spot_img
Wednesday, February 5, 2025
spot_img

Suka Sekolah Tapi Lebih Suka Liburan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Oleh: Muhamad Irfan
Guru SBQ SD Islam Sabilillah Malang 1

Di masa modern ini, pendidikan formal melalui sekolah dianggap sangat penting untuk perkembangan intelektual dan sosial anak-anak dan remaja. Namun, tidak jarang kita mendengar keluhan dari siswa yang lebih suka menghabiskan waktu liburan daripada bersekolah.

-Advertisement-

Penulis mencoba memahami mengapa anak-anak sering kali merasa demikian, serta bagaimana keseimbangan antara pendidikan formal dan waktu luang dapat berkontribusi pada perkembangan mereka secara holistik.

Pendidikan formal melalui sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk pengetahuan dan keterampilan siswa. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) sekolah adalah tempat di mana siswa tidak hanya belajar mata pelajaran akademis. Seperti matematika, sains, dan bahasa, tetapi juga keterampilan sosial seperti kerjasama, komunikasi, dan pemecahan masalah.

Sekolah menyediakan struktur dan rutinitas yang membantu siswa mengembangkan disiplin diri dan tanggung jawab. Selain itu, sekolah juga merupakan tempat di mana siswa dapat menjalin persahabatan dan belajar tentang keberagaman budaya dan pandangan. Interaksi sosial ini sangat penting untuk perkembangan emosional dan sosial mereka.

Menurut artikel dari American Psychological Association (APA), interaksi sosial yang sehat di sekolah dapat meningkatkan kesehatan mental dan kebahagiaan siswa.

Kebebasan dan Relaksasi

Di sisi lain, liburan menawarkan kebebasan dan kesempatan untuk beristirahat dari rutinitas sekolah yang kadang-kadang bisa menjadi membosankan atau menegangkan. Waktu luang memungkinkan siswa untuk mengembangkan minat dan hobi pribadi yang mungkin tidak memiliki cukup waktu selama sekolah.

Misalnya, kegiatan seperti bermain musik, olahraga, atau bahkan berpartisipasi dalam aktivitas sukarela dapat memberikan kepuasan dan pengembangan diri yang tidak selalu ditemukan di ruang kelas. Kunci utama dari dilema ini adalah menemukan keseimbangan yang tepat antara sekolah dan liburan.

Menurut sebuah artikel dari Harvard Business Review, istirahat yang cukup dapat meningkatkan produktivitas dan kreativitas. Oleh karena itu, penting bagi siswa untuk memiliki waktu liburan yang memadai untuk me-refresh pikiran mereka dan kembali ke sekolah dengan energi dan motivasi yang baru.

Pendidikan formal seharusnya tidak menjadi satu-satunya fokus dalam kehidupan siswa. Sekolah dan orang tua perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa anak-anak juga memiliki waktu untuk menikmati liburan dan mengembangkan minat mereka di luar kurikulum sekolah.        Misalnya, sistem pendidikan di Finlandia yang sering kali disebut sebagai salah satu yang terbaik di dunia, memberikan penekanan besar pada keseimbangan antara belajar dan waktu istirahat. Siswa di Finlandia memiliki waktu sekolah yang lebih sedikit, tetapi mereka menunjukkan hasil akademis yang sangat baik. Hal ini bisa menjadi inspirasi bagi sistem pendidikan di negara lain.

          Untuk menjaga keseimbangan sekolah dengan liburan, maka bisa dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, Penjadwalan liburan yang terstruktur.Liburan harus direncanakan dengan baik agar anak-anak tetap mendapatkan manfaat pendidikan meskipun tidak dalam lingkungan sekolah formal. Misalnya, mengunjungi museum, mengikuti kursus keterampilan, atau berpartisipasi dalam kamp musim panas yang edukatif.

          Kedua, Inklusivitas dalam kurikulum sekolah.Sekolah dapat memasukkan lebih banyak kegiatan yang bersifat eksploratif dan praktikal dalam kurikulum mereka. Ini termasuk proyek lapangan, kegiatan ekstrakurikuler, dan program belajar berbasis pengalaman yang membuat anak merasa seolah-olah mereka sedang “berlibur” meski dalam konteks pendidikan.

          Ketiga, Mendorong keseimbangan hidup. Orang tua dan pendidik harus mendorong anak-anak untuk menemukan keseimbangan antara studi dan waktu luang. Memberikan penekanan pada pentingnya manajemen waktu dan bagaimana memanfaatkan waktu dengan bijak bisa membantu anak-anak menghargai kedua sisi kehidupan mereka.

          Keempat, Pendampingan orangtua.Orangtua dapat mendampingi anak-anak dalam kegiatan belajar selama liburan dengan cara yang tidak terlalu formal namun tetap edukatif. Contohnya adalah dengan membaca buku bersama, melakukan eksperimen sains di rumah, atau mengajarkan keterampilan hidup seperti memasak dan berkebun.

          Kelima, Menjaga komunikasi terbuka.Penting bagi orangtua dan guru untuk menjaga komunikasi yang terbuka dengan anak-anak mengenai perasaan mereka tentang sekolah dan liburan. Mengetahui apa yang membuat mereka bahagia dan termotivasi bisa menjadi panduan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik.

Pada akhirnya, baik sekolah maupun liburan memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan anak-anak dan remaja. Sekolah menyediakan pendidikan formal dan keterampilan sosial yang esensial, sementara liburan menawarkan kesempatan untuk relaksasi, pengembangan pribadi, dan eksplorasi minat.

Dengan menemukan keseimbangan yang tepat antara kedua aspek ini, kita dapat membantu siswa mencapai perkembangan yang holistik dan kesejahteraan yang lebih baik. Bagi siswa, penting untuk memahami bahwa keduanya memiliki manfaatnya masing-masing.

Menikmati sekolah dan liburan secara seimbang dapat membuat pengalaman belajar lebih menyenangkan dan memuaskan. Dengan demikian, pendidikan tidak hanya menjadi kewajiban, tetapi juga bagian yang menyenangkan dari perjalanan hidup mereka.(*)

-Advertisement-

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img