MALANG POSCO MEDIA, MALANG– Dalam upaya meningkatkan kualitas lingkungan dan kesejahteraan masyarakat, STIE Indocakti Malang kembali menunjukkan kepeduliannya melalui program Pengabdian Masyarakat (Pengmas). Kali ini STIE Indocakti sebagai Penerima Pendanaan Program Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat oleh DRTPM ( Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi ) fokus kegiatan Pengmas diarahkan pada Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, dengan tujuan utama mengatasi permasalahan pengelolaan kotoran hewan yang masih menjadi tantangan bagi masyarakat setempat.
Kegiatan Pengmas yang melibatkan tiga dosen berpengalaman, yaitu Nurtjahja Juniarsa, SE, MM , Arnanda Ajisaputra, SE, ME, dan Dr.Ir. Anang Lastriyanto, M.Si serta dua mahasiswa aktif, Helmi Sambora dan Dias Agustin Dwi Jayanti, ini telah berhasil menciptakan solusi inovatif. Tim Pengmas STIE Indocakti telah merancang dan membangun dua unit alat pengolah kotoran hewan dengan kapasitas yang cukup besar, yakni 1 ton per jam. Teknologi tepat guna ini dirancang pemuda desa setempat, sebagai langkah pemberdayaan SDM dalam mengatasi problematika limbah kotoran ternak. Perancang tersebut adalah Heri Purnomo.
“Penggunaan kotoran hewan sebagai pupuk organik memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Namun, tanpa pengelolaan yang tepat, kotoran hewan justru dapat merusak tanaman atau bahkan menjadi sumber pencemaran lingkungan,” ungkap Nurtjahja Juniarsa, salah satu dosen yang terlibat dalam kegiatan Pengmas ini.
Lebih lanjut, Arnanda Ajisaputra menjelaskan bahwa alat pengolah kotoran hewan yang dikembangkan oleh timnya memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
Efisiensi: Alat ini mampu mengolah kotoran hewan dalam jumlah besar dengan waktu yang relatif singkat.
Praktis: Pengoperasian alat ini tergolong mudah dan tidak memerlukan perawatan yang rumit.
Lingkungan: Hasil olahan dari alat ini berupa pupuk organik yang kaya akan nutrisi dan aman bagi lingkungan.
Selain itu harapan kegiatan ini adalah menciptakan ekonomi sirkuler dalam pengelolaan kotoran hewan. Narasi ini akan menggabungkan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial, serta memberikan solusi yang berkelanjutan.
Selama pelaksanaan Pengmas, tim dari STIE Indocakti tidak hanya melakukan instalasi alat, tetapi juga memberikan pelatihan kepada masyarakat desa tentang cara penggunaan dan perawatan alat yang tepat. Harapannya, masyarakat dapat secara mandiri mengelola limbah peternakan mereka dan memanfaatkan hasil olahannya untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
“Kami sangat mengapresiasi inisiatif dari STIE Indocakti Malang. Alat pengolah kotoran hewan ini sangat membantu kami dalam mengatasi permasalahan limbah peternakan yang selama ini menjadi kendala,” ujar Bapak Manfaat, salah seorang peternak di Desa Sanankerto.
Dengan adanya inovasi teknologi yang dihasilkan oleh STIE Indocakti Malang, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Sanankerto. Selain itu, kegiatan Pengmas ini juga menjadi contoh nyata bagaimana perguruan tinggi dapat berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat.(mar)