MALANG POSCO MEDIA – Belum lama ini Malang Posco Media (MPM) mengadakan kegiatan Goes To School. Tujuannya ke SD Anak Saleh. Alamatnya di Jalan Arumba Tunggulwulung Lowokwaru Kota Malang.
Bisa jadi kegiatan ini dianggap biasa. Toh, Goes To School sudah lama sekali diprogramkan.
Isinya talk show, diklat jurnalistik, fotografi, dan sebagainya. Seiring berjalannya waktu, materi itu sedikit diubah arahnya. Yakni agar tetap dekat dengan pembaca.
Karena itu sekarang lebih pada pengenalan media. Atau tim menyebutnya, Literasi Media.
Tujuannya mengenalkan media. Khususnya Malang Posco Media. Lebih khusus lagi, koran Malang Posco Media. Kenapa begitu? Karena untuk menjaga agar media cetak selalu dekat dengan pembaca. Agar pembaca MPM bergeser sedikit pun.
Apalagi tingkat literasi generasi Z, sudah turun drastis. Tidak seimbang dengan keingintahuan mereka yang besar. Ingin tahu banyak, tapi caranya tidak susah. Dan dengan sarana yang menarik. Gadget misalnya.
Oleh karena itu, melalui MPM Goes To School, tim ingin kembali mengenalkan pada pelajar tentang media koran. Supaya daya literasi mereka berkembang dengan asupan materi yang positif. Wawasan informasi mereka juga bertambah luas. Tentu dengan membaca berita tentang isu-isu yang berkembang saat ini.
Goes to school atau sambang sekolah melibatkan jajaran di divisi redaksi kami. Mulai pemimpin redaksi, redaktur, wartawan dan fotografer. Kebetulan, divisi Marketing juga mempunyai program yang sama. Untuk program penguatan branding perusahaan.
Maka jajaran manajemen juga turut serta dalam kegiatan ini. Mulai Manajer Marketing, Manajer Affair dan Wakil Direktur . Pentolan Malang Posco Media ini terjun langsung menyapa siswa. Acara dikemas semacam talkshow atau seminar.
Program ini mendapat sambutan positif dari lembaga pendidikan. Beberapa sekolah sudah ketempatan untuk agenda ini. Seperti MTs Maarif, SMP Islam Sabilillah, SMP Negeri 11 Malang, SD Insan Amanah, SD Anak Saleh dan lainnya.
Lembaga pendidikan support dengan kegiatan ini karena dinilai sangat efektif dalam mendukung program literasi sekolah. Sesuai dengan program yang sedang digencarkan Kementrian Pendidikan terkait literasi dan numerasi.
Pematerinya bisa Pemred, wakil direktur atau manajer. Tergantung siapa yang mendapat jadwal saat itu. Materinya, meliputi pengenalan media, kerja jurnalis dan produk jurnalistik.
Dari materi ini tentu siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan tentang media massa. Atau tentang produk jurnalistik. Tetapi lebih dari itu mereka juga mengetahui karakter dan kepribadian seorang jurnalis.
Sampai ada siswa yang bertanya, “Apakah seorang wartawan itu harus pintar dan punya ingatan yang kuat?” tanya Bhatara Yuka Arshavin. Dia adalah siswa kelas 6 SD Anak Saleh. Bhatara bertanya kepada Wakil Direktur Malang Posco Media Abdul Halim saat mengisi materi MPM Goes To School di SD Anak Saleh beberapa waktu lalu.
Pertanyaan Bhatara itu, sedikit nyentil telinga saya, Imam Wahyudi wartas Pos Pendidikan. Apalagi saat itu ikut membantu mengkondisikan siswa. Saya terdiam sejenak. Refleksi tipis-tipis. Ya, wartawan harus pintar. Karena itu harus terus belajar. Terus membaca.
Supaya wawasannya luas. Dan itu menjadi tuntutan profesi jurnalis. Wawasan yang luas akan mudah mengakses informasi. Berita yang ditulis kaya akan data dan sumber referensi.
Selain itu, wartawan menjadi sumber informasi. Bahkan sumber berita. Maka tak heran jika seseorang bertemu wartawan baik sengaja atau tidak sengaja, maka hampir pasti banyak pertanyaan yang diajukan kepada wartawan. Ya, hanya sekadar mencari informasi. Atau yang paling sering : konfirmasi terhadap informasi. Karena itu wartawan harus pintar. Bahkan anak SD pun tahu itu. (imm/van)