spot_img
Sunday, December 22, 2024
spot_img

Karena Kopi Tak Sekadar Ngopi, Ada Citra Rasa

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Susah Payah Dodik Asmara  Kenalkan Kopi Lanang

Dodik Asmara, lahir dan besar di Malang. Ia mengabdikan dirinya di dunia kopi, terutama Kopi Lanang Robusta Dampit. Dodik  percaya bahwa kopi lebih dari sekadar minuman, melainkan bagian dari warisan budaya yang harus dilestarikan.

=========

MALANG POSCO MEDIA – Dedikasi dan kecintaannya terhadap Kopi, Dodik menjadi salah satu pelaku utama bersama Komunitas Kopi Malang yang menjaga eksistensi Kopi Lanang. Ini  jenis kopi robusta unik dari Dampit, Kabupaten Malang.

Dodik memulai perjalanannya di dunia kopi sejak tahun 2015 lalu. Itu saat ia menemukan potensi Kopi Lanang Robusta Dampit. Menurutnya, kopi lanang  memiliki keunikan tersendiri karena biji kopinya berbentuk bulat penuh, berbeda dengan biji kopi pada umumnya yang terbelah dua. Bentuk unik ini tak hanya menjadi daya tarik visual, tetapi juga memengaruhi cita rasa yang dihasilkan, memberikan pengalaman minum kopi yang berbeda bagi para penikmatnya.

Kopi Lanang juga memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan kopi biasa. Yakni kandungan nutrisi yang lebih banyak, proses sortir yang lebih teliti dan lama dengan cita rasa yang lebih nikmat. Selain itu, Kopi Lanang tergolong langka dan harganya lebih mahal daripada kopi jenis lainnya.

“Kopi Lanang ini memang istimewa. Bentuknya yang bulat menandakan proses alamiah yang langka, sehingga menjadikan cita rasanya lebih pekat dan kompleks. Ini yang membuat saya jatuh hati pada kopi ini,” ungkap Dodik ketika bercerita tentang awal mula ketertarikannya terhadap  Kopi Lanang.

Selain itu, kualitas kopi adalah prioritas utama baginya dalam setiap tahap pengolahan Kopi Lanang. Ia memastikan bahwa proses pemilihan biji kopi hingga proses roasting dilakukan dengan standar tinggi. Ia memilih langsung biji kopi dari petani di daerah Dampit,  yang sudah terkenal sebagai salah satu penghasil kopi robusta terbaik di Indonesia.

Selanjutnya, biji kopi diproses dengan teknik yang teliti untuk menjaga keaslian cita rasa. Proses roasting dilakukan dengan pengawasan ketat guna mendapatkan hasil yang sempurna, tidak terlalu pahit tetapi tetap kuat. Dodik memahami bahwa detail kecil dalam proses pengolahan ini sangat berpengaruh terhadap kualitas akhir kopi. Dalam memproses kopi, Ia selalu berusaha mengikuti perkembangan teknologi tanpa meninggalkan kearifan lokal dalam pengolahan kopi.

“Kami sangat peduli pada setiap prosesnya, mulai dari pemilihan biji, pengolahan, hingga roasting. Semua dilakukan secara teliti dan hati-hati agar kopi yang kami hasilkan tetap berkualitas tinggi,” ujar Dodik.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Dodik dalam mempertahankan kualitas Kopi Lanang adalah konsistensi. Di tengah persaingan pasar kopi yang semakin ketat, ia sadar bahwa menjaga kualitas produk adalah kunci utama untuk tetap bertahan. Dodik selalu berkomitmen untuk memberikan yang terbaik, meskipun menghadapi banyak hambatan, mulai dari perubahan cuaca yang memengaruhi panen, hingga fluktuasi harga bahan baku.

Namun, kecintaannya terhadap kopi asli Malang ini tidak pernah berkurang. Ia terus berinovasi dengan melakukan berbagai uji coba dalam teknik roasting dan brewing agar cita rasa Kopi Lanang tetap bisa dinikmati dengan cara terbaik.

“Kami harus konsisten. Itu tidak mudah, tapi dengan kerja keras dan semangat, saya percaya Kopi Lanang akan terus bertahan dan diminati,” kata Dodik dengan yakin.

Usaha keras Dodik tidak berhenti pada pengolahan kopi saja. Ia juga berperan aktif dalam memasarkan Kopi Lanang ini ke berbagai kedai kopi di Malang. Saat ini Kopi Lanang miliknya yang dibranding dengan Kopi Tiwus telah tersedia di berbagai  tempat. Mulai dari kedai kecil hingga kedai besar di kota Malang dan menjadikannya salah satu pilihan  bagi para penikmat kopi lokal.

Melalui kerja sama dengan barista dan pemilik kedai, Dodik memastikan bahwa Kopi Lanang Robusta Dampit dapat dinikmati oleh lebih banyak orang. Ia tak hanya menyediakan biji kopi mentah, tetapi juga berbagi pengetahuan tentang cara terbaik untuk menyeduh Kopi Lanang. Ia berharap, semakin banyak masyarakat yang mengenal dan menghargai cita rasa khas kopi asli Malang ini.

“Menjaga eksistensi Kopi Lanang ini adalah misi saya. Dengan menyuplai ke berbagai kedai, saya ingin memastikan kopi ini bisa dinikmati oleh semua kalangan, baik penikmat kopi berat maupun mereka yang baru mulai mencoba,” jelas Dodik.

Kopi Lanang Robusta Dampit yang ditawarkan oleh Dodik dibanderol dengan harga 200 ribu  per kilogram. Harga ini memang lebih tinggi dibandingkan dengan kopi robusta biasa, namun ia yakin bahwa kualitas premium yang ditawarkan sepadan dengan harga tersebut.

“Ini soal kualitas, bukan sekadar soal harga. Konsumen kami tahu bahwa mereka mendapatkan yang terbaik dari setiap biji kopi yang kami olah,” tegas Dodik.

Ia bertekad untuk terus mengembangkan usahanya dan membawa Kopi Lanang Robusta Dampit ke tingkat yang lebih tinggi. Dengan harapan kopi ini dapat dikenal tidak hanya di Malang, tetapi juga di seluruh Indonesia, bahkan mancanegara. Mimpi Dodik sederhana, namun penuh makna yakni menjaga warisan lokal sekaligus memberikan dampak positif bagi petani kopi di Dampit.

Ia tidak hanya berbisnis, tetapi juga menjalankan misi melestarikan dan memperkenalkan salah satu kekayaan alam Malang. Dengan kualitas yang terjaga dan konsistensi yang tak pernah luntur, ia berharap Kopi Lanang Robusta Dampit dapat terus eksis dan menjadi kebanggaan masyarakat Malang.

“Selama saya bisa, saya akan terus berusaha agar Kopi Lanang tetap ada di meja-meja pecinta kopi. Ini bukan hanya tentang saya, tapi tentang kita semua, tentang Malang,” pungkas  Dodik yang juga pemilik Kedai Kopi Tiwus di Jalan  Ki Ageng Gribig Kota Malang ini.(hud/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img