spot_img
Wednesday, October 16, 2024
spot_img

Ribuan Anak Terserang Gondongan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

September Tercatat 2.001 Kasus di Kabupaten Malang

MALANG POSCO MEDIA – Warga Malang Raya  diimbau waspada penyakit Gondongan. Sebab penyakit yang rentan menyerang anak-anak ini sempat mengkhawatirkan. Di bulan September lalu tercatat Lebih dari 2.000 anak terserang penyakit tersebut.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang mencatat September lalu tercatat 2.001 kasus Gondongan. Sedangkan data Oktober ini masih menunggu laporan resmi.

- Advertisement -

Gondongan merupakan pembengkakan kelenjar parotis yang disebabkan infeksi virus paramyxovirus.

Plt Kadinkes Kabupaten Malang, dr  Nur Syamsu Dhuha memaparkan kelenjar parotis merupakan kelenjar terbesar dari tiga kelenjar ludah utama. Penyakit ini ditandai dengan pembengkakan pada area wajah, tepatnya pada area di bawah telinga. 

“Karena disebabkan oleh infeksi virus paramyxovirus, penyakit gondongan dapat menular. Proses penularannya pun sama dengan penularan flu, yaitu melalui percikan air liur atau ludah, batuk, dan bersin,” paparnya, Minggu (13/10) kemarin.

Penyakit Gondongan rentan pada anak usia dua sampai 14 tahun. Ditegaskan dokter Nur penyebab utama adalah infeksi virus yang bernama Paramyxovirus. Virus ini sangat menular dan dapat menyebar melalui percikan air liur penderitanya saat bersin, batuk, berbicara, maupun bernapas.

“Anak yang mengidap penyakit ini dapat menyebarkan virusnya ke orang lain dalam kurun waktu satu sampai tujuh hari sebelum gejala muncul,” jelasnya.

Kendati demikian tetap ada risiko menular dalam kurun waktu lima sampai sembilan hari setelahnya. Dijelaskan pula untuk melakukan pencegahan penyakit Gondongan ini dapat dengan cara, rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Serta tidak berbagi peralatan mandi atau makan dengan penderita.

Lebih lanjut, Nur menyampaikan upaya Dinkes Kabupaten Malang untuk mencegah penyakit gondongan dengan sosialisasi dan edukasi tentang parotitis atau Gondongan di sekolah, melakukan surveilans aktif di sekolah melalui jejaring UKS.

“Selain itu membatasi interaksi atau meliburkan siswa, pendidik dan tenaga kependidikan yang dinyatakan sakit gondongan di sekolah sekurang-kurang dalam  tujuh hari sejak munculnya gejala sakit,” urainya.

Ia  menyampaikan menggunakan masker bagi warga sekolah yang ditemukan Gondongan sampai dengan tujuh hari setelah kasus terakhir sembuh.

“Melakukan cuci tangan setelah bersentuhan dan berada pada lingkungan berisiko sebelum melakukan aktivitas lain. Dan menjaga jarak interaksi dengan siswa, pendidik, dan tenaga kependidikan yang sakit,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Malang Meifta Eti Winindar, SST, MM berharap pada bulan Oktober ini tidak ada peningkatan dari kasus tersebut seperti pada bulan kemarin sejumlah 340 kasus. Sedangkan data bulan ini masih menunggu data yang diperoleh dari seluruh puskesmas yang ada di Kota Malang.

Ia menginformasikan dan mengajak seluruh masyarakat Kota Malang untuk selalu menjaga kebersihan dengan cara cuci tangan pakai sabun, segera membawa ke fasilitas pelayanan kesehatan jika ditemukan gejala, menjaga perilaku hidup bersih dan sehat, meningkatkan imunitas dan istirahat cukup.

“Kami terus mensosialisasikan ini kepada seluruh masyarakat di Kota Malang. Dan kami terus   memastikan semua fasilitas pelayanan kesehatan memberikan pelayanan sesuai tatalaksana kasus,” katanya.

Hingga saat ini, belum ada izin resmi dari pihak sekolah di Kota Malang terkait penanganan atau langkah pencegahan terhadap penyebaran penyakit Gondongan di lingkungan pendidikan. Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Muflikh Adhim, SE, MM mengatakan  Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang siap mengeluarkan izin dan panduan terkait tindakan pencegahan lebih lanjut begitu pihak sekolah mengajukan permintaan resmi. Selain itu, hingga saat ini belum ada permintaan resmi dari pihak sekolah kepada dinas terkait untuk mengambil tindakan atau memberikan edukasi kesehatan.

“Sejauh ini, kami belum menerima laporan resmi atau permohonan dari pihak sekolah terkait penanganan penyakit Gondongan. Namun, kami sudah melakukan pemantauan dan siap bekerja sama jika ada permintaan,” ujarnya.

Selain itu, Muflikh juga mengingatkan bahwa koordinasi antara sekolah, orang tua, dan Dinas Kesehatan sangat penting untuk mengatasi situasi ini dengan cepat dan efektif. Ia berharap, sekolah-sekolah tidak menunda untuk memberikan informasi kepada dinas terkait jika terdapat kasus penyakit yang berpotensi menyebar seperti gondongan.

Sementara itu, orang tua diimbau untuk segera memeriksakan anak-anak mereka ke fasilitas kesehatan jika mendapati gejala Gondongan.

“Kerja sama seluruh pihak sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan siswa dan mencegah penyebaran penyakit di lingkungan sekolah,” kata  Muflikh Adhim.

Penyakit Gondongan juga mewabah di Kota Batu. Meskipun belum bisa menyebutkan secara pasti, namun Dinas Kesehatan Kota Batu telah mengkonfirmasi adanya penyakit tersebut.

Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Penanganan Bencana, Dinas Kesehatan Kota Batu dr  Susana Indahwati, mengungkapkan  penyakit Gondongan tersebut banyak menyerang anak-anak khususnya di usia sekolah.

“Kasusnya memang sudah ditemukan, namun juga tidak banyak. Paling banyak menyerang kalangan anak sekolah. Penyebab terjadinya Gondongan ini karena virus dan ini sangat mudah menular,” ungkapnya. Meskipun sudah ditemukan kasus ini, namun menurut dia jumlahnya masih dalam ambang batas wajar. Sehingga belum mengeluarkan kebijakan terkait dengan libur sekolah.  Namun ia juga mengungkapkan bahwa tidak menutup kemungkinan juga penyebaran semakin parah, bisa saja hal itu terjadi. (den/hud/adm/van)

- Advertisement -
spot_img
spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img