MALANG POSCO MEDIA – Harusnya sedia payung sebelum hujan. Bukan beli jas hujan sesudah basah kuyub kehujanan. Aliran sungai Amprong yang meluap hingga merendam beberapa kawasan di Lesanpuro Kecamatan Kedungkandang sudah terjadi, Selasa (24/12) malam. Dan dampaknya ada rumah warga yang ambrol separo akibat tergerus air.
Setelah peristiwa ini terjadi, baru ada aksi ramai-ramai membersihkan sungai Amprong. Setelah mengetahui ada banyak sampah dan sungai butuh dikeruk sedimentasinya, semua fokus ke sungai Amprong. Selama ini, sebelum musim hujan, sebelum banjir terjadi, sepertinya tak ada kegiatan susur sungai Amprong untuk bersih-bersih. Atau melakukan pemeriksaan secara rutin daerah aliran sungai yang rawan dan bisa membahayakan rumah-rumah masyarakat.
Tidak salah melakukan kerja bakti dan bersih-bersih pasca banjir terjadi. Karena itu sudah keharusan untuk melakukan normalisasi keadaan. Yang kotor dibersihkan. Sampah-sampah diangkat dari sungai dan yang rusak-rusak kembali diperbaiki. Namun yang membahayakan harus menjadi atensi demi mencegah timbulnya korban jiwa.
Upaya mitigasi bencana inilah yang harusnya dilakukan. Pemkot Malang, khususnya dinas terkait harus menjadi inisiator untuk merangkul para stakeholder terkait untuk melakukan aksi bersih-bersih sungai. Memang gerakannya tidak mudah dilakukan. Apalagi bersih-bersih di sungai. Untuk menjangkau lokasinya pun tak mudah.
Namun di sinilah penyebabnya. Karena sungai seringkali tak menjadi fokus perhatian, maka hal-hal yang tak terduga seringkali terjadi bersamaan dengan anomali cuaca. Kita semua sudah sangat hafal dengan istilah bencana hidrometeorologi. Banjir, tanah longsor, gunung melutus. Namun tak semua langsung bergerak melakukan antisipasi.
Dan ketika aliran sungai mengamuk dan banjir dimana-mana, siapa yang kemudian harus disalahkan? Siapa yang harus benar-benar bertanggungjawab untuk mengganti segala kerusakan yang dialami masyarakat? Baik yang material maupun non material. Tak mudah mencari kambing hitam. Ujung-ujungnya masyarakat dinetralisir dengan narasi singkat: ini musibah. Ancaman bencana sudah nyata. Intensitas hujan semakin tinggi. Maka perlu upaya nyata kesiapsiagaan tinggi terhadap segala kemungkinan bencana. Semua harus komitmen bagaimana caranya agar tak ada korban jiwa. Siaga, siap bergerak dan selalu berdoa.(*)