spot_img
Thursday, February 6, 2025
spot_img

Slow Living

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Di akhir tahun dan memasuki tahun baru, banyak orang membuat resolusi. Banyak orang membuat resolusi yang realistis, sesuai dengan kemampuan. Namun, tak jarang ada orang menyusun resolusi yang utopia dan sulit diwujudkan. Banyak juga yang menentukan resolusi hanya ikut-ikutan yang sedang tren dan jadi perbincangan banyak orang.

          Salah satu tren yang beberapa pekan ini ramai jadi topik perbincangan adalah tentang slow living. Beberapa orang telah melakoni slow living dan menularkan gaya hidupnya di beragam platform media sosial (medsos). Gaya hidup lambat (slow) dengan keluar dari rutinitas keseharian yang padat. Banyak orang menerjemahkan slow living dalam versi beragam. Termasuk ada pula yang memahami keliru konsep slow living sebagai cara hidup bermalas-malasan.

-Advertisement-

          Seirama dengan tren slow living tak sedikit pula orang mengakhiri tahun 2024 menuju 2025 dengan membuat resolusi mau hidup slow living. Resolusi ini terutama dibuat oleh mereka yang telah memasuki masa pensiun bahkan banyak juga yang berencana pensiun dini dan memutar haluan dengan gaya hidup melambat. Mereka lantas memilih pindah dari kota-kota besar dan menetap di daerah-daerah pinggiran yang masih sepi dan murah.

            Membuat resolusi saat peralihan tahun memang sah-sah saja. Walaupun banyak juga orang yang menganut hidup yang mengalir begitu saja seperti mengikuti aliran air. Masing-masing orang tentu punya ukuran dan takarannya masing-masing dalam menyetel hidupnya.

Alon-alon Waton Kelakon

          Dalam falsafah Jawa dikenal ungkapan “alon-alon waton kelakon.Slow living punya kemiripan dengan falsafah Jawa ini. Saat laju kehidupan semakin cepat, ketika banyak orang harus berburu waktu, maka kehidupan menjadi semakin keras. Waktu sehari 24 jam serasa tak cukup. Kehidupan super cepat ini tak jarang justru memicu stres dan munculnya beragam gangguan kesehatan yang lain.

          Tingginya tingkat penetrasi dan ketergantungan pada teknologi komunikasi kekinian menjadikan tak sedikit orang yang waktunya habis tersita hanya untuk mengakses medsos dan berselancar di dunia maya. Interaksi komunikasi lewat media digital ini memungkinkan semua terlibat dapat layanan instan. Layanan super cepat yang tersaji hanya lewat gadget dengan sekali klik.

          Segala kebutuhan tersedia secara cepat saji. Segalanya bisa terpenuhi tak butuh proses lama. Semua bisa serba instan. Kehidupan serba cepat yang ditopang dengan teknologi inilah yang dapat menjadikan irama kehidupan tak bisa lagi dihadapi secara alon-alon waton kelakon.

          Slow living menawarkan kehidupan yang seimbang (life balance) antara kehidupan dan akses pada teknologi. Kehidupan dengan akses teknologi yang bisa dikendalikan oleh penggunanya. Kehidupan yang tak melulu disetir oleh beragam tools canggih. Tawaran gaya hidup dengan meminimalisir penggunaan teknologi (digital minimalism) coba diterapkan para pelaku slow living. Laju kehidupan yang super cepat itu pun bisa lebih slow down dengan mengurangi ketergantungan pada teknologi.

          Di saat banyak orang sudah terbiasa dengan penggunaan teknologi super canggih, sudah jadi bagian dari kehidupan sehari-hari maka upaya mengurangi penggunaannya tentu bukanlah hal mudah. Sepertinya hal ini jadi tantangan bagi para pelaku slow living karena sejatinya konsep slow living tak hanya menghindari dari keriuhan kehidupan di alam nyata, namun menyepi dari kegaduhan dunia maya juga harus dilakukan.

Sebuah Pilihan

          Mau slow living atau fast living adalah sebuah pilihan merdeka. Ia bisa menjadi alternatif di tengah laju kehidupan di tahun 2025 yang diperkirakan bakal cukup berat. Kenaikan pajak pertambahan nilai dan pajak yang lain membayangi kehidupan yang bakal menjadi lebih keras. Slow living bisa jadi tawaran hidup yang lebih baik, bukan lebih terburu-buru. Bukan tertinggal, melainkan mengedepankan prioritas dan kenyamanan.

          Merujuk beberapa sumber dan keterangan dari para pelakunya bahwa slow living itu bukan berarti mengasingkan diri secara fisik, menyepi, dan tinggal di perdesaan atau tempat-tempat terpencil. Slow living sejatinya adalah tentang konsep berpikir. Artinya, praktik slow living bisa di mana saja, termasuk di kota-kota besar.

          Slow living itu mindset berpikir yang menjadikan kehidupan berjalan lebih santai, sederhana, minimalis, dan seimbang. Seperti Henry David Thoreau (2018) yang menyerukan “simplicity, simplicity, simplicity.

          Prinsip hidup slow living dan alon-alon waton kelakon sebenarnya menjadikan hidup mindfulness. Menurut Zinn (1990), mindfulness adalah sebuah kesadaran serta secara pribadi memberikan perhatian dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Menjalani keseharian dengan mindfulness atau penuh kesadaran akan berhubungan positif dengan kualitas hidup manusia. Mindfulness memiliki hubungan yang positif, menyenangkan, dan meningkatkan kepercayaan diri dan rasa optimisme.

          Sejumlah kota tertentu dinilai lebih cocok untuk hidup melambat. Merujuk pantauan Kompas Monitoring di lima medsos pada rentang waktu 1 Oktober-21 November 2024 mencatat 3.109 unggahan terkait slow living dan pensiun. Ada lima kota yang banyak disebut dan cocok untuk slow living adalah Surakarta, Malang, Yogyakarta, Purwokerto, dan Salatiga. Data ini merujuk pada enam indeks global untuk menyusun indeks kota-kota yang mendukung slow living dan nyaman bagi lansia (Kompas, 16/12/2024).

          Di beragam platform medsos banyak narasi tentang slow living. Tak semua narasi slow living itu sesuai dengan kenyataan. Semoga saja mereka yang membuat resolusi untuk slow living benar-benar telah mempelajari dan memperhitungkannya dengan matang, tak sekadar ikut-ikutan tren belaka.

          Seperti diprediksi banyak pakar, 2025 sepertinya bakal jadi tahun yang tak baik-baik saja. Untuk itu, bolehlah mencoba slow living, hidup tak tergesa-gesa, sederhana, dan bermakna. Selamat tahun baru 2025.(*)

-Advertisement-

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img