.
Friday, November 22, 2024

Pengabdian Internasional Tim Dosen UB; Kenalkan Teknologi Pemanfaatan Limbah Makanan di Taman Dato’ Harun Malaysia

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Permasalahan limbah makanan yang kian hari semakin menggunung telah menjadi tantangan serius bagi banyak negara, termasuk Indonesia dan Malaysia. Limbah makanan yang tidak dikelola dengan baik tidak hanya mencemari lingkungan tetapi juga menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat. Melihat masalah ini, tim dosen dari Universitas Brawijaya yang diketuai oleh Prof. Sri Suhartini, STP,M.Env.Mgt,Ph.D (Fakultas Teknologi Pertanian/FTP-UB) berkolaborasi dengan Universiti Putra Malaysia (UPM), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Organisation for Women in the Developing World (OWSD) Indonesian National Chapter, mengambil langkah inovatif melalui program Edukasi dan Introduksi Teknologi Pemanfaatan Limbah Makanan Berbasis Budidaya Maggot BSF dan Pengomposan. Program ini merupakan Program Doktor Mengabdi Pengembangan Kemitraan (DM PK) Internasional melalui pendanaan dari Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) UB yang bertujuan untuk mengimplementasikan inovasi dosen untuk peningkatan kesehatan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Pada program ini, UPM bertindak sebagai host university yang melibatkan lima mahasiswa dari Program Studi Sarjana Teknologi Industri Pertanian (Dhea Aura Bening Shafira, Evinda Damayanti, Syafira Aprili Dwi Pramilia, Rangga Marda Utama, dan Sheren Lodicell) dan empat mahasiswa dari Program Studi Magister TIP dan Keteknikan Pertanian (Riris Waladatun Nafi’ah., ST., Wafa Nida Faiza Azra, S.T., Andhika Putra Agus Pratama, ST., dan Rizki Putra Samudra, ST), serta 10 mahasiswa dari Department of Mechanical Engineering (Faculty of Engineering, UPM). Seorang asisten pendamping yaitu Novita Ainur Rohman, ST.,MT. juga ikut terlibat.

Keterlibatan mahasiswa tersebut tentunya akan memberikan platform bagi mereka untuk mampu beradaptasi dan memberikan alternatif perbaikan yang solutif pada permasalahan yang dihadapi di masyarakat lokal. Program ini dilaksanakan mulai bulan Agustus hingga November 2024, di Malaysia dan Indonesia, dengan platform offline and online activities. Diharapkan adanya kegiatan ini dapat mendukung ketercapaian sustainable development goals (SDGs), utamanya SDG 6 (Air bersih dan sanitasi layak), SDG 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan), SDG 12 (Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab), dan SDG 13 (Penanganan perubahan iklim).

Pada tanggal 17 Agustus 2024, program ini menyasar masyarakat di Masjid Jumhuriah, Taman Dato’ Harun, Petaling, Malaysia, dengan tujuan memperkenalkan teknologi pemanfaatan limbah makanan menggunakan larva Black Soldier Fly (BSF) atau maggot, yang terbukti efektif dalam mengkonversi limbah menjadi maggot dan kasgot yang bermanfaat. Inisiatif ini dipimpin oleh Prof. Sri Suhartini (UB) dan Dr Khairil Anas (UPM), bersama timnya, bertekad untuk memberikan solusi nyata terhadap masalah limbah makanan di lingkungan tersebut.

Pada kegiatan ini, terdapat beberapa aktivitas edukasi dan praktek yang dilakukan, meliputi: Edukasi dan hand’s on penggunaan tanah dan cara penanaman oleh Ibu Gabryna Auliya Nugroho, SP., M.Sc., M.P (FP, UB), HydroHaven: memahami hidroponik dengan lebih dekat oleh Dr Mahirah dan Dr Khairil Anas (UPM), Edukasi terkait penggunaan mesin komposter oleh Iby Dr. Eng. Ir. Christina Wahyu Kartikowati, ST., MT (FT, UB) dan Ibu Ika Atsari Dewi, STP., MP (FTP, UB), Edukasi terkait teknologi budidaya BSF oleh Ibu Prof. Sri Suhartini (FTP, UB).

Adanya kombinasi keahlian dari berbagai fakultas dan universitas ini memberikan pendekatan komprehensif terhadap pemanfaatan limbah makanan berbasis teknologi pengomposan dan budidaya maggot BSF. Selain itu, kerjasama antara UB dan UPM ini merupakan salah satu contoh nyata kolaborasi lintas negara dalam mencari solusi atas permasalahan global.

Tim pengabdian ini tidak hanya melibatkan akademisi dari kedua universitas, tetapi juga mahasiswa yang terjun langsung ke lapangan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat lokal. Mahasiswa dari UB dan UPM juga terlibat aktif dalam memberikan pendampingan kepada warga. Mereka membantu masyarakat dalam membangun kesadaran tentang pentingnya pengelolaan limbah organik dan memberi pelatihan langsung tentang cara budidaya maggot BSF, hingga cara pemanfaatan kompos yang dihasilkan.

