spot_img
Sunday, June 29, 2025
spot_img

Partisipasi Pemilih di Malang Terjun Bebas, Kota Batu Naik

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Toyib Anggap Paslon Tidak Maksimal Kampanye

MALANG POSCO MEDIA- Partisipasi pemilih Pilkada 2024 di Malang Raya ada perbedaan yang siginifikan. Di Kota Malang dan Kabupaten, partisipasi pemilih yang menggunakan hak pilihnya jauh di bawah target yang telah ditetapkan atau Pilkada sebelumnya. Sedangkan di Kota Batu, justru meningkat partisipasi pemilih yang menggunakan hak demokrasinya.

Di Malang Raya, tercatat 1.088.686 pemilih tidak menggunakan hak pilihnya. Di Kota Malang tingkat partisipasi pemilih di Pilkada 2024 tercatat hanya 64 persen dari target 80 persen. Target tersebut sama dengan jumlah partisipasi pemilih pada Pilkada 2018 lalu. Dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kota Malang sebanyak 660.744 orang yang menggunakan hak pilihnya 425.910 orang. Sisanya 234.834 orang tidak menggunakan hak pilihnya untuk datang ke TPS.

Ketua KPU Kota Malang M Toyib menjelaskan tingkat partisipasi warga pemilih pada Pilkada Kota Malang tahun ini tidak sesuai dengan harapan. Bahkan jauh dari target partisipas pemilih yang ditetapkan sebesar 80 persen. Di Pilpres dan Pileg Februari lalu, tingkat partisipasi pemilih Kota Malang mencapai 82 persen.

“Partisipasi pemilih tahun ini di Pilkada Kota Malang di angka 64 persen. Memang tidak sesuai target yang kami inginkan,” papar Toyib, Kamis (5/12).

Saat ditanya alasannya, Toyib mengatakan belum merinci detail. Akan tetapi ia menduga ada kecenderungan warga merasa bosan atau adanya kejenuhan dalam Pemilu. Karena warga baru saja melewati pesta demokrasi Pemilihan Presiden (Pilpres) an Pemilihan Legislatif (Pileg) di Februari lalu.

Meski begitu KPU Kota Malang juga menyebut kurang maksimalnya kampanye dilakukan oleh pasangan-pasangan calon (paslon) peserta Pilkada Kota Malang.

“Selain jenuh baru saja ada Pilpres dan Pileg, sepertinya paslon-paslon kurang maksimal saat kampanye. Sehingga tidak menyentuh lebih banyak kalangan warga,” jelas Toyib.

Akan tetapi hal ini dikatakan Toyib juga terjadi di berbagai daerah lainnya. Angka partisipasi pemilih di Kota Malang yang sebesar 64 persen dikatakannya sudah lebih baik dibandingkan dengan daerah lain yang lebih rendah. Hanya saja hal ini turut perlu dievaluasi lebih lanjut oleh pihaknya.

Pasalnya hal ini menunjukan kurangnya antusiasme warga Kota Malang pada perhelatan pesta demokrasi daerahnya. Dan perlu dicarikan kembali sistem kampanye hingga sosialisasi lebih baik ke depan, baik oleh penyelenggara pemilu maupun bagi peserta pemilu.

“Sebenarnya Kota Malang di angka 70 persen saja sudah baik. Yang jelas ke depan ini akan jadi evaluasi betul. Agar partisipasi pemilih lebih baik,” papar Toyib.

Sementara itu proses tahapan Pilkada Kota Malang 2024 usai menyelesaikan rekapitulasi suara tingkat kota adalah menginput data ke Provinsi Jatim untuk dilanjutkan rekapitulasi perolehan suara pada tingkat provinsi.

Dijelaskan Toyib pada 15 Desember dijadwalkan penetapan pemenang Pilkada Kota Malang 2024 sekaligus diumumkan pengumuman kepada publik. Setelah penetapan pemenang ini masih diberikan waktu 3×24 jam bagi pihak manapun yang hendak menggugat keputusan.

“Setelah ditetapkan ada waktu 3×24 jam jika ada sengketa atau gugatan yang masuk. Jalurnya langsung diajukan ke Mahkamah Konsistusi (MK) sesuai aturan yang ada. Jika tidak ada sengketa atau gugatan maka dilanjutkan dengan jadwal pelantikan. Kalau gugatan sampai saat ini kami belum menerima laporannya,” terangnya.

Berbeda dengan Kota Malang dan Kabupaten Malang, tingkat partisipasi masyarakat dalam Pilkada 2024 Kota Batu menunjukkan tren peningkatan signifikan. Dalam pesta rakyat  pemilihan Kepala Daerah tersebut Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Batu mencatat angka partisipasi pemilih tahun ini mencapai 85 persen dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Angka tersebut naik 5 persen dibandingkan Pilkada 2017 yang hanya mencapai 80 persen. Hal itu disampaikan oleh Komisioner Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU Kota Batu, Thomi Rusy Diantoro.

“Dari target 82 persen untuk partisipasi pemilih, ternyata mampu mencapai 85 persen. Ini mencerminkan tingginya kesadaran masyarakat Kota Batu untuk menggunakan hak pilihnya,” ujar Thomi.

Dengan pencapaian ini tentunya menjadi prestasi yang membanggakan bagi KPU Kota Batu. Pendidikan politik yang dilaksanakan KPU bersama semua pihak terkait, maupun Pemkot Batu mampu memberikan dampak kepada masyarakat Kota Batu dalam menyalurkan hak pilih mereka untuk mencari pemimpin Kota Batu selama lima tahun kedepan.

