MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Pemkot Batu mewanti-wanti kepada penyedia jasa catering agar berhati-hati terhadap adanya penipuan orderan fiktif yang dipesan oleh SKPD di Pemkot Batu. Pasalnya beberapa waktu lalu ada penyedia jasa catering yang tertipu orderan fiktif.
Kepala Dinas Kominfo Kota Batu Onny Ardianto mengatakan bahwa SKPD yang ia pimpin menjadi korban orderan pesanan nasi kotak fiktif. Hal itu ia ketahui saat pegawai Diskominfo Kota Batu menerima klarifikasi dari beberapa pengusaha catering di Kota Batu yang mengaku mendapat pesanan.
“Benar, kemarin ada beberapa yang klarifikasi terkait orderan catering yang mengatasnamakan Staf Dinas Kominfo Kota Batu yang bernama Fajar. Kemudian dari Diskominfo memastikan bahwa orderan nasi kotak tersebut adalah fiktif atau penipuan,” ujar Onny kepada Malang Posco Media, Selasa (14/1) kemarin.
Atas kejadian tersebut Onny menghimbau kepada semua penyedia jasa katering, untuk berhati-hati dalam bertransaksi orderan yang mengatasnamakan SKPD di Pemkot Batu. Mengingat saat ini untuk belanja barang dan jasa harus melalui melalui E-Katalog yang terintegrasi dengan sistem LPSE.
“Agar kejadian serupa tidak terulang kami menghimbau agar penyedia jasa catering ataupun jasa lainnya berhati-hati. Terlebih ketika ada orderan hanya melalui pesan WhatsApp. Karena saat ini semua belanja barang dan jasa yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Batu harus melalui E-Katalog yang terintegrasi dengan sistem LPSE,” tegasnya.
Salah satu korban penipuan adalah Mardiansyah Darmawan selaku pemilik Mardian Catering yang beralamat di Desa Oro-oro Ombo Kecamatan Batu. Ia harus merugikan Rp 4 juta karena tertipu orderan fiktif sebanyak 85 Nasi Kotak. “Awalnya saya menerima pesanan dari seseorang yang mengaku staf Diskominfo Kota Batu pada hari, Minggu 12 Januari 2025. Orderan berupa 85 kotak nasi dan suvenir dengan atas nama Fajar Afrian SE yang mengaku staf Diskominfo Kota Batu,” ungkapnya.
Orderan tersebut dilengkapi dengan surat pesanan berkop Diskominfo. Sehingga membuat ia percaya tanpa melakukan pengecekan lebih dulu. Bahkan pelaku penipuan ini sempat melakukan video call untuk menyakinkan Mardian. “Yang sudah saya siapkan nasi kotak senilai Rp 4 juta. Sedangkan untuk suvenir belum saya pesan dengan nilai Rp 24 juta. Beruntung untuk suvenir belum saya pesan,” pungkasnya. (eri/lim)