spot_img
Thursday, October 17, 2024
spot_img

Wujudkan Kota Wisata Ramah Pejalan Kaki

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Pedestrian Humanis dan Estetik

MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Pemkot Batu melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) terus bergerak untuk mewujudkan dan menciptakan ruang pejalan kaki yang lengkap, aman, nyaman dan humanis. Dalam mewujudkan hal tersebut, DPUPR Kota Batu mempercantik wajah kota dengan menyulap sembilan titik pedestrian.

Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai mengatakan pembangunan pedestrian di pusat kota menjadi salah satu program prioritas di sektor infrastuktur di tahun 2024. Sehingga dalam APBD 2024, pembangunan pedestarian wajib diselesaikan.

- Advertisement -

“Pedestrian mempunyai peran yang vital dalam keindahan Kota Batu sebagai kota wisata. Tentunya ini akan membawa dampak yang positif karena ruang untuk berjalan kaki, baik warga dan wisatawan akan lebih luas dan lebih cantik dengan penataan ulang,” ujar Aries kepada Malang Posco Media.

Lebih lanjut, pembangunan fasilitas publik seperti pedestrian tidak boleh diabaikan oleh Pemkot Batu. Sehingga dengan adanya pembangunan pedestrian di Jalan protokol dan pusat kota diharapkan menjadikan Kota Batu yang humanis terhadap pejalan kaki.

“Kami juga berharap pembangunan pedestrian ini selesai tepat waktu sebagai kado HUT ke 23 Kota Batu. Sehingga program prioritas berupa pedestrian ramah bagi pejalan kaki menjadi hadiah bagi bagi masyarakat Kota Batu,” harapnya.

Sementara itu Kepala DPUPR Kota Batu Alfi Nurhidayat menyampaikan bahwa ada sembilan pembangunan pedestrian humanis. Di antaranya ruas Jalan Panglima Sudirman, Ruas Jalan Diponegoro, Jalan Pattimura, Ruas Jalan Hasan Halim, Jalan Sultan Agung, Jalan Dewi Sartika, Jalan Bromo, Jalan Semeru dan ruas Jalan WR Supratman.

“Saat ini untuk pengerjaan pedestrian sudah berjalan rata-rata 87 persen. Dengan pengerjaan pembangunan tidak hanya pedestrian. Namun juga pembangunan drainase dan overlay hotmix atau pengaspalan,” beber Ketua PII Kota Batu ini. 

Alfi menerangkan bahwa pembangunan pedestrian tersebut tidak hanya merubah tampang wajah kota. Tapi juga daya tampung pedestarian dengan awal lebar 1,5 meter menjadi 2,5 meter. “Salain itu kami juga lakukan peningkatan kapasitas drainase yang awalnya memiliki lebar dan tinggi rata 50 cm menjadi 1 meter. Bahkan di beberapa titik seperti Jalan Semeru dari lebar 1 meter saluran drainase dijadikan 3 meter,” ungkapnya.

Program prioritas yang mulai dikerjakan pertengahan Juni dan ditargetkan selesai 1 November ini menggunakan material stamped concrete. Yakni pedestrian dengan permukaan beton yang mendapatkan penambahan desain, tekstur, dan warna supaya terlihat seperti batu alam, kayu, fosil dan batu bata.

Tidak hanya itu, dalam pembangunan pedestrian, drainase dan pengaspalan yang menghabiskan anggaran sekitar Rp 14 miliar pihaknya juga melakukan penataan ulang pohon yang mengganggu pengguna jalan. Nantinya pohon yang ditebang akan diganti baru agar lebih tertata.

Diungkap Alfi, pembangunan pedestrian memiliki banyak dampak positif bagi kota wisata. Di antaranya meningkatkan kualitas lingkungan karena akan semakin banyak wisatawan yang berjalan kaki. Kemudian akan dilakukan penghijauan karena pedestrian nantinya dilengkapi tanaman hias. Sehingga dapat meningkatkan keindahan kota dan memberikan suasana yang lebih segar serta nyaman.

“Yang pasti meningkatkan kenyamanan dan keamanan pejalan kaki. Juga ditambahkan fasilitas yang lengkap seperti tempat duduk, lampu penerangan dan rambu-rambu lalu lintas yang jelas sehingga lebih nyaman digunakan,” urainya.

Bahkan aksesibilitas pedestrian dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan disabilitas. Seperti penyediaan jalur khusus untuk kursi roda dan membuat kota menjadi lebih inklusif. “Ini juga upaya Pemkot Batu untuk memperkuat citra Kota Batu sebagai kota wisata yang humanis atau ramah pejalan kaki. Serta kami berharap pedestrian juga dapat menjadi salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di Kota Batu,” paparnya.

Selain pedestrian, Kementerian PUPR juga akan menangani perbaikan dua jalan milik provinsi yang berada di Kota Batu mulai Oktober ini. Hal itu ditegaskan oleh Kepala DPUPR Kota Batu Alfi Nurhidayat. 

“Mulai bulan ini akan dua pekerjaan besar yang dilaksanakan oleh Kemen PUPR di Kota Batu. Yakni penanganan Jalan Ir. Soekarno dan Pattimura sepanjang 4,00 km serta Jalan Sultan Agung sepanjang 0,94 km,” ujar Alfi.

Penanganan jalur utama menuju Kota Wisata Batu tersebut berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2023 tentang Percepatan Peningkatan Konektivitas Jalan Daerah. Dan eksekusi pengerjaannya telah dilaksanakan Penandatanganan Surat Perjanjian/Kontrak Konstruksi Pekerjaan Paket Preservasi Jalan Ir. Soekarno Cs dan Sultan Agung Nomor HK 0203-Bb8.9.6/7005 tanggal 7 Oktober 2024.

“Sesuai kontrak, untuk waktu pelaksanaan pekerjaan akan berlangsung selama 85 hari. Dengan kalender terhitung mulai tanggal 8 Oktober 2024 sampai dengan 31 Desember 2024,” bebernya.

“Tujuan pelaksanaan Inpres Jalan Daerah (IJD) utamanya untuk peningkatan konektivitas dan meningkatkan kemantapan jalan daerah guna memperlancar arus logistik serta akses ke pusat-pusat produksi,” ungkapnya. Dalam rangka percepatan peningkatan konektivitas jalan daerah, diharapkan memberikan manfaat maksimal dalam mendorong perekonomian nasional maupun daerah. “Berbicara Kota Wisata Batu tentu kita Pemkot Batu melalui DPUPR berkomitmen terus memberikan dukungan infrastruktur yang mantab untuk menunjang pergerakan masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu. Harapan kita bersama dengan jalan baik maka produktivitas akan naik, perekonomian warga meningkat dan masyarakat semakin sejahtera,” pungkasnya. (adv/eri/lim)

- Advertisement -
spot_img
spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img