MALANG POSCO MEDIA, MALANG– Kepala SMK Negeri 12 Malang, Drs. Suryanto, M.Pd tak berhenti melakukan terobosan. Terbaru, Suryanto membuat program Penulisan Best Practice. Wajib untuk semua guru, tak terkecuali. Program ini sudah dimulai sejak awal semester tahun ajaran 2024-2025.
Suryanto menyampaikan gagasan tersebut disampaikan pada guru sejak Semester Genap 2023-2024. Pada saat itu sudah ada tiga guru yang presentasi hasil best practice mereka. Lalu program itu mulai diwajibkan pada semester ini. “Program ini dalam upaya untuk peningkatan kompetensi guru. Dalam wujud best practice atau praktik baik mereka,” kataya, saat ditemui Malang Posco Media.
Dalam pembuatan best practice, guru memilih salah satu cara mengajar terbaiknya. Mengangkat satu materi yang paling dikuasai. Lalu dibuatkan best practice. Langkah pertama, guru menentukan judul. Diisi melalui google form. Setelah disetujui dilanjutkan melakukan penulisan. Presentasi dilaksanakan saat pertemuan guru atau dalam kesempatan rapat.
Suryanto merasa senang karena program tersebut disambut baik oleh guru. Ditengah kesibukan mereka menjalankan tugas mengajar, masih bisa meluangkan waktu untuk membuat best practice. “Alhamdulillah, sudah ada yang maju untuk presentasi. Tiga pertama yang presentasi kami beri reward,” katanya.
Suryanto menargetkan dalam satu tahun ajaran satu guru menghasil satu best practice. Maka guru dibuatkan jadwal untuk presentasi. Agar ada kesungguhan. Setiap satu Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sekolah (MGMPS) minimal satu judul. Bila ada lima guru dalam satu MGMPS maka semuanya harus maju untuk presentasi. Ada yang presenter ada yang audience. Sehingga dalam satu semester minimal ada 20 karya guru. “Kedepannya satu guru satu best practice. Karena setiap guru memilki cara dan pengalaman mengajar yang berbeda,” terangnya.
Dalam penulisan best practice, diawali dengan latar belakang, masalah yang ditemukan guru dan strategi yang digunakan. Lalu dilanjutkan dengan aktualisasi di kelas. Diuraikan dalam laporan hasil atau pembahasan dan kesimpulan. Maksimal 20 lembar.
Suryanto menjelaskan dengan mewajibkan guru membuat best practice maka akan menjadi pembiasaan. “Sebenarnya ini sederhana namun terasa berat karena belum terbiasa. Maka dari itu akan menjadi kebiasaan sehingga akan terbiasa. Karena huru yang hebat adalah yang punya karya,” tegasnya.
Dia menambahkan, best practice tersebut dapat menjadi catatan guru yang dapat menjadi referensi untuk pengembangan ide atau gagasan yang lebih baik di waktu yang akan datang. “Selain itu bisa menjadi rekomendasi bagi guru lain untuk dikembangkan dalam bentuk metode yang lain,” pungkasnya. (imm/udi)