.
Tuesday, November 5, 2024

Kolaborasi Kampus Malaysia, FIB UB Gelar Pameran Seni Berbasis Teknologi

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) menggelar pameran seni. Kegiatan ini sebagai lanjutan dari Pameran Art on Postcard yang diadakan di Malaysia, kolaborasi dengan Faculty of Creative Arts Universiti Malaya beberapa waktu lalu. Kedua fakultas kembali menyelenggarakan pameran Art on Postcard. Digelar sejak Senin (4/11) kemarin hingga Kamis mendatang. Pameran ini juga merupakan salah satu rangkaian acara Dies Natalis FIB UB ke-15.

Dalam pameran yang bertajuk “The Surfers of Time: The Intersection of Art, Science, and Technology” kali ini, FIB UB memamerkan instalasi karya seni berbasis teknologi karya empat seniman dan dosen Faculty of Creative Arts, Universiti Malaya. 

- Advertisement -

Karya-karya tersebut antara lain adalah Life in Flux karya Dr. Amira Hanafi, Expression of Mujarrad karya Dr. Dzul Afiq Zakaria, Hidden Realities & New Worlds karya Assoc. Prof. Dr. Roslina Ismail, dan Capturing the Ephemeral karya Dr. Wahyuni Masyidah. Keempat karya ini dipamerkan selama empat hari, yaitu pada Senin hingga Kamis (4-7/11/2024) di Hall Gedung Rektorat lantai 1.

Dekan FIB UB, Hamamah Ph.D., mengungkapkan bahwa pameran ini merupakan peluang untuk memperkuat kolaborasi antaruniversitas sekaligus mengenalkan peran seni dalam riset lintas disiplin. 

“Saya sangat berterima kasih kepada rekan-rekan dari Universiti Malaya yang sudah jauh-jauh datang kemari untuk mendukung kami, menunjukkan kepada civitas academica Universitas Brawijaya bahwa seni bisa berkolaborasi dengan keilmuan lain,” ujarnya.

Pameran yang berlokasi di Hall Rektorat UB ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Sumber Daya UB, Prof. Dr. M. Ali Safaat, S.H., M.H.. Dalam sambutannya, ia turut menyampaikan pentingnya kolaborasi dalam memajukan seni dan ilmu pengetahuan.

“Kami bersyukur karena tentu saja kegiatan ini sangat baik karena kerja sama yang sangat baik dari dua negara yang sebenarnya memiliki akar yang sama. Sesuai dengan temanya, mau tidak mau, seni itu mengekspresikan rasa, rasa itu mengekspresikan realitas, dan realitas itu juga dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Seni juga dalam perkembangannya menggunakan teknologi dan dipengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan,” tuturnya.

Prof. M. Ali Safaat juga mengucapkan terima kasih kepada FIB UB atas kerjasama yang diinisiasi, dan menyatakan harapannya bahwa sinergi ini akan semakin kuat di masa mendatang. “Saya ucapkan terima kasih kepada FIB UB yang sudah bekerja sama dan saya yakin kerja sama ini akan semakin meningkat untuk bisa mengembangkan seni dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia” pungkas Prof. M. Ali Safaat. 

Sebagai kurator sekaligus perwakilan dari Universiti Malaya, Assoc. Prof. Roslina Ismail menyampaikan terima kasih kepada FIB UB yang telah memberikan yang terbaik dalam kolaborasi ini. Ia juga turut menjelaskan tujuan dan tema dari pameran kerja sama ini.  

“Kami telah berkolaborasi sebelum ini, pameran ini adalah kelanjutan dari pameran Art on Postcard di mana teman-teman dari FIB UB sudah membawa 1000 postcard ke fakultas kami. Setelah itu, kami dijemput ke sini untuk bergantian melaksanakan pameran karya fakultas kami,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa salah satu tujuan pameran “The Surfers of Time” adalah untuk menunjukkan perkembangan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning dalam dunia seni.

“Kami persembahkan pameran Surfers of Time yang akan menunjukkan keadaan dunia yang sedang menghadapi berbagai tanggapan mengenai Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning. Sebagai akademisi, hendaknya kita mengeksplorasinya dan bukannya melihat hal ini sebagai hal yang buruk,” tambahnya. 

“Tujuan dari karya-karya dalam pameran Surfers of Time ini adalah untuk healing. Salah satunya adalah karya Dr. Wahyuni. Beliau mendokumentasikan adat berupa gerakan-gerakan menyembuhkan diri ajaran leluhur yang hampir punah dengan meletakkan motion capture untuk menangkap pergerakan yang halus dan dinamis sehingga dapat disimpan dan dibagikan sebagai seni hingga 100 tahun yang akan datang,” tuturnya. 

Selain menampilkan empat instalasi karya seni dari Universiti Malaya, pameran ini juga juga memamerkan hasil karya pimpinan UB pada kegiatan Pimpinan UB Melukis, yang juga merupakan salah satu rangkaian acara Dies Natalis FIB UB ke-15. 

Ketua pelaksana acara, Mayang Anggrian, M.Pd., berharap pameran ini dapat diapresiasi oleh berbagai kalangan. “Harapannya semua orang bisa mengapresiasi karya ini dengan baik. Dan juga bisa menikmati pameran ini, serta mungkin dapat terinspirasi bahwa seni itu sangat mungkin untuk didekati dengan pendekatan riset dan interdisipliner. Harapan saya, kita semakin terinspirasi untuk melakukan kerja-kerja seni eksperimental,” terangnya. (imm)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img