Friday, March 14, 2025

Belanja saat Long Weekend Sekitar Rp 200 M

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Untuk Wisata dan Kulineran di Malang Raya

MALANG POSCO MEDIA – Aliran uang mengalir deras di Malang Raya selama libur panjang Isra Mi’raj dan Imlek. Dalam lima hari sejak Sabtu (25/1) lalu hingga Rabu (29/1) kemarin diproyeksi sekitar Rp 200 miliar yang dibelanjakan di Malang Raya oleh wisatawan dan pengunjung mal. (baca grafis di Koran Malang Posco Media)   

Di Kota Batu tercatat sekitar 82.699 wisatawan yang berkunjung. Puluhan ribu wisatawan tersebut terbagi ke sejumlah destinasi wisata favorit Kota Batu seperti Jatim Park Group, Selecta dan beberapa destinasi lainnya sejak 24-29 Januari.

-Advertisement- Satu Harga Tiga Media

“Ada sekitar 82 ribu wisatawan berkunjung ke Kota Batu selama libur Imlek dan Isra Mikaj. Jumlah tersebut belum termasuk jasa usaha akomodasi/hotel, beberapa Daya Tarik Wisata (DTW) lainnya dan usaha kuliner seperti resto, kafe, rumah makan,” ujar Kepala Diskominfo Kota Batu, Onny Ardianto kepada Malang Posco Media, Rabu (29/1) kemarin.

Begitu juga dengan data wisatawan yang berkunjung di jasa usaha homestay atau vila. Sehingga pihaknya memperkirakan kunjungan wisatawan bisa melebihi jumlah tersebut.

“Memang masih bisa berubah. Namun yang jelas dengan tingginya kunjungan wisatawan selama libur panjang Imlek sangat berdampak pada perekonomian masyarakat Kota Batu. Mengingat wisatawan mengeluarkan uang untuk berbagai hal seperti membeli tiket wisata, belanja, menginap hingga makan,” bebernya.

Disisi lain, pihaknya juga melakukan perhitungan rerata pengeluaran harian wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu berdasarkan beberapa komponen. Namun untuk perhitungan rerata pengeluaran wisatawa tidak termasuk dengan transportasi menuju ke Kota Batu.

“Beberapa komponen meliputi jasa akomodasi, tiket wisata, biaya makan minum, transport lokal, souvenir/oleh-oleh, jasa lainnya seperti guide, parkir, toilet dan masih banyak lagi. Hasil perhitungan dari komponen tersebut per hari raya-rata wisatawan mengeluarkan uang Rp 795.158. Sehingga total uang berputar sekitar Rp 65,7 Miliar,” bebernya.

Pihaknya berharap tingkat kunjungan di awal tahun bisa terus meningkat saat libur panjang selanjutnya. Begitu juga saat akhir pekan. Sehingga perekonomian Kota Batu semakin membaik.

“Bukan hanya berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Batu. Apalagi penyumbang PAD Kota Batu di sektor tempat hiburan (wisata), hotel hingga resto masuk yang tertinggi,” paparnya.

Untuk itu mewakili Pemkot Batu, pihaknya sangat berterima kasih kepada pelaku industri wisata di Kota Batu. Karena para pelaku wisata terus berinovasi, menggelar show di momen tertentu dan mengenalkan wahana baru setiap tahunnya sehingga wisatawan tetap menjadikan Kota Batu sebagai pilihan untuk berlibur.

Pemkot Batu bersama Polres Batu juga terus berusaha untuk mempromosikan destinasi wisata, memberi rasa aman dan nyaman kepada wisatawan, melakukan rekayasa lain untuk mengurai kemacetan hingga menggelar event rutin yang terjadwal di kalender wisata. Tujuannya agar makin  menarik wisatawan berkunjung ke Kota Wisata Batu.

Di Kota Malang libur panjang Isra Mikraj dan Tahun Baru Imlek membawa dampak positif bagi sektor ritel, khususnya pusat perbelanjaan di Kota Malang. Malang Town Square (Matos) mencatat lonjakan jumlah pengunjung hingga 55 ribu orang pada puncak perayaan Imlek,  pada Rabu (29/1) kemarin. 

Marketing Communication Manager Matos,

Sasmitha Rahayu menjelaskan tingkat kunjungan selama long weekend ini cukup signifikan. Setiap hari selama libur panjang, Matos mendapat lebih dari 50 ribu pengunjung, dan pada puncaknya mencapai 55 ribu. Perputaran uang di mal diperkirakan mencapai Rp 13,7 miliar per hari. 

“Daya konsumsi pengunjung Matos juga cukup tinggi. Rata-rata setiap pengunjung menghabiskan hingga Rp 250 ribu per kunjungan. Hal ini didukung oleh kehadiran banyak tenant nasional yang menarik minat masyarakat, seperti Playtopia dan berbagai tenant populer lainnya,” ujarnya.

Adanya tenant-tenant nasional menjadi daya tarik utama bagi pengunjung. Tidak hanya berbelanja, tetapi juga menikmati pengalaman hiburan yang ditawarkan Matos.

Lonjakan pengunjung ini juga berdampak signifikan pada penjualan di masing-masing  tