Oleh : drh. Puguh Wiji Pamungkas, MM
Anggota DPRD Jawa Timur
Presiden Nusantara Gilang Gemilang
Dependency Ratio bangsa kita hari ini berada pada angka yang cukup bagus yakni diangka 36,54% yang artinya ada 36an orang usia non produktif yang hidupnya tergantung pada 100 orang usia produktif. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan waktu-waktu sebelumnya.
Potret ini merupakan sebuah gambaran bahwa hari ini bangsa kita sedang mengalami kecukupan “resources” pembangunan yang bernama “pemuda”. Kenapa pemuda menjadi salah satu narasi bagi resources kemajuan bangsa ?, kita tahu bersama bahwa sepanjang sejarah kehidupan manusia adalah para pemuda yang menjadi motor penggerak perubahannya, mereka adalah satu segmen generasi yang memiliki kemampuan untuk melakukan transformasi sosial.
Pemuda adalah bagian dari anak bangsa yang tak terpisahkan dari sejarah perjuangan dan pengorbanan bangsa. Perjalanan panjang bangsa kita tidak akan mungkin berdiri kokoh tanpa dedikasi, semangat, dan pengorbanan dari para pemuda Indonesia
Data menunjukan bahwa 1 dari 4 penduduk Indonesia hari ini adalah pemuda, jumlahnya 65,82 juta jiwa dengan rentang usia 16-30 tahun. Dari data yang sama juga disebutkan bahwa ada 24,03 persen pemuda yang tinggal di pedesaan dan 23,99 persen nya tinggal di perkotaan, dan 24,32 persen nya adalah laki-laki sedangkan 23,68 persen merupakan perempuan.
Salah satu pesan penting dalam peringatan hari sumpah pemuda ke 96 tahun ini adalah bagiamanakah kita bisa bersama mewujudkan Indonesia emas yang berkemajuan dan berdaya saing dengan cara melahirkan generasi gemilang, yakni generasi “the new you” saat sekarang dan dimasa mendatang.
“The new you” generasi gemilang adalah mereka para pemuda yang memiliki kecakapan dan reputasi mumpuni dalam dirinya sehingga dia tampil menjadi satu segmen generasi yang menunjukan kualitas dan integritas dalam membangun diri, keluarga, masyarakat dan bangsa.
Membangun narasi “the new you” dari para pemuda generasi gemilang adalah perkara kita semua sebagai elemen anak bangsa memahami dengan seksama, bahwa ini adalah kewajiban kita. Masing-masing diantara kita memiliki peran, fungsi dan tanggungjawab yang sama untuk melahirkan dan “menggodok” generasi gemilang ini. Karena jika banyak terlahir generasi gemilang, maka masyarakatpun akan gemilang, bangsa dan negarapun juga akan sampai pada titik kegemilangannya.
Setidaknya ada delapan kerangka dalam melahirkan “the new you” generasi gemilang yang sekaligus menjadi “blue print” bagi ikhtiar untuk melahirkan generasi bermartabat dan berdedikasi baru dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Pertama, menjadikan keluarga sebagai dapur produksi bagi lahirnya generasi gemilang. Kedua, generasi gemilang adalah mereka yang memiliki keberlimpahan finansial. Ketiga, generasi gemilang adalah mereka yang memiliki taraf pendidikan tertinggi. Keempat, generasi gemilang adalah mereka yang memiliki kecakapan dalam membangun sosial network. Kelima, generasi yang gemilang adalah generasi yang fisiknya sehat, tidak stunting dan tidak kerdil.
Keenam, generasi gemilang adalah mereka yang memiliki spiritualitas terbaik, sehingga mereka meski hidup dengan kecanggihan tekhnologi namun mereka memiliki “moral clarity”. Ketujuh, generasi gemilang adalah mereka yang memiliki jiwa kepemimpinan terbaik, yang atas itu hidupnya akan senantiasa berorientasi untuk menghasilkan “legacy” bagi sekitarnya. Kedelapan, generasi gemilang adalah mereka yang menjadi “entrepreneurship” sebagai profesi terbaiknya, orientasinya adalah menciptakan lapangan pekerjaan dan bukan mengemis pekerjaan.
Mewujudkan generasi gemilang adalah sebuah keniscayaan. Portofolio generasi terdahulu yang pernah ada, menjadi bukti bahwa menjadikan bangsa dan negara berdaulat adil dan makmur dengan melahirkan generasi gemilang adalah sebuah fakta nyata yang bisa diwujudkan.