MALANG POSCO MEDIA – Aktif sebagai anggota Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) wilayah Jawa Timur, Malang Posco Media mendapat undangan untuk mengikuti Seminar Nasional dengan tema “Outlook Ekonomi Indonesia 2025: Hilirisasi dan Digitalisasi Ekonomi di Jawa Timur” di Whiz Luxe Hotel Spazio Surabaya Spazio Tower, Rabu (20/11/2024).
Seminar nasional yang digelar AMSI Jatim ini sekaligus bersamaan dengan pelantikan pengurus AMSI Jatim periode 2024-2028. Untuk itu, Rumah Kita, sebutan kantor Malang Posco Media menugaskan dua orang untuk menghadiri acara tersebut. Yaitu saya, HM Bukhari, STP, Wartawan Utama dan Ahmad Susilo, S.Sos., Koordiantor Artistik Malang Posco Media.
Kebetulan saya mendapat amanah menjadi pengurus AMSI Jatim periode 2024-2028, setelah sejak tahun 2022 selalu mengawal keikutsertaan Malang Posco Media di AMSI Jatim. Khususnya Malang Posco Media dengan produk onlinenya yaitu Malangposcomedia.id. Dalam susunan pengurus AMSI Jatim, saya dipercaya sebagai Koordinator Daerah Malang Raya.
Sementara itu, Pak Susilo berangkat ke Surabaya atas rekomendasi rapat mingguan ‘Coffe Morning’ di Rumah Kita, Senin (18/11). Pak Sus, demikian saya akrab memanggilnya, mewakili rekan-rekan redaksi, khususnya di bagian artistik atau pra cetak agar memiliki kesempatan menambah wawasan dan relasi. Rencana, satu per satu akan mendapat giliran untuk tugas luar.
Kami berdua berangkat dari Rumah Kita sekitar pukul 07.00 WIB menuju Whiz Luxe Hotel Spazio Surabaya. Kami hadir tepat sebelum prosesi pelantikan pengurus AMSI Jatim. Usai pelantikan, dilanjut dengan Seminar nasional yang dibuka oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Timur, Sherlita Ratna Dewi Agustin, mewakili Pj Gubernur Jatim.
Seminar nasional dibagi dalam dua sesi. Pada sesi pertama, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamen Komdigi) Nezar Patria sebagai keynote speaker. Pada sesi kedua setelah ishoma (istirahat, sholat dan makan), ada tiga narasumber sebagai pembicara seminar nasional. Pertama Tom Malik, General Manager Communications dari Merdeka Copper Gold MDKA.
Pak Tom, kami memanggilnya, menyampaikan materi tentang tantangan industri dalam menerapkan hilirisasi. Pembicara kedua Suwarjono, Pemimpin Redaksi Suara.com. Kak Jono, demikian saya biasa memanggilnya, yang juga Wakil Ketua AMSI Pusat, membahas peran media siber lokal dalam mendukung pertumbuhan hilirisasi dan digitalisasi ekonomi.
Berikutnya ada Wenseslaus Manggut, Chief Content Officer (CCO) Kapanlagi Youniverse. Mantan Ketua Umum AMSI yang akrab disapa Kak Wen ini berbicara mengenai tantangan dan peluang di industri media digital. Ketiga pembicara di sesi kedua ini, bergantian memberikan materi dalam satu panel, dipandu seorang moderator.
Banyak insight yang kami peroleh dari para narasumber yang berkompeten ini, khususnya terkait bisnis media. Termasuk wawasan dari Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak yang juga hadir di penghujung acara seminar. Berbicara tentang perkembangan media di era disrupsi teknolologi ini memang cukup seru.
Mulai dari Mas Wamen Nezar Patria, yang menyampaikan kondisi terkini tentang media siber. Beberapa data tentang media dipaparkan Mas Wamen, media cetak, media siber maupun media sosial. Menarik yang menjadi perhatian saya adalah tentang adanya lompatan teknologi yang luar biasa saat ini. Mas Wamen menyebut, kita dalam proses yang namanya deep mediatisasi.
Sehubungan dengan pertumbuhan media siber, Mas Wamen berpesan agar kami para anggota AMSI Jatim yang hadir sebagai peserta seminar nasional, harus memperhatikan strategi bisnis yang digunakan. Menyusul menurut analisanya, kondisi saat ini media sudah ‘kehilangan’ audiencenya. Media tidak bisa lagi mengontrol audience.
Justru saat ini platform digital yang berkembang pesat, semakin maju membaca perilaku penggunanya. Sehingga sering terjadi, logika media yang bekerja, khususnya media mainstream, termasuk media siber, justru ikut pattern media sosial. Menurut Mas Wamen, interupsi media sosial ke media siber harus dibentengi. Harus ada garis tegas.
Dalam hal ini, media siber atau media online punya yang namanya verifikasi. Maka good journalism harus didukung. Kecakapan jurnalistik dinilai masuk dalam seni tingkat tinggi, sebuah skill yang harus terus ditingkatkan. Kemampuan meramu informasi menjadi menarik, penting dan relevan. Kecakapan jurnalistik plus kode etik ini menjadi good journalism.
Idealnya media mainstream tidak mendowngrade kualitasnya dengan mengikuti logika media sosial. Meski tak bisa dipungkiri bahwa perubahan dan disrupsi teknologi yang kita hadapi menjadi masalah tersendiri untuk keberlanjutan media. Menurut Mas Wamen, media siber punya pengaruh besar yang harus melakukan terobosan, inovasi dan kolaborasi.
Selain dari Mas Wamen, banyak hal yang coba kami pahami dari pembicara lain. Baik dari Pak Tom, Kak Jono, Kak Wen dan Pak Emil. Pada prinsipnya, dinamika yang terjadi maupun yang akan terjadi pada 2025 mendatang, menjadi tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya seperti yang dikatakan Pak Emil Dardak, hilirisasi digital harus dilakukan dan harus ada proteksi.
Sekilas, cukup rumit memahami hilirisasi dan digitalisasi ekonomi yang menjadi tema seminar nasional ini. Namun setidaknya kami terus bergerak. Mengikuti dinamika yang terjadi. Termasuk menggali insight dari seminar yang digelar AMSI Jatim. Saya dan Pak Sus akhirnya pulang ke Malang pukul 16.00 WIB dengan membawa banyak catatan yang terlalu panjang untuk ditulis semua di sini. (bua/van)