spot_img
Saturday, October 19, 2024
spot_img

Pasar Kawulo Singhasari Gelar Wayang Kulit Lakon Parikesit Lahir

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Gaguk: Saya Ingin Tetap Lestarikan Budaya Jawa, Wayang Kulit

Malang Posco Media – Riuhnya industri animasi dan teknologi, akhir-akhir ini, tidak membuat Gaguk Priyanto berkecil hati. Pendiri sekaligus pemilik Pasar Kawulo Singhasari di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singosari ini justru terus berupaya keras melestarikan kesenian Jawa, khususnya wayang kulit.

Mengambil lokasi di Pasar Kawulo Singhasari, Sabtu (19/10) malam, Gaguk Priyanto akan menggelar Wayang Kulit Semalam Suntuk. Mengambil lakon Parikesit Lahir, Gaguk akan mendatangkan dalang Ki Niko Anom Carito dari Singosari.

- Advertisement -

‘’Selain mempertahankan kesenian jawa, gelaran wayang kulit nanti malam sekaligus sebagai wujud nadhar saya. Setahun lalu, kalau cucu pertama laki-laki maka saya akan menggelar wayang kulit,’’ ungkap Gaguk kepada Malang Posco Media (MPM), Sabtu siang.

BUDAYA JAWA: Ki Niko Anom Carito siap menggeber wayang kulit semalam suntuk di Pasar Kawulo Singhasari, nanti malam. (MPM-DOK)

Secara panjang lebar, alumnus Universitas Sebelas Maret Surakarta ini, lantas menceritakan soal kelahiran cucu pertama dari anak pertamanya bernama, Faried Priyono. Dan ketika benar-benar lahir laki-laki maka cucunya diberi nama Hadinata Alfan Priyono. Atau lebih disayang dengan panggilan Gesit.

‘’Dan wayang kulit lakon Parikesit Lahir nanti malam, diilhami dari kelahiran cucu pertama saya ini,’’ tukas Gaguk dengan menyebutkan, pagelaran akan diramaikan hadirnya Sinden Mbakyu Supiah, Karawitan Pasar Kawulo Singhasari dan Tari Remo.

Sementara itu dihubungi terpisah Ki Niko Anom Carito menyebutkan, intisari lakon Lahirnya Parikesit adalah inti terakhir perang Bharata Yudha. Setelah Suyudana gugur Aswatama ingin membalaskan atas gugurnya Durno dan Suyudana kepada Werkudara. Agar lebih kuat Aswatama kemudian bersatu bersama Kartamarma.

Dan Aswatama supaya mencari anak dari Abimanyu yang merupakan putra mahkota para Pandawa yang nantinya adalah sebagai raja Hastina. Namun usaha itu gagal. Karena saat itu Parikesit tidur di samping pusaka Pasopati. Pusaka kakeknya yaitu Arjuna.

Secara tidak sengaja, Parikesit kecil menangis dan kakinya mancal (menyenggol) pusaka Pasopati. Akibat senggolan itu Pusaka Pasopati terbang dan secara tidak sengaja mengenai dada Aswatama berakibat matinya Aswatama.

Saat itu, juga Kartamarma akhirnya gugur setelah perang melawan Werkudara. Sejak itu maka Pandawa beserta Parikesit boyongan ke Hastina Pura. ‘’Intinya, kebathilan (perbuatan tidak baik) akan selalu kalah dengan kebaikan,’’ pungkas Ki Niko. (has)

- Advertisement -
spot_img
spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img