MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Kasus guru di wilayah Kabupaten Malang yang dilaporkan ke pihak kepolisian tidak hanya Rupi’an yang sudah berdamai. Kini, ada dua kasus guru lainnya yang sedang ditangani oleh Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Malang.
Kedua kasus tersebut masing-masing melibatkan guru Mi Miftakhul Huda, Kecamatan Kromengan dan guru SMP di Kecamatan Gedangan.
Kasus yang kini sudah ke tahap mediasi adalah kasus guru MI Miftakhul Huda, Kromengan yang bernama Subhan. Guru agama dan seni budaya ini dilaporkan ke Polres Malang karena diduga memukul siswa kelas lima, inisial A menggunakan pipa atau paralon.
Berdasarkan keterangan yang dikumpulkan oleh kepolisian dari saksi-saksi maupun korban, Subhan memukul bagian punggung siswanya lantaran mengeluarkan kata kasar.
“Keterangan saksi – saksi memang berkata kasar si anaknya (korban.red), ” kata Kanit PPA Satreskrim Polres Malang, Aiptu Erlehana kepada Malang Posco Media, Senin (16/12) kemarin.
Kejadian tersebut terjadi pada Agustus lalu dan dilaporkan ke Polres Malang tak lama setelah kejadian. Pihak kepolisian telah melakukan mediasi antar kedua belah pihak sudah dua kali. Dan kemarin dilakukan mediasi kembali yang ketiga kalinya di Polres Malang.
“Kami akan mengundang Kemenag dan Dindik Kabupaten Malang untuk mediasi lanjutan,” kata Leha sembari menyampaikan, hasil visum ditemukan ada memar pada punggung korban.
Ditemui usai mediasi, Ketua MWC NU Kecamatan Kromengan, Gus Dimyati yang mendampingi guru, Subhan menyampaikan hasil mediasi adalah ada tiga poin.
“Tiga poin yang kami pahami, Pak Subhan minta maaf melalui video, pencabutan kata fakta (dalam berkas yang tertulis. red) yang awalnya Pak Subhan misuh untuk mendisiplinkan, dan ganti rugi tapi nominal masih belum disebutkan,” beber Gus Dimyati.
Guru, Subhan menambahkan, ia mengakui kesalahan yang dilakukan dan sudah meminta maaf berkali-kali kepada korban, siswa berinisial A setelah kejadian pemukulan.
“Saya memang salah. Saya memukul tidak keras menggunakan paralon kecil, hanya untuk mendisiplinkan,” kata Subhan sembari menyampaikan, pada sebelum kejadian situasi siswa di dalam kelas sedang gaduh. (den/jon)