MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Debat ‘panas’ siswa SMPK Kolese Santo Yusup 2 Malang berlangsung di lapangan olahraga, Senin (21/19) kemarin. Masing-masing kelompok dari yang pro dan kontra menyampaikan argumentasinya. Tegas, tajam dan ilmiah. Memperkuat argumentasi sendiri dan melemahkan yang lain.
Seperti itulah jalannya debat tersebut. Dari awal hingga sesi akhir. Dipandu oleh dua host dan tiga orang juri sebagai dewan penilai. Ratusan siswa yang menonton dari sisi lapangan juga tak berhenti memberikan dukungan pada timnya.
“Lomba debat dimulai dari babak kualifikasi. Per jenjang kelas. Mulai kelas 7, 8 dan 9. Lalu dari masing-masing jenjang akan dua tim sebagai finalis,” ucap Ketua Panitia, Eugenia Sachi Setiawan kepada Malang Posco Media.
Lomba debat ini dalam rangka memperingati Bulan Bahasa untuk menambah dan memperluas wawasan siswa. Melatih kepercayaan diri mereka serta terampil menyusun dialog bahasa Indonesia.
Materinya berkaitan dengan isu sosial, pendidikan dan lain-lain. Tim panitia yang menentukan topik pembahasannya. “Dari lomba ini kami belajar mencermati materi, belajar fokus dalam tekanan dan melatih kemampuan kami dalam public speaking,” terang Eugenia.
Selain lomba debat, dalam rangka Bulan Bahasa SMPK Kolese Santo Yusup 2 Malang, juga menggelar lomba Word Scramble, Family 101, Xie shi, Nembang Bahasa Jawa, Sesorah Bahasa Jawa dan Drama Historical. Semua lombanya menarik. Diikuti seluruh siswa mulai kelas 7, 8 dan 9.
Ada lomba Nembang Jawa yang juga menarik ditonton. Dua siswa tampil percaya diri saat menyanyikan lagu-lagu jawa. Sebuah apresiasi yang begitu besar dari SMPK Santo Yusup 2 yang siswanya begitu heterogen.
“Bahasa Jawa semakin lama semakin dilupakan generasi muda. Maka dengan lomba ini kami ingin melestarikan melalui lagu-lagu. Kami pun berlatih cara menyanyikannya,” terang Eugenia.
Selain itu, ada lomba Xie Shi. Yaitu lomba Menulis Indah dengan bahasa Mandarin. Semacam kaligrafi. Hanya dengan huruf dan aksara mandarin. Lomba ini dilaksanakan di dalam kelas.
Sedangkan lomba drama digelar di aula SMPK Santo Yusup 2. Lomba ini pun banyak penontonnya. Menyajikan cerita legenda rakyat Nusantara. Meskipun tidak banyak persiapan untuk latihan, namun siswa mampu menampilkan perannya dengan apik.
Jadeviera Kurnianto, salah satu peserta lomba drama dari Kelas 9. Dia merasa senang dapat tampil bersama teman-temannya. Tema yang ditampilkan adalah cerita tentang asal mula Danau Batur di Bali.
Jadeviera dan kelompoknya menceritakan melalui peran masing-masing. Cerita diawali dengan sepasang suami istri yang lama tidak mempunyai keturunan. Lalu akhirnya memiliki anak yang bersama Kebo Iwa. Sayangnya si anak mempunyai nafsu makan yang tak biasa. Pada akhirnya menyusahkan orang tua dan penduduk desa.
Hingga pada suatu saat dia terkubur di sebuah sumur yang akhirnya air sumur itu tumpah ruah sampai membentuk danau. “Pelajaran yang bisa kita ambil adalah bahwa kita tidak boleh rakus. Harus saling pengertian satu sama lain, saling menghormati dan menghargai,” terang Jadeviera kepada Malang Posco Media. (hud/adv/aim)