spot_img
Thursday, February 6, 2025
spot_img

Gabung Prasetya Media Summit 2024, Menjaga Optimisme!

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Menjadi mitra strategis dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Malang Posco Media ikut bergabung dalam acara Prasetya Media Summit 2024 di Hotel Santika Premiere Gubeng Surabaya, Senin (25/11). Acara yang digelar Biro Administrasi Pimpinan Sekretariat Daerah Provisi Jawa Timur ini mengusung tema “Ekosistem Media Berkelanjutan Untuk Jawa Timur Maju”.

Saya HM Bukhari, STP, Manajer Marketing, hadir bersama Arvidya Maulid Dana, Tim Digital Malang Posco Media. Ada dua acara inti pada Prasetya Media Summit 2024. Pertama bedah buku: Strategi Bersaing Media Cetak Di Era Digital, kedua pengukuhan pengurus Iprahumas cabang Jawa Timur periode 2024-2027.

-Advertisement-

Kebetulan saya hadir bersama Dana,  sapaan akrab Arvidya Maulid Dana, untuk mengikuti acara bedah buku: Strategi Bersaing Media Cetak Di Era Digital karya Dr. Drs. Abdul Choliq Baya, M.I.Kom. Pak Choliq, demikian kami memanggilnya, adalah Direktur Radar Jember (Jawa Pos Grup).  Kami berdua berangkat dari Rumah Kita, sebutan kantor Malang Posco Media, pukul 14.00 WIB.

Media Summit 2024 sebenarnya digelar dua hari. Hari pertama, bedah buka digelar Senin (25/11) malam, disusul hari Selasa (26/11) pelantikan pengurus Iprahumas (Ikatan Pranata Humas). Kami hadir untuk beda buku yang tentunya berkaitan erat dengan Malang Posco Media  sebagai Asli Korane Arek Malang.

Selain menghadirkan Dr. Drs. Abdul Choliq Baya, M.I.Kom sebagai penulis, bedah buku mengundang tiga orang panelis. Yaitu Dr. Kun Wazis, M.I.Kom, Kaprodi S2 Komunikasi Penyiaran Islam Pascasarjana UIN KHAS Jember, Dr. Neny Ismaya, M.I.Kom, Dosen STIKOM Mahakam Samarinda dan Asmono Wikan, M.I.Kom, Sekretaris Jenderal Serikat Perusahaan Pers (SPS).

Sebelum bedah buku dimulai, Kepala Biro Administrasi Pimpinan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur Pulung Chausar, S.STP., M.Si memberikan sambutan dan apresiasi atas terselenggaranya Prasetya Media Summit 2024.  Khususnya dengan acara bedah buku, yang juga terkait Majalah Prasetya, media resmi pemerintah Jawa Timur selama lebih dari 30 tahun.

Majalah Prasetya telah bertransformasi sejak Juli 2024 dan meraih penghargaan sebagai Juara pertama Penerbit dan Produsen Karya Rekam Teraktif kategori Perangkat Daerah dari Dinas Kearsipan Provinsi Jawa Timur. “Hal ini menjadi bukti komitmen kami dalam membangun citra positif Jawa Timur sebagai provinsi progresif, inovatif, dan transparan,” ujarnya.

Pulung juga menyoroti tantangan media di era digital, termasuk pergeseran konsumsi berita ke platform online dan penyebaran hoaks yang harus menjadi perhatian pranata humas di Jawa Timur. “Kita harus memperkuat ekosistem media lokal agar tetap tangguh, kredibel, dan mampu bersaing di tengah arus informasi global,” tegasnya.

Berikutnya Pak Choliq menyampaikan materi terkait buku hasil karyanya. Direktur Jawa Pos Radar Jember yang juga Dosen Fakultas Dakwah UIN KHAS Jember ini menyampaikan bahwa buku  tersebut adalah hasil penelitiannya di Radar Jember. Meski tidak terlalu banyak mengulas tentang isi bukunya secara detail, banyak insight yang disampaikannya.

Ada beberapa hal yang saya pahami, perihal kondisi media saat ini. Menurut Pak Choliq, media cetak mulai ditinggalkan pembacanya, terbukti dengan oplah yang terus turun. Menurutnya kondisi oplah tidak bisa terbendung, dan masih terus turun. Namun yang menjadi kebanggaannya, kondisi omzet iklan tidak terlalu terganggu.

Menurut Pak Choliq, media sosial adalah penyebab yang ‘mengacak-ngacak’ media cetak. Bahkan banyak media cetak yang kolabs. Untuk itu, upaya yang dilakukannya adalah dengan melakukan inovasi. Di antaranya dengan membuat aplikasi ASSSIC. Melakukan perubahan di redaksi dengan tidak lagi straight news, tapi dengan magazine style. Selain itu menggelar event yang menarik.

“Media sosial itu merusak tatanan jurnalistik, secara kecepatan kita kalah, meski isi media sosial sering tidak sesuai. Kalau dari sisi omzet iklan tidak terlalu khawatir, hanya oplah yang memang mengkhawatirkan,” ungkap Pak Choliq menegaskan kunci sukses media adalah inovasi dan kreativitas dari pengelolanya.

Sementara itu dari tiga orang panelis, lebih banyak menguatkan dari pemaparan Pak Choliq. Seperti disampaikan Dr. Kun Wazis, M.I.Kom bahwa perilaku pembaca memang sudah bergeser dari cetak ke online. Begitu juga  Dr. Neny Ismaya, M.I.Kom menyampaikan bahwa sudah terjadi transformasi dari media cetak ke online.

“Tapi media cetak tidak bisa tergantikan, tidak akan ditinggalkan, bergantung kreativitas yang buat, kita memang tidak bisa meninggalkan teknologi, yang harus digunakan sebagaimana mestinya,” sebut  Neny Ismaya. Hal senada juga disampaikan Mas Wikan, demikian saya biasa menyapa Asmono Wikan, tetap yakin media cetak akan tetap ada.

“Media cetak punya kredibilitas, kualitas produknya lebih dalam, saya yakin media cetak akan tetap ada, apalagi selama humas juga bisa terus bekerjasama. Media cetak harus dirawat, apa pun zamannya, termasuk media juga harus membangun komunitas dengan pembacanya,” ungkap Mas Wikan yang sebelumnya menyampaikan data-data tentang penurunan oplah.

Selesai acara, saya bersama Dana masih menyempatkan komunikasi dengan para pemateri. Secara kesuluruhan, acara Prasetya Media Summit 2024 ini cukup menjaga optimisme kami untuk mengelola media cetak. Meski tidak bisa dipungkiri, cukup menegangkan. Khususnya menghadapi tahun 2024 yang disebut-sebut kondisi ekonomi masih cukup berat. (bua/van)

-Advertisement-

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img