MALANG POSCO MEDIA, MALANG– Tim Dosen Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) kembali menyelenggarakan program pengabdian Masyarakat tahun ke-2 di Dusun Jambu Desa Pulungdowo Kabupaten Malang, Sabtu (2/11) lalu. Pengabdian kali ini dengan Tema: Pengembangan Tanaman Obat Jahe-Sereh Sebagai Aset Ekonomi Desa Pulungdowo Menuju Desa JAREH. Tim ini fokus pada Pembentukan Pojok Herbal dan pelatihan pembuatan produk herbal sampai dengan proses penjualannya, meneruskan program di tahun pertama.
Ketua Tim Pengabdian, Prof. Dr. apt. Wiwied Ekasari, M.Si mengatakan, Desa Pulungdowo menghasilkan berbagai jenis tanaman obat, umbi-umbian, buah dan berbagai jenis produksi pertanian, perkebunan dan kehutanan lainnya. Penduduk desa ini juga mudah diajak kerja sama dalam menerapkan hal yang baru bahkan desa ini pernah menjuarai lomba Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) tingkat Kabupaten sehingga di tiap rumah memiliki beberapa tanaman yang bermanfaat sebagai tanaman obat.
“Namun demikian sampai saat ini penduduk belum mempunyai pemahaman yang benar mengenai jenis dan manfaat tanaman obat. Untuk itu dengan adanya pojok herbal diharapkan menjadi pusat informasi megenai tanaman obat beserta produk hasil olahan tanaman obat, sehinga dapat memberikan manfaat tidak hanya dari aspek kesehatan namun juga perekonomian,” katanya.
Program ini diketuai Prof. Dr. apt. Wiwied Ekasari, M.Si dan didukung oleh dosen dan mahasiswa S1, S2 dan S3 Ilmu Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi Unair serta Devanus Lahardo S.Farm, M.Farm dari Stikes Panti Waluya Malang sebagai Mitra Pelaksana.
Ada dua kegiatan yang dilakukan secara simultan. Kegiatan pertama adalah pemberian materi mengenai pembuatan produk herbal yang benar dan dilanjutkan dengan materi proses penjualan, termasuk belajar pembukuan laba dan efektifitas biaya operasional.
Kegiatan kedua terkait pembentukan Pojok Herbal. Pada kegiatan ini peserta yang terdiri dari kelompok muda-mudi, Kader PKK bersama tim melakukan pembuatan Pojok Herbal dimulai dari pengelompokkan jenis tanaman obat berdasarkan khasiat, pemberian papan nama dan dilanjutkan dengan penamaan di lahan yang telah disiapkan.
Tim juga telah membuat buku dan modul yang berisi informasi terkait khasiat, keamanan, dan cara penggunaan tanaman obat yang benar. “Dengan dukungan kerjasama yang baik dengan Mitra sasaran akan menjadikan Tanaman Obat khususnya Jahe-Sereh sebagai aset ekonomi desa Pulungdowo dan menjadi desa percontohan Pojok Herbal,” terang Prof Wiwied.
Perwakilan Pemerintah Desa Pulungdowo, Miming Agustiani, S.Pd juga berperan aktif dalam kegiatan ini dan menyambut baik inisiatif tersebut. “Program ini sejalan dengan rencana pengembangan UMKM desa dan kami berharap hasilnya dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi warga Desa Pulungdowo, terutama dalam peningkatan perkekonomian masyarakat yang menuju desa JAREH,” ujarnya.
Adapun dana pengabdian kepada masyarakat ini diperoleh dari RKAT Universitas Airlangga melalui skema Program Pengembangan Desa Binaan (PPDB) tahun 2024. Program ini merupakan aplikasi dari Sustainable Development Goals (SDGs) beberapa aspek antara lain no poverty, good health and well-being dan Decent Workand Economic Growth. (imm/adv/udi)