MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Menyongsong Kota Malang sebagai kota kreatif dunia UNESCO, perlu banyak hal yang terus disiapkan. Tidak main main, dalam Rembuk Kreatif tahun ini yang digelar di Hotel Ijen Suites, Kamis (7/11) kemarin, Ketua Tim Panselnas Kemenparekraf Harry Waluyo turut hadir. Rembuk Kreatif keempat yang digelar oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Kota Malang menjadi sangat dinamis.
Kepala Bappeda Kota Malang Dwi Rahayu menjelaskan, dengan hadirnya Harry Waluyo yang sangat aktif di UNESCO ini diharapkan bisa memberikan tambahan wawasan kepada ratusan peserta yang merupakan pelaku ekonomi kreatif, perangkat daerah hingga akademisi yang menjadi peserta dalam Rembuk Kreatif kemarin.
“Di level Indonesia saja, persaingan sudah ketat seperti itu, otomatis di tingkat dunia bakal jauh lebih berat lagi. Karena pak Harry ini aktif di UNESCO, paling tidak pengalaman beliau yang lalu bisa disampaikan ke teman teman sehingga mereka bisa lebih siap,” jelas Dwi.
Menurut Dwi, Harry yang sebelumnya telah melakukan visitasi ke Malang diyakini sudah memahami bagaimana potensi Kota Malang. Bahkan, Dwi menyebut Harry sudah mengetahui bahwa yang ada di Kota Malang sudah lebih dari dossier atau isian yang dipresentasikan sebelumnya.
“Jumat (hari ini, red) kami ada undangan dari Kemenparekraf untuk melakukan zoom, bersama Kabupaten Ponorogo yang juga lolos menjadi kandidat kota kreatif dunia dari Indonesia. Panselnas akan siap mendampingi kami berdua, sehingga intinya nanti kami dipersilahkan koordinasi dan diskusi,” tambahnya.
Sementara itu, Harry Waluyo menilai, ekosistem kreatif di Kota Malang sudah luar biasa. Hal ini juga didukung dengan adanya Malang Creative Center (MCC), selain banyak aspek di Kota Malang yang menopang pelaku ekonomi kreatifnya. Seperti Kayutangan Heritage yang kini sudah tertata. Peningkatan ekonomi kreatif itu membuat ekosistem lingkungan masyarakat yang luar biasa.
“Saya sudah ke Kayutangan, tertata dan warga sudah ada kesadaran yang mengubah perilaku penghuninya di sana. Bagaimana satu kondisi kampung kondisi kumuh, usahanya tumbuh dan berkembang,” sebut Harry memberi contoh. (ian/aim)