MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Pelaku UKM, Eko Setyo Wahono kini lebih mudah menjalankan usahanya. Owner Bakso Wilujeng yang berada di Jalan Kerto Raharjo Ketawanggede Kecamatan Lowokwaru Kota Malang ini mendapat bantuan berupa alat atau mesin pencetak pentol. Sehingga membuat pekerjaannya lebih mudah dan cepat. Artinya lebih efektif dan efisien.
Alat tersebut hasil rancangan Tim Dosen Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri). Diberikan secara cuma-cuma melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Bantuan dosen itu sebagai bagian dari tugas mereka melaksanakan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Dari hasil wawancara kami dengan Pak Eko, beliau merasa kesulitan menjalankan usahanya, terutama dalam mencetak pentol. Karena selama ini menggunakan cara manual. Membutuhkan waktu yang lama dan hasilnya tidak banyak,” ujar Kun Aussieanita Mediaswanti, selaku Ketua Tim Dosen Pengabdian Kepada Masyarakat, Rabu (4/9).
Dengan bantuan alat yang dirancang timnya, kini usaha bakso Eko Setyo semakin lancar. Dia dapat memproduksi bakso lebih banyak. Mesin pencetak pentol ini dinilai sangat membantu usahanya.
Kun Aussieanita menjelaskan, hasil dari rancangan alat pencetak pentol adalah berdimensi (P x L x T) 25×15×70, tegangan 15V, dan daya 370 W. Alat tersebut dapat memproduksi adonan 20 kg. Hanya dalam waktu 10 menit dapat menghasilkan 333 buah pentol. “Perkembangannya sangat drastis, dengan alat ini dapat mengalami kenaikan sebesar 122 persen,” terangnya.
Selain memberikan bantuan berupa alat pencetak pentol, tim dosen juga memberikan pendampingan berupa penguatan manajemen dan laporan keuangan. Karena selama ini keuangan hanya dikelola dengan hitungan manual. Laporannya, tidak tersusun dengan baik. Sehingga tidak dapat diketahui secara pasti untung dan ruginya. “Kami memberikan pelatihan berupa aplikasi keuangan yang lebih mudah. Sehingga tata keuangan dan manajemen dapat tertata lebih rapih,” jelasnya.
Dalam pelatihan manajemen ini tim dosen juga memberikan pelatihan cara promosi yang efektif melali media sosial. Dengan begitu akan sangat mendukung terhadap produktivitas dan omzet yang dicapai. “Karena sekarang sudah zaman teknologi. Maka promosi apapun bisa melalui platform media digital,” jelas Kun Aussieanita.
Dia menerangkan, hasil dari kegiatan PkM ini adalah UKM Bakso Wilujeng menghasilkan omzet Rp 50.000.000 per bulan dan luas pemasaran menjadi dua kota. Serta memiliki aplikasi keuangan lebih mudah dan efektif serta sosial media untuk memasarkan produk. “Titik BEP yang dicapai pada sekitar 30 persen dengan penjualan mencapai sekitar 3.000 butir bakso per bulan,” terangnya.
Dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, Kun Aussieanita Mediaswanti bersama tiga anggotanya. Yaitu Asnah, Fikka Kartika Widyastuti dan Sinar Perbawani Abrina Anggraini. Pengabdian ini mendapat sumber dana dari DRTPM Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (imm/sir/udi)