Di sisi lain, teknologi pengomposan dan budidaya maggot BSF menawarkan solusi unik dan berkelanjutan dalam mengelola limbah makanan. Maggot BSF dikenal sangat efisien dalam menguraikan bahan organik. Dalam prosesnya, maggot dapat mengkonsumsi limbah makanan dengan cepat, sehingga menghasilkan pupuk organik yang kaya nutrisi. Selain itu, maggot BSF sendiri memiliki nilai ekonomi, karena dapat digunakan sebagai pakan ternak yang tinggi protein.

Program ini tidak hanya fokus pada introduksi teknologi, tetapi juga mengedepankan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan melalui pemanfaatan limbah makanan. Salah satu tujuan utama program ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa limbah makanan dapat diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat, alih-alih menjadi limbah yang mencemari.

“Harapannya, Universitas Brawijaya bisa terus mengembangkan program ini dan menjadikannya pemantik kolaborasi yang lebih luas di lingkungan kampus dan antar fakultas. Dengan keterlibatan berbagai disiplin ilmu, kita bisa menyinergikan pengetahuan dan teknologi untuk memberikan solusi yang lebih komprehensif bagi masyarakat,” ujar Dr. Christina, salah satu dosen UB yang terlibat dalam program ini.

“Adanya program ini dapat menjadi langkah awal pemicu jaringan kerjasama yang lebih besar di kalangan akademisi, pemerintah, dan masyarakat,” sebut Ika Atsari Dewi, tim dosen UB. “Implementasi hasil inovasi dosen UB ini menjadi salah satu kontribusi UB kepada masyarakat sekaligus bukti ketercapaian IKU institusi,” lanjut Gabryna, tim dosen UB.

Dr. Mahirah dari UPM juga berharap, dengan adanya program ini, UPM dan UB dapat semakin memperkuat perannya sebagai perguruan tinggi yang berkomitmen dalam pembangunan berkelanjutan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Demikian juga Dr Khairil Anas dari UPM menyebut bahwa program pengabdian masyarakat kolaborasi internasional ini merupakan contoh bagaimana sinergi lintas univesitas dapat menghasilkan solusi yang berkelanjutan untuk menangani permasalahan lingkungan.

Sentimen positif juga disampaikan oleh Pengelola Masjid Jumhuriah (H. Muhd Arsyad bin Sabi) yang menunjukkan bahwa program ini telah mencapai tujuannya, yakni memberikan pengetahuan dan keterampilan baru kepada masyarakat. Tidak hanya itu, program ini juga berhasil meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya menjaga lingkungan dengan cara yang praktis dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu bukti keberhasilan program ini adalah antusiasme dan respon positif dari warga Taman Dato’ Harun yang sangat tinggi. Mereka dengan cepat merespons positif inovasi yang ditawarkan oleh tim pengabdian UB dan UPM. Salah satu warga, Salimah, menyatakan rasa syukurnya atas kesempatan mendapatkan ilmu baru yang sangat bermanfaat.

“Saya sangat bersyukur dengan rahmat Allah karena mendapatkan ilmu yang tak ternilai dan berharga untuk kita jaga dunia dan lingkungan kita. Saya jadi semangat membuat pupuk sendiri dan mengolah limbah makanan dengan cara menguraikannya menggunakan maggot, meskipun awalnya ini terasa unik bagi kami,” ungkap Salimah dengan penuh semangat.

Kegiatan monitoring dan evaluasi juga telah dilakukan secara offline pada akhir Agustus 2024 dan online mulai bulan September hingga Oktober 2024. Hasil monev menunjukkan bahwa perwakilan masyarakat di Taman Dato’ Harun masih melanjutkan kedua teknologi yang diintroduksikan tersebut. Terbukti, teknologi budidaya maggot tersebut masih diterapkan, namun hasilnya belum optimal. Kedepannya, pendampingan secara berkelanjutan menjadi aspek penting yang harus dilakukan oleh tim pengabdian.

Melalui pengolahan limbah yang efisien dan ramah lingkungan, masyarakat tidak hanya dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih, tetapi juga mendapatkan manfaat ekonomi dari hasil pengolahan sampah tersebut. Program ini dapat menginspirasi lebih banyak desa dan komunitas untuk mengikuti jejak Taman Dato’ Harun dalam mewujudkan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan.

“Besar harapan program pengelolaan limbah makanan berbasis teknologi pengomposan dan budidaya maggot BSF ini dapat terus berkembang dan menjadi model yang bisa diikuti oleh daerah lain. Harapan besar dari tim DM UB adalah bahwa teknologi ini dapat menjadi solusi yang berkelanjutan bagi masalah limbah makanan di banyak komunitas,” terang Prof. Sri Suhartini.

Program Doktor Mengabdi Pengembangan Kemitraan Internasional antara UB dan UPM ini tidak hanya sekadar mengatasi masalah limbah makanan, tetapi juga membuka jalan bagi terciptanya solusi berkelanjutan yang dapat direplikasi di berbagai wilayah di masa depan. Sebagai penutup, program ini menunjukkan bagaimana kolaborasi antarnegara dan lintas disiplin ilmu dapat menghasilkan solusi inovatif bagi permasalahan global. Dengan semangat kerja sama yang kuat, UB dan UPM telah memberikan kontribusi nyata dalam upaya melindungi lingkungan dan memperkuat ekonomi lokal melalui teknologi ramah lingkungan berbasis pengomposan dan budidaya maggot BSF. (adv/bua)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img