Malang Posco Media, Malang – Pengunjung wisata Mahoni Dempok mengalami penurunan. Sejak tiga bulan terakhir pengunjung yang masuk tidak lebih dari 100 orang perhari. Salah satu sebab menurunnya kunjungan wisata ini tak lain adalah karena waduk yang menjadi pesona pada wisata ini mengalami kekeringan.
“Betul. Ada penurunan kunjungan. Sekarang orang datang paling banyak 100 an. Itu pun kalau weekend. Tapi kalau hari biasa paling 50-70 an,’’ kata Irvan Ziqni petugas loket Wisata Mahoni Dempok.
Irvan mengatakan jika Waduk Dempok mengalalami kekeringan sejak tiga bulan terakhir. Namun demikian, dia tidak paham sebab kekeringan itu terjadi. Yang jelas saat kondisi waduk kering, maka warga memanfaatkan waduk tersebut dengan menanam jagung.
“Setiap tahun seperti ini. Bulan September biasanya air mulai menyusut dan terus menyusut hingga kemudian kering. Kondisi ini akan terjadi selama beberapa bulan ke depan. Itu sebabnya, warga memanfaatkan lahan di waduk dengan menanam jagung,’’ katanya.
Seiring dengan kondisi yang kering, Irvan pun mengatakan pesona tempat wisata itu hilang. Secara umum, wisatawan datang ke Wisata Mahoni Dempok untuk melihat waduk. Selain itu di wilayah ini, wisatawan juga dapat berkeliling waduk dengan naik perahu.
“ Ya kalau kering perahunya pun libur. Kami ada empat perahu, semuanya tidak bisa digunakan karena tidak ada air sama sekali,’’ ungkap Irvan.
Selain perahu, dikatakan Irvan ada fasilitas lain di wisata tersebut yakni sepeda air dengan bentuk bebek. “Tapi demikian, karena terjadi banjir bandang beberapa waktu lalu, sepeda gayuh bebek itu juga rusak. Sehingga tidak bisa digunakan,’’ katanya.
Irvan menguraikan jika Wisata Mahoni Dempok dikelola oleh BUMDes Maju Jaya Gampingan. Pengunjung yang datang ke tempat wisata ini wajib membayar tiket Rp 3000 per orang. Sementara untuk parkir dikenakan biaya Rp 3000 motor dan Rp 5000 mobil.
Sementara ini, wisatawan yang datang dikatakan Irvan hanya untuk kuliner saja. Ya, sekalipun Waduk Dempok kering, tapi waring-warung kuliner di tempat itu masih buka. Masing-masing warung menyediakan beragam menu ikan air tawar. Tentu saja, sangat menggugah selera.
“Ya kulineran saja. Setelah kuliner kemudian mereka balik kanan alias pulang,’’ tandas Irvan.(ira/jon)