MALANG POSCO MEDIA – Bangga Berbatik. Itu tema Hari Batik Nasional 2024 yang diperingati setiap 2 Oktober. Sebagai warisan budaya yang diakui UNESCO, batik memang perlu menjadi budaya yang perlu ditanamkan ke seluruh rakyat Indonesia. Karena batik selain bisa menjadi identitas, batik juga menunjukkan keanggunan dan keramahan masyarakat Indonesia.
Karena itu tradisi peringatan Hari Batik Nasional ini perlu dilestarikan dan dirayakan dengan memakai baju batik. Baik itu di lingkungan pemerintahan, dunia pendidikan, bisnis, instansi swasta dan dalam kegiatan kemasyarakatan.
Di Indonesia, termasuk di Malang Raya, tradisi batik pun sudah berlangsung lama. Setiap Hari Batik Nasional masyarakat dengan kasadaran tinggi mengenakan baju batik dengan beragam jenis dan motifnya.
Di sinilah pentingnya melestarikan dan mengembangkan batik sebagai warisan budaya dan kemanusiaan. Batik yang setiap waktu tumbuh dan berkembang akhirnya melahirkan kreativitas yang beraneka ragam. Masing masing wilayah berusaha melahirkan batik khas daerah masing-masing yang bisa menjadi keunggulan dan ciri khas suatu wilayah.
Kondisi ini melahirkan semangat berkreasi dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi. Tidak hanya berlevel nasional tapi bisa mendunia.
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman, batik sudah membudaya. Anak-anak zaman sekarang pun tak malu memakai batik. Bahkan mereka bangga memakai batik dalam momen momen tertentu. Bisa diteliti dan diriset, tak ada satu pun acara di Indonesia, yang tak lepas dari batik.
Mayoritas acara-acara besar, termasuk kenegaraan, Presiden Jokowi selalu menggunakan batik. Bila tradisi ini selalu dilakukan para pejabat, seperti Gubernur, walikota, bupati, camat sampai kepala desa dan perangkatnya, maka batik akan bisa bertahan lama.
Meski ada klaim dari negara lain soal batik, Indonesia sudah punya budaya batik. Dan itu sudah lama dari nenek moyang. Kini sebagai penerus, khususnya generasi yang digadang gadang akan menjadi generasi emas, harus terus menggelorakan batik. Dan berlomba untuk melahirkan motif-motif batik dengan unsur lokal masing-masing daerah.
Dalam batik juga terbuka prinsip bhinneka tunggal ika. Berbeda beda motif batiknya yang ada di Indonesia, tetaplah satu namanya, batik. Sebagai warga negara yang baik, maka memakai batik tak hanya saat Hari Batik Nasional saja. Kalau bisa, dalam seminggu, ada satu hari yang diwajibkan memakai batik. Ini perlu dilakukan agar kita semua makin Bangga menggunakan batik. Kalau kita terus mencintai dan berkreasi, batik tak akan pernah mati.(*)