MALANG POSCO MEDIA – Terus berprestasi menjadi langkah bagi Norma Hasanatul Maghfiroh agar mengembangkan potensi yang dimilikinya. Perempuan berusia 23 tahun ini di sela-sela kesibukannya sebagai seorang mahasiswa, tetap menyempatkan diri untuk berprestasi dan mengasah potensi yang dimiliki.
Berkat kerja keras dan dukungan dari lingkungan sekitar, Norma berhasil menduduki posisi pertama dalam perhelatan Duta Santri Nasional tahun 2023. Pencapaiannya tersebut bukan tanpa perjuangan. Bahkan ia harus pintar membagi waktu dengan kewajibannya sebagai seorang mahasiswa sekaligus santri.
“Semua butuh perjuangan dan pengorbanan. Karena memang sudah niat untuk dapat mengembangkan potensi diri, maka harus dijalani. Kalau dibayangkan mungkin seolah-olah mustahil membagi waktu antara kuliah, kegiatan pondok dan juga kegiatan lainnya. Namun semuanya bisa dilaksanakan ketika kita mau untuk melakukannya,” tutur mahasiswi Psikologi UIN Maliki Malang itu.
Keberhasilannya juga tak lepas dari dukungan yang diberikan oleh berbagai pihak. Terkhusus kedua orang tuanya. Menurut dia, merekalah yang memberikan pengaruh besar dalam membentuk jati dirinya hingga seperti sekarang ini. Sejak kecil ia diberi kebebasan untuk dapat mengembangkan apa yang menjadi kesukaannya.
“Didikan keluarga jadi hal penting yang membangun saya seperti sekarang. Support selalu diberikan orang tua kepada saya, selagi itu adalah kegiatan positif. Sehingga saya bisa mengeksplor apa yang bisa saya kembangkan pada diri saya,” imbuhnya.
Termasuk juga menjadi duta, sebelum ia mendaftarkan diri dalam ajang Duta Santri Nasional, beberapa kali dia pernah memenangkan ajang yang hampir sama. Mulai dari Duta Fakultas, Duta Kampus, Finalis Duta Hijab Jawa Timur dan akhirnya mengantarkannya mendapatkan juara dalam Duta Santri Nasional 2023.
“Persiapannya cukup lama, karena memang ada beberapa tahapan yang harus dilewati. Mulai dari seleksi administrasi sampai wawancara dan juga pembuatan dan presentasi proposal kegiatan,” tutur Norma.
Ia berhasil unggul dari 6.341 santri dari berbagai daerah di Indonesia yang mengikuti ajang bergengsi bagi para santri tersebut. Dengan proyek Indo Santri, ia dapat melangkah masuk ke grand final.
“Proyek tersebut saya gagas untuk dapat mengembangkan kemampuan dari para santri di Nusantara. Tujuannya tak lain, agar para santri dapat menunjukan potensi terbaiknya. Sehingga banyak kegiatan yang saya canangkan dalam proyek tersebut terkait dengan pengembangan diri seperti pelatihan bahasa, esai dan masih banyak yang lainnya, ” ungkap perempuan kelahiran Tulungagung itu.
Meskipun aktif di berbagai organisasi baik intra maupun ekstra kampus, ia tak pernah melupakan tujuannya sebagai seorang yang sedang belajar dan menuntut ilmu. Bahkan disamping kesibukannya sebagai seorang duta, ia juga berhasil mendaftarkan diri sebagai mahasiswa Fast Track di UIN Maliki Malang.
“Kebetulan saya juga mahasiswa Fast Track di kampus saya. Lagi-lagi manajemen waktu harus benar-benar saya terapkan di sini. Alhamdulillah sambil menunggu sidang skripsi, saya sekarang tengah menempuh semester tiga di program Magister Psikologi UIN Maliki Malang,” ujarnya.
Kini di samping kesibukannya sebagai Bendahara di Duta Santri Nasional, ia juga banyak mengikuti berbagai kegiatan ilmiah, termasuk juga penelitian kolaborasi bersama dengan dosen. “Sejalan dengan impian saya yang ingin menjadi seorang dosen. Jadi saat ini saya fokus ke melakukan penelitian ilmiah dan kolaborasi bersama dosen untuk penelitian lainnya. Meskipun begitu, saya tidak lepas tanggung jawab sebagai seorang Duta Santri Nasional,” tandasnya. (adm/van)