MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Capaian membanggakan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Kota Batu tahun 2023 sebesar 75,12. Nilai tersebut berada di atas rata-rata target nasional. Hal itu ditegaskan oleh Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai.
“Alhamdulillah untuk IKLH Kota Batu tahun 2023 mendapat nilai 75,12. Nilai tersebut masuk dalam kategori baik. Selain itu Kota Batu juga menduduki peringkat ke-7 nasional dan menjadi satu-satunya kota di Pulau Jawa yang masuk 10 besar se-Indonesia dalam kualitas lingkungan hidup,” ujar Aries kepada Malang Posco Media.
Bahkan Dinas Lingkungan Hidup Kota Batu menargetkan indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH) di Kota Batu berada di angka 73. Namun mampu melampaui target dan angka tersebut lebih tinggi dibandingkan yang ditetapkan IKLH nasional dengan angka 72,54.
Angka tersebut didapat dari hasil indeks kualitas udara (IKU) yang merupakan salah satu variabel untuk dijadikan parameter menentukan kualitas lingkungan hidup. Khususnya di Kota Batu. “Kemudian Indeks Kualitas Udara (IKU) ditarget 86,67 mampu mencapai 87,23. Sedangkan Indeks Kualitas Lahan (IKL) ditarget 65,1 bisa terealiasi 73,23,” bebernya.
Kepala Dinas Pendidikan Jatim ini menerangkan dengan hasil IKLH di atas rata-rata nasional. Pihaknya ingin menjaga hasil IKLH tetap bertahan dan lebih tinggi dari rata-rata nasional. Dengan begitu kualitas udara yang dihirup warganya terhindar dari paparan zat polutan.
“Berbagai upaya dari DLH Kota Batu untuk mewujudkan IKLH sesuai target. Di antaranya tahun 2023 lalu dengan restorasi ekosistem. Terutamanya berkomitmen untuk mewujudkan restorasi ekosistem DAS Brantas yang mengaliri 17 Kota/ Kabupaten di Jatim,” paparnya.
Menurutnya menjaga kelestarian lingkungan di Kota Batu harus dilakukan bersama. Tidak bisa dilakukan oleh Pemerintah saja. Khususnya menjaga DAS Brantas yang ada sumbernya berada di Desa Sumberbrantas Kota Batu.
Ia menjelaskan beberapa program yang telah dilakukan oleh Pemkot Batu untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan menanam pohon hingga bersih-bersih sungai untuk menjaga kualitas air dan sumber mata air.
“Karena itu kita harus lebih memberikan pemahaman dan sosialisasi pentingnya menjaga lingkungan, tidak hanya membuang sampah pada tempatnya. Tetapi juga mengurangi penggunaan bahan kimia untuk menjaga sumber air kita,” bebernya.
Ia juga bersinergi agar sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan dilakukan secara berkesinambungan seperti yang telah dilakukan oleh pegiat lingkungan Sabers Pungli. Sehingga tak hanya dilakukan saat momen tertentu saja.
“Sedangkan upaya restorasi ekosistem di Kota Batu saat ini berfokus pada lima hal. Yaitu Restorasi Kelembagaan, Restorasi Ekologi melalui penanaman pohon, Restorasi Hidrologi dengan menjaga kualitas dan kuantitas air, Restorasi Morfologi dengan menjaga garis sungai dan Restorasi Sosial Ekonomi melalui edukasi dan sosialisasi,” urainya.(eri/lim)