spot_img
Wednesday, October 16, 2024
spot_img

24 Jam, Dua Remaja Nekat Akhiri Hidup di Rumah

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Entah apa yang dipikirkan DA, 14 tahun mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di rumahnya yang ada di wilayah Kecamatan Bululawang, Kamis (10/10) dini hari. Kali pertama yang mengetahui peristiwa itu oleh ibunya. AN.

Kapolsek Bululawang, Kompol Ainun Djariyah menjelaskan bila korban, Diah sempat bebincang -bincang dengan orang tuanya di dalam rumah sejak Rabu (9/10) sekitar pukul 22.00 WIB. Kemudian mereka tidur di kamar masing-masing.

- Advertisement -

“Pada jam 02.30 WIB, ibu korban berpikiran tidak enak kepada kamar tidur anaknya yang biasanya saat tidur kamar tidak dikunci. Namun pada saat itu kamar terkunci dari dalam,” urainya kepada Malang Posco Media, kemarin.

Orang tua korban kemudian berusaha mengetuk pintu kamar namun tidak dibuka. Akhirnya pintu berusaha didobrak hingga terbuka. “Orang tua terkejut melihat kondisi anaknya dalam keadaan sudah tergantung di jendela dalam kamar tidur,” imbuh Ainun.

Mengetahu hal itu, orang tua korban kemudian meminta pertolongan warga sekitar untuk menurunkan jenasah putri sulungnya yang masih duduk di kelas VIII tersebut. 

Kepolisian sektor Bululawang menerima laporan pukul 04.00 WIB kemudian mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). Lebih lanjut, Ainun menyampaikan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

“Orang tua korban keberatan atau menolak untuk dilakukan VER jenazah dan membuat surat pernyataan menolak dilakukan pemeriksaan rumah sakit,” jelasnya.

Informasi yang dihimpun dari warga sekitar bila korban Diah merupakan putri sulung dari dua bersaudara.  ibunya bekerja di tempat peternakan ayam petelur. Sedangkan ayahnya Kn bekerja sebagai petani.

Terpisah,  pemuda bernama Afni Salatsa, 22, warga Jalan Karimun Jawa Klojen Kota Malang nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di tangga rumahnya, Jumat (11/10) dini hari.  Kasihumas Polresta Malang Kota Ipda Yudi Risdiyanto mengatakan, petugas kepolisian menerima laporan keluarga sekitar pukul 00.10. Saat itu, ayah korban bernama Sukriyanto, 70, sedang mengikuti tahlil sejak pukul 17.45.

“Kemudian ayah korban ini pulang, dan belum menemukan hal yang ganjil. Hingga pukul 20.15 selepas waktu salat Isya, ayah korban beraktivitas seperti biasa dan sampai akhirnya tertidur,” ujarnya saat dikonfirmasi, kemarin.

Sekitar pukul 00.00, kaget bukan kepalang bagi Sukriyanto. Perasaan di hati dan pikirannya seketika bergejolak, begitu ia ditelepon kakak korban yang membaca pesan di WhatsApp Group (WAG) keluarga, dari Afni yang mengisyaratkan perpisahan.

Seketika telepon itu, menggucang ketenangan di rumah ayah korban. Ia yang sudah renta berkeliling rumah, mencari keberadaan sang buah hati. Saat melintasi tangga rumah, kaget dan tangis Sukriyanto seketika tak terbendung. Anaknya terbujur kaku, tergantung di tangga rumah.

“Kemudian ayah korban ini memanggil saudara-saudaranya. Mereka berusaha mencari bantuan untuk menolong korban. Begitu berhasil diturunkan, korban sempat dilarikan ke RSI Aisyiyah Malang,” lanjut Yudi.

Namun, nyawanya tak tertolong. Ia akhirnya menghembuskan napas terakhirnya. Korban kemudian dibawa ke Kamar Jenazah IKF RSSA Malang. Pihak kepolisian yang mendapat laporan segera menyusul jenazah korban.

“Saat dicek tidak ada tanda atau bukti kekerasan pada tubuh korban. Diduga kuat korban memang sengaja melancarkan aksinya itu. Namun, terkait motifnya saat ini petugas masih melalukan pendalaman. Saat ini jenazah telah ditindaklanjuti pihak keluarga, sekaligus telah membuat pernyataan keberatan untuk dilakukan autopsi,” tandasnya.

Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri. Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah psikologi maupun kejiwaan, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke ahli di rumah sakit terdekat.(den/rex/aim)

- Advertisement -
spot_img
spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img