spot_img
Friday, July 4, 2025
spot_img

Seni Tanpa Batas di Mason Art Gallery

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Kolaborasi Penyandang Disabilitas dan Seniman

MALANG POSCO MEDIA – Seni memang tak punya batasan. Apalagi di Kota Malang. Di Mason Art Gallery, Minggu (13/10) kemarin, penyandang disabiltas dan seniman berkolabosari.

Mereka menghasilkan karya yang indah untuk dinikmati. Ini diharapkan menjadi momen baik bagi ruang kreasi seni di Kota Malang.

Dalam Closing Exhibition “Ananda Jana Maya Khosa, Kebahagiaan Tertinggi Manusia” empat orang anak penyandang disabilitas diajak berkolaborasi bersama seniman-seniman di Mason Art Gallery.

Siti Nur Azizah, Kholida As Syifa, Faiz dan Arham memiliki keterbatasannya masing-masing. Tapi kemarin mereka tidak ragu dan tampi percaya diri. Itu saat seniman fotografi  menangkap momen dan mengabadikan penampilan keempat penyandang disabilitas ini dalam sesi On The Spot Models.

Tidak itu saja, giliran seniman perupa yang mengambil momen, mereka mencoba menggambar keempatya dalam sesi Skectching atau lukis model. Hasilnya membuat keempat anak penyandang disabilitas yang tergabung dalam Yayasan Pejuang Mimpi ini tersenyum sumringah.

Ini menjadi karya baik dalam seni. Ketika semua orang,  siapapun dia, apapun latar belakangnya mendapat ruang berkreasi dalam wujud seni. Inilah yang ingin dihidupkan di Mason Art Gallery. Seperti yang disampaikan Founder Mason Art Gallery Agung H Bhuana kepada Malang Posco Media kemarin.

“Ya kami memang baru saja buka belum lama. Sebanyak-banyaknya ingin memberikan ruang kreasi seni di sini. Untuk exhibition ini kami mulai sejak 28 September lalu seharusnya sampai tanggal 10 Oktober kemarin tapi antuasiasme pengunjung yang datang lumayan kami perpanjang sampai hari ini,”  jelas Agung kemarin.

Dikatakannya dalam closing exhibition kemarin, dihadirkan tujuh model untuk melakukan sesi foto dan skectching. Empat dari antara tujuh model ini memang penyandang disabilitas. Menurut Agung, ia ingin memberi kesempatan lebih banyak bagi berbagai komunitas masyarakat di Kota Malang untuk berkolabosari dengan seni.

Selain itu pengunjung yang datang juga diberikan kesempatan melihat karya-karya lukis dari seniman-seniman lukis yang datang dari Bali.

“Ada 24 karya lukisan yang kami tampilkan dalam pameran ini, karya dari seniman Bali dari I Wayan Setem dan Anis Raharjo. Dan teman-teman dari ISI (Institut Seni Indonesia) Denpasar. Kami ajak kolab dan tampilkan di sini,” jelas Agung.

Lukisan-lukisan yang menghiasi dinding-dinding Mason Art Gallery dipenuhi dengan lukisan dengan tema pluralism, toleransi, relijiusitas dan penciptaan manusia.

Ini terlihat dari salah satu karya Anis Raharjo yang berjudul “Toleransi Tanpa Batas” sebuah lukisan abstrak yang didominasi warna merah dan putih dengan latar dan siluet burung merpati dan gerombolan manusia dengan karakter yang berbeda-beda. Lukisan dengan ukutan 130×130 cm ini bisa dinikmati pengunjung.

Karya dari I Wayan Setem beda lagi. Salah satunya berjudul “Menuju Samudera Keabadian” dilukis pada kanvas 160x140x 4 cm ini menggambarkan dewa-dewi dalam keheningan samudera. Dengan dominasi warna biru samudera.

Agung melanjutkan Mason Art Gallery yang baru diresmikan Bulan Agustus 2024 lalu akan tetap memberikan ruang atau aktivitas seni yang lain.

Di November ini akan diadakan pula pameran karya dari anak-anak untuk memperingati Hari Anak dan di Bulan Desember untuk memperingati Hari Ibu juga akan ada pameran menampilkan karya-karya seni dari perempuan-perempuan.

“Kami optimis ini bisa berkembang menjadi ruang alternatif seni yang baru di Kota Malang. Letaknya juga strategis berada di jalur wisata. Di kelilingi Kampung Warna-Warni Jodipan dan Kampung Biru Arema. Kedepannya kami ingin menjadikan ini sebagai pusat seni warga kampung Kota Malang,” pungkas pria yang juga ASN Pemkot Malang ini. 

Sementara itu salah satu seniman Malang yang turut berpartisipasi di Mason Art Gallery, M Yunus Hariman menyampaikan dirinya sangat mengapresiasi adanya Mason Art Gallery. Sebagai ruang alternatif seni yang baru di Kota Malang. Mudah diakses dan mewakili apa yang diinginkan seniman-seniman di Kota Malang. Pria yang akrab disapa Boyan ini mengaku ruang seni akan semakin tumbuh di Kota Malang.

“Sudah banyak memang ruang-ruang seni diberikan di sini. Tapi di sini lebih representatif buat kami seniman-seniman di Malang menurut saya. Di sini selain bisa kumpul, diskusi juga bisa kolaborasi. Ini sangat positif bagi kami,” papar seniman lukis asal Sawoajar itu. (ica/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img