“Kami bersyukur semua tahapan Pilkada berjalan lancar dan aman berkat sinergi semua pihak baik itu KPU, Bawaslu, APH, dan lainnya. Tingginya partisipasi masyarakat menjadi hadiah yang luar biasa bagi kami sebagai penyelenggara, sekaligus menunjukkan bahwa masyarakat Kota Batu semakin sadar akan pentingnya memilih pemimpin daerah,” ungkapnya.

Peningkatan partisipasi pemilih tidak lepas dari berbagai upaya yang dilakukan KPU Kota Batu, di antaranya sosialisasi masif dengan menggandeng berbagai elemen masyarakat, termasuk komunitas pemuda, tokoh agama, dan organisasi masyarakat, untuk mensosialisasikan pentingnya Pilkada.

“Kemudian penyediaan fasilitas pemungutan suara yang ramah disabilitas dan pemilih lansia juga menjadi fokus utama. Lalu, edukasi pemilih pemula melalui program edukasi politik di sekolah-sekolah. Dengan angka partisipasi yang tinggi, kami berharap tren positif dapat terus berlanjut di masa mendatang untuk menguatkan demokrasi yang partisipatif dan berkualitas di Kota Batu,” tuturnya.

Sementara untuk hasil  Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu 2024, pasangan nomor urut 1, Nurochman-Heli Suyanto, meraih 65.684 suara. Pasangan nomor urut dua Firhando Gumelar-H.Rudi memperoleh 38.610 suara. Selanjutnya untuk pasangan Kris Dayanti-Kresna Dewanata Phrosak meraih 26.234 suara. Sedangkan untuk total suara sah mencapai 130.528 Suara, dengan 5.878 suara tidak sah.

“Untuk penetapan Kepala Daerah Terpilih nantinya akan dilaksanakan pada 15 Desember. Jika 3 hari setelah ditetapkan tidak ada sengketa, maka pelantikan akan dilaksanakan sekitar 7 Februari 2025 untuk gubernur dan 10 Februari untuk wali kota/bupati,” jelasnya.

Di Kabupaten Malang, partisipasi masyarakat dalam Pemilihan Kepala Daerah tahun 2024 tergolong rendah. Sesuai data KPU Kabupaten Malang, tingkat kehadiran masyarakat di TPS hanya mencapai 60,01 persen. Bahkan dibandingkan dengan Pilkada 2020 lalu, prosentase kehadiran itu juga menurun. Tahun 2020 tingkat partisipasi masyarakat pilkada  mencapai 60,48 persen.

“Betul ada penurunan. Saat ini kami masih melakukan kajian terkait dengan masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam Pilkada Kabupaten Malang,’’ kata Komisioner KPU Kabupaten Malang Marhaendra Pramudya Mahardika.

Pria yang juga menjabat sebagai Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan SDM KPU Kabupaten Malang ini menyebutkan salah satu faktor rendahnya partisipasi pemilih adalah tidak tersampaikannya surat undangan (C-Pemberitahuan) kepada pemilih.

Dika begitu dia akrab mengaku ada beberapa faktor C-Pemberitahuan tidak tersampaikan kepada pemilih. Pertama pemilih meninggal dunia, kedua pemilih telah pindah domisili.

“Dari laporan PPK, C-Pemberitahuan telah diantar ke rumah masing-masing pemilih sesuai dengan alamat. Namun demikian yang bersangkutan tidak ada. Ada yang meninggal, ada yang sudah pindah domisili. Ada juga warga tersebut tidak berada di rumah, dan tidak ada warga yang dapat dipercaya untuk diserahkannya C Pemberitahuan itu,’’ kata Dika.

Dia pun menyebutkan, dengan tidak adanya surat undangan tersebut, warga berpikir tidak perlu datang ke TPS. “Untuk faktor lainnya kami masih melakukan kajian dan ini menjadi bahan evaluasi kami ke depannya,’’ ungkapnya.

Disinggung dengan sosialisasi yang kurang maksimal? Dika mengatakan tidak. Sebagai penyelenggara Pilkada KPU telah menjalankan tugas dengan baik. Sosialisasi yang dilakukan sudah merata.

“Kami melakukan sosialisasi dengan hadir ke beragam kegiatan warga, juga ke sekolah-sekolah. Begitu juga kepada PPK, sudah melakukan sosialisasi Pilkada kepada masyarakat,’’ urainya.

Perlu diketahui jumlah DPT Kabupaten Malang dalam Pilkada tahun 2024 sebanyak 2.060.576 pemilih. Jumlah suara sah dan tidak sah sesuai hasil rekapitulasi tingkat Kabupaten Malang yang diselenggarakan Rabu (4/12) lalu, 1.237.260 suara. Sementara jumlah suara tidak digunakan sesuai DPT sebanyak 823.316.

Setelah rekapitulasi tingkat Kabupaten Malang KPU langsung melakukan menetapkan hasil pemilihan bupati dan wakil bupati Rabu (4/12)  malam lalu, melalui SK  KPU nomor 3066 tahun 2024 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Malang tahun 2024. Yakni pasangan nomor 1 Sanusi – Hj Lathifah Shohib mendapatkan 782.356 suara. Sedangkan pasangan nomor 2 H Gunawan HS – dr Umar Usman mendapatkan 399.144 suara. (ica/eri/ira/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img