memberikan fasilitasi inkubasi melalui program Peningkatan Kapasitas Startup. Terdapat beberapa rangkaian kegiatan yang dilakukan. Salah satunya, adalah Demo Day yang digelar di Hotel Horison Kota Batu Jumat (23/8) kemarin.

Dalam Demo Day, CEO Ngalup Collaborative Network, Andina Paramitha dan Founder Beon Intermedia, Farid Rahman mendapatkan kesempatan untuk menjadi juri. Keduanya mendapat kesempatan untuk memberikan penilaian terhadap lima startup yang terlibat, antara lain Methabarata, Arta Grow Persada, Bambusa Education, Angphotorion dan Fish King.

CEO Ngalup Collaborative Network, Andina Paramitha mengungkapkan, startup yang berkompetisi sangat potensial dan penuh inovasi.

“Namun, masih ada yang perlu memperkuat story behind the produk. Serta memperkuat kolaborasi dengan stakeholder mendukung keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis,” ujar Andin.

Andien menambahkan, sejumlah startup juga harus memperkuat model bisnisnya. “Beberapa startup harus memperkuat model bisnisnya agar lebih fokus. Semua startup yang berkompetisi disini keren, idenya bagus semua,” imbuhnya.

Founder Beon Intermedia, Farid Rahman menambahkan bahwa beberapa startup justru sudah memiliki traksi dan produknya sudah diterima oleh pasar. “Artinya, produk mereka sudah valid. Secara ide juga bagus,” kata dia.

Namun, Farid menyoroti beberapa startup yang justru harus memikirkan bisnisnya untuk jangka panjang. “Startup itu harus jelas scalability-nya. Tujuannya harus jelas, possible atau tidak dibesarkan. Sehingga, harus lebih fleksibel dalam mengikuti perkembangan,” tegasnya.

Menurutnya, selain menyelesaikan masalah, startup juga harus mampu memberikan social impact bagi masyarakat.

“Startup perlu memberikan dampak sosial yang positif karena juga memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi kepada masyarakat. Dengan menciptakan solusi yang tidak hanya inovatif tetapi juga bermanfaat bagi banyak orang, juga mendukung pertumbuhan jangka panjang startup itu sendiri,” pungkas dia.

Sebagai informasi, kegiatan ini bekerjasama dengan lembaga-lembaga inkubator terpilih dari berbagai daerah. Di Malang, yang menjadi lembaga inkubator adalah Direktorat Inovasi dan Kawasan Sains dan Teknologi Universitas Brawijaya (DIKST UB).

Asisten Deputi Pengembangan Teknologi Informasi dan Inkubasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM, Christina Agustin, A.Pi., MM mengungkapkan, pihaknya menyoroti peran penting startup dalam memajukan ekonomi global.

“Startup memiliki potensi besar untuk menjadi mesin penggerak ekonomi di berbagai negara, termasuk Indonesia. Anak muda memiliki daya kreativitas dan semangat berinovasi yang luar biasa. Melalui startup, mereka dapat mengubah ide-ide mereka menjadi solusi yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan perekonomian,” paparnya.

Sementara itu, Direktur DIKST Universitas Brawijaya, Mohammad Iqbal, S.Sos, M.IB, DBA menambahkan, terkait dengan program ini, DIKST UB terpilih untuk menginkubasi 20 startup.

“Startup ini melalui beberapa tahapan. Antara lain seleksi, bootcamp, coaching clinic hingga demo day. Harapan kami, startup ini bisa mendapatkan wawasan dan keterampilan yang lebih mendalam, bertemu dengan mentor-mentor hebat, serta membangun jaringan yang kuat,” pungkasnya. (eri/nug)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img