MALANG POSCO MEDIA – Arema FC telah mendapatkan pengganti Joel Cornelli untuk mengarungi putaran kedua BRI Liga 1 2024/2025. Jose Manuel Gomes da Silva alias Ze Roberto resmi ditunjuk menjadi head coach bagi Alfafizi dkk. Tugas bertahan di papan atas, minimal tetap di empat besar diemban pelatih asal Portugal tersebut.
Arema FC membutuhkan kepemimpinan Ze Gomes sebagai nahkoda tim. Pemimpin yang tak hanya bermodalkan skill teknis atau pengalaman mentereng. Namun juga mampu memperkuat kekeluargaan serta chemistry tim yang sejatinya telah terbentuk.
Hal itu disebutkan General Manager Arema FC Yusrinal Fitriandi. Tingkatan yang dibutuhkan timnya adalah pelatih yang klik atau memiliki chemistry baik dengan pemain, juga tim pelatih yang lain.
“Kalau dari manajemen, kami harus bicara dulu di tiga tahun (musim) terakhir. Selama tiga tahun, kami mungkin bisa dilihat hampir lima kali mengganti pelatih,” tutur Inal, sapaan akrab Yusrinal Fitriandi.
Menurutnya, musim sebelumnya misalnya, ketika mengatakan mencari pelatih sesuai kebutuhan tim. Ketika merekrut Fernando Valente, timnya dinilai cocok dengan sosok yang memiliki sertifikasi tentang psikologi.
“Karena pada saat itu kami sangat butuh tim ini di-handle oleh orang yang bisa menghandle psikologinya tim. Waktu itu kami meyakini membentuk tim dan bakal mampu membawa perubahan di Arema setelah beberapa season sebelumnya (terpuruk). Akhirnya kami mencari pelatih yang mampu untuk mengangkat tim ini yang punya kemampuan yang sudah kami yakini, dan juga merebut pemain seperti William, Dalberto dan lainnya,” terang dia.
Dari hal itu, Inal seolah menekankan adalah kebutuhan tim bukan hanya sekadar CV. Dia menyadari tak sedikit yang kontrak ketika nama Ze Gomes dipilih.
Ditambahkannya, bukan hanya pelatih punya sertifikasi ini itu, tapi manajemen Singo Edan ingin kembali lagi ke fundamental tim ini yakni kekeluargaan.
“Saya tidak mau bicara kejelekan sebelumnya, cuma kami meyakini di klub ini bahwasanya lahirnya klub ini berdasarkan kekeluargaan. Kedua, timnya kalau kita ngomong kebutuhan, tim yang sekarang ini sudah solid, dan kami meyakini bakal mencapai target yang klub ini ingin capai. Alhamdulillah, di putaran pertama tercapai,” jelasnya.
Menurut dia, bisa saja prestasi itu karena sosok pelatih atau pemain di Arema FC yang diyakini musim ini memiliki kualitas apik. Akan tetapi, kembali dia menekankan bila tim ini sudah solid dengan pemain yang disebut sudah jadi sebuah tim yang bagus. Hal ini bisa dilihat di lapangan, termasuk dua laga terakhir ketika tanpa head coach.
“Kini, tinggal siapa yang menahkodai tim ini. Kalau kita ngomong kebutuhan tadi, ini tidak cukup oleh pelatih yang punya CV mentereng. Ada satu hal yang mungkin saya bicara tentang pelatih, pemain, skill, strategi itu hal teknis. Tapi ada satu hal yang harus dipertimbangkan juga yakni faktor non-teknis,” tegas dia.
Inal mencontohkan tentang hal nonteknis tersebut, seperti bagaimana pelatih merangkul tim. Lalu bagaimana pelatih yang bisa menganggap tim ini tim sebagai keluarga.
”Contoh kalau ada yang cedera, tanya bagaimana cederamu. Atau bisa juga berhubungan teknis ke non teknis, seperti ‘kamu nggak bisa main dulu’. Itu harus ada pendekatan. Begitulah, kenapa saya bilang ingin solid bukan hanya teknis. Solid bukan juga hanya di pemain. Misalkan kita mendapatkan prestasi saja hanya karena pemainnya yang solid, atau pemain yang punya kemampuan improvisasi yang bagus di lapangan, tapi itu bukan keinginan pelatih. Mungkin yang lalu itu yang terjadi,” imbuh dia.
Inal tak mengelak, hal-hal itu non-teknis yang menjadi pertimbangan besar.
Menurutnya, jauh sebelum adanya keputusan pemecatan Joel Cornelli, sudah membicarakan hal ini di jajaran manajemen dan board of director Arema FC.
“Beberapa waktu lalu juga sudah bilang, evaluasi sudah mulai kami start di akhir November dan awal Desember sudah kami tekankan. Karena tanda-tanda itu sudah kelihatan, dan pembicaraan (di manajerial) selama ini masih menghargai pelatih yang kemarin. Kalau secara evaluasi boleh kan kami menilai sesuatu yang ada dari klub ini,” urainya.
Lantas, Inal menambahkan untuk pembicaraan merekrut Ze Gomes karena pihaknya mencari referensi. Bahkan, Inal secara pribadi juga ada referensi.
Akhirnya, keputusan mengambil Ze Gomes karena kebutuhan non teknis. Yakni butuh pelatih yang bisa merangkul semua dan itu dinilai ada pada sosok pria berusia 48 tersebut.
“Ini atas pengalaman Ze Gomes yang notabene dia juga seorang kapten dulunya selama 10 tahun. Dan mungkin itu jadi pertimbangan kuat juga, tanpa mengurangi rasa hormat kami ke kapten tim yang ada, mungkin ini bisa. Tim ini, sudah jadi chemistry-nya. Kan kemarin sempat dilatih sama Kuncoro, itu artinya membuktikan bahwa tim ini solid. Tim ini secara non-teknisnya mereka sangat tidak ada apapun tidak ada tembok apapun, pemain ke asisten pelatih ataupun di manajemen. Mereka benar-benar seperti keluarga,” urainya.
Sementara itu, terkait target dia mengakui tak memberikan beban muluk. Minimal, mempertahankan posisi empat besar saat ini.
Menurutnya, bila melihat prestasi sekarang sudah sangat bagus. “Jadi minimal dia harus mempertahankan posisi di klasemen. Kami sudah bicara dengan dia tentang ini, yang mungkin bisa jadi beban. Tapi kan tergantung, mau menjadikan beban itu sebagai motivasi atau bikin down,” tegasnya.
Dia menambahkan, dengan masuknya Ze Gomes di pertengahan musim, pelatih tersebut tak bisa memilih pemain. Itu jadi pertimbangan mengapa targetnya tak muluk.
“Tapi kalau dia bisa memberikan lebih, itu adalah bonus untuk kami. Syukur kalau bisa mengangkat tim ini di posisi yang lebih dari sekarang,” katanya.
Sedangkan Ze Gomes menuturkan, paham dengan kebutuhan Arema FC, termasuk syarat yang diinginkan manajemen klub. Dia siap respek pada fundamental klub, termasuk kultur sepak bola di Indonesia.
Ze Gomes memahami, sebagai orang asing di klub yang harus memahami tradisi yang ada, bukan justru sebaliknya.
“Maka dari itu, saya tegas mau membuat mempertahankan coach Kuncoro dan Siswantoro bersama. Ini justru lebih baik lagi, karena memudahkan adaptasi saya di sini, dan membuat Arema semakin kuat serta besar,” ungkap dia.
Ze Gomes percaya bila di tim Arema FC kemarin sudah tampil bagus. Dia menyebut pelatih bekerja sangat baik dan tidak ada masalah.
“Kalau ada masalah mungkin ada di pertandingan, saya harap kedepannya terus lebih baik. Arema kedepannya semakin baik,” ungkap dia.
Setelah resmi menjadi head coach, dia akan melihat beberapa hari untuk memastikan langkah seperti apa yang akan dia kerjakan pada Alfarizi dkk. Sementara, dia memang sudah melihat 17 laga Tim Singo Edan.
“Saya anggap bagus, tapi harus saya buktikan langsung di latihan. Untuk melihat lagi apa yang kurang. Tapi pastinya mau lebih bagus, dan saya siap menerima masukan positif untuk kemajuan Arema,” tambahnya.
Di sisi lain, Ze mengakui terakhir melatih tahun 2022. Namun bukan berarti dia tidak laku atau tidak dipercaya tim lain. Sebab, menurutnya, sudah banyak tim memintanya jadi pelatih. Akan tetapi dia memilih menolak. “Kalau sekarang alasan saya memilih Arema FC karena tim ini klub besar dan timnya bagus. Jadi, pas ada teman di sini, di Arema FC, saya mulai menyaksikan semua pertandingan Arema FC. Begitupun juga semua laga di sini,” tandasnya. (ley/van)