Joko Muliyono, Atlet NPCI Kota Batu Berprestasi
Prestasi luar biasa dipersembahkan atlet disabilitas Joko Muliyono di Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVII di Solo bulan Oktober 2024. Atlet asal Kota Batu didikan National Paralympic Commitee of Indonesia (NPCI) Kota Batu yang tergabung dalam kontingen Jatim ini mencetak sejarah luar biasa.
MALANG POSCO MEDIA– Joko Muliyono merupakan atlet atletik Cabor Lari. Ia mampu menyabet empat medali dari empat nomor yang dipertandingkan.
Di pertandingan perdananya di stadion Sriwedari Solo, Joko Mulyono meraih dua medali emas di nomor 100 m T45 – T46 dan lari estafet nomor 4×100 m.
Kemudian Joko yang tinggal di Jalan Donorejo, Dusun Tuyomerto Kelurahan Pesanggrahan, Kecamatan/Kota Batu ini semakin berkobar di hari selanjutnya dengan kembali meraih emas pada cabor atletik nomor 200 m. Ia meraih hattrick emas. Namun di nomor terakhir 400 m, super hero Kota Batu ini berhasil menyabet medali perak.
Joko menceritakan pengalamannya di PEPARNAS. “Sangat menyenangkan dan bangga dengan apa yang telah saya raih kemarin. Apalagi kemarin adalah debut pertandingan pertama di nasional cabor atletik,” ujar Joko membuka cerita.
Tentunya apa yang ia raih bukan semudah membalikkan telapak tangan. Tapi sebelumnya Joko yang bisa bergabung dengan kontingan Jatim karena ia mampu meraih tiga medali emas di event Peparprov di Surabaya.
“Sebelumnya saya mendapatkan tiga emas juga di nomor 100 m, 200 m dan lompat jauh. Alhamdulilah berkat apa yang saya gapai, pihak NPCI Jatim menarik saya untuk bergabung di Puslatda untuk persiapan PAPERNAS solo Jawa Tengah,” bebernya.
Ia masih ingat saat keberangkatan ke Solo pada tanggal 1 Oktober dan menginap di Hotel The Royal Heritage mengalami masalah kesehatan. Sebelum pertandingan kontingen Jawa Timur mencoba lapangan Sriwedari untuk persiapan pada tanggal 7 Oktober.
“Tapi sebelum pertandingan dimulai saya mengalami tidak enak badan pada hari Minggu. Sehingga kondisi tubuh menurun, tapi Alhamdulilah pada hari pertandingan pertama masih di beri kesehatan dan bisa mendapatkan hasil yang maksimal,” kenang pria kelahiran Batu, 19 Maret 2004 ini.
Kemudian di hari kedua turun di nomor 4×100 estafet dan kembali mendapatkan medali emas juga. Selanjutnya di hari ketiga ini yang paling menghabiskan energi, soalnya pada pagi hari harus mengikuti penyisihan. Kemudian sore hari final 200 meter.
“Tapi Alhamdulillah masih di beri keberkahan mendapatkan medali emas. Dan untuk hari Kamis dan Jum’at untuk nomor 400 meter yang dimana kondisi tubuh saya kecapean dan melaksanakan nomor itu dengan sisa tenaga, saya berhasil meraih perak,” paparnya.
Dari capaian tersebut, Joko menilai masih ada catatan evaluasi yang harus ia perbaiki. Apalagi dirinya masih pemula. Selain itu ia mengaku masih ada kekurangan yang ada padanya.
“Jadi ya meskipun sudah banyak mendapatkan medali tetapi banyak juga pembenaran teknik pada diri saya. Saya sangat berharap dan berdoa nanti saya di panggil Pelatnas untuk persiapan Asean Para Games di Thailand. Untuk persiapan sebelum di panggil ya mungkin latihan seperti biasanya dan banyak evaluasi terkait teknik pada saat lari,” ungkap Joko.
Namun dari apa yang telah diraih tersebut, salah satu lawan yang harus ia kalahkan terlebih dulu adalah rasa minder. Apalagi ia adalah atlet debutan dan masih baru. Terlebih NPCI Kota Batu belum genap berusia satu tahun.
“Begitu juga untuk prinsip, bagi saya keterbatasan bukan halangan bagi seorang untuk meraih prestasi. Ini menjadi semangat saya mengejar prestasi dan memotivasi teman-teman disabilitas yang ada di Kota Batu,” pesan disabilitas daksa upper ini.
Ia bahkan sering lomba renang bersama orang normal. Hal itu membuat mental dan kepercayaan dirinya sangat meningkat dan membuat ia bangga terhadap dirinya sendiri.
Apa yang ia raih juga berkat support penuh keluarga dan teman terdekat sangat mendukung. Serta NPCI Kota Batu dan Pemkot Batu melalui Dinas Pendidikan yang memiliki komitmen dalam memfasilitasi disabilitas meraih prestasi terbaik. (eri/van)