MALANG POSCO MEDIA, MALANG – RSUD Saiful Anwar (RSSA) Malang akan memberi pelayanan khusus terhadap penghuni Rumah Teduh di Jl. Diponegoro, Malang. Upaya ini dilakukan karena 90 orang penghuni rumah singgah itu pasien RSSA, tetapi bukan warga kota Malang.
Hal di atas diungkapkan Direktur RSSA Malang Dr. dr. Mochammad Bachtiar Budianto, Sp.B, (K) Onk kepada Malang Posco Media (MPM) usai mengunjungi Rumah Teduh di Jl. Diponegoro 8, Malang, Kamis (03/10) pagi.
‘’Segera kami susun modelnya, biar secepatnya bisa dijalankan sesuai harapan saudara-saudara di sini (penghuni). Sehingga pelayanan bisa lebih cepat dan tepat,’’ tandas Bachtiar didampingi Kasubag Hukmas RSSA Malang Dony Iryan Vebry Prasetyo.
Rumah Teduh di Jl Diponegoro Malang adalah sebuah rumah singgah khusus pasien RSSA yang dikelola sebuah yayasan asal Kota Bandung. Mereka, memilih tinggal di Rumah Teduh untuk menghindari bolak-balik ke RSSA karena tempat tinggalnya cukup jauh. Bahkan, banyak diantara penghuni Rumah Teduh berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya.
Dikatakan Bachtiar, persoalan klasik yang terjadi di rumah sakit milik Pemprov Jatim itu antara lain lamanya masa pelayanan. Artinya, pasien yang dalam kondisi khusus biasanya tidak bisa langsung dilayani karena harus antre.
Dalam antrean ini, ungkap Bachtiar, terkadang belum bisa dipastikan kapan akan mendapat layanan kembali. Hal itu biasanya dikarenakan alat yang terbatas sedang pasiennya cukup banyak.
‘’Makanya, ketimbang pulang ke rumah dan harus bolak-balik ke RSSA saudara-saudara kit aini memilih tinggal di sini. Meskipun kondisinya tidak sebagus rumah mereka,’’ tutur Bachtiar dengan nada kalem.
Guna menguatkan argumentasinya, Bachtiar menyebutkan, setiap hari RSSA menerima kunjungan 1.400 orang pasien. Mereka datang dari berbagai daerah di Jatim dan dengan keluhan penyakit beragam.
Jumlah ini masih ditambah kunjungan pasien ke berbagai poli penyakit yang bisa mencapai 1.700 orang per hari. Dan kunjungan pasien onkologi kadang mencapai 100 orang/hari. Sedang jumlah tenaga medis dan peralatan yang dimiliki RSSA belum semua bisa mengkaver kebutuhan pasien yang datang.
‘’Sebagai pemangku RSSA, saya sangat mengerti sekali bagaimana perasaan saudara-saudara kita yang tinggal di rumah singgah ini. Sekali lagi, kami akan segera susun kebijakan khusus untuk penghuni rumah singgah,’’ pungkas Bachtiar meyakinkan.
Sebelum meninggalkan lokasi, Bachtiar berkenan menyampaikan amanah dari karyawan RSSA yang dikumpulkan melalui Baznas Jatim. Bachtiar secara simbolis menyerahkan sembako untuk kebutuhan sehar-hari penghuni rumah teduh.
Sementara itu Khoirul koordinator Rumah Teduh menyampaikan terima kasih atas perhatian manajemen dan karyawan RSSA Malang. Sebab, bantuan sembako berupa beras, minyak goreng, gula, telur dan yang lainnya sangat bermanfaat sekali untuk penghuni rumah singgah.
‘’Terima kasih pak direktur. Terima kasih karyawan RSSA. Tentu bantuan sembako ini sangat bermanfaat sekali bagi kami semua di sini,’’ kata Khoirul sembari merinci jumlah penghuni rumah tinggal dan berbagai keluhan penyakit yang dideritanya. (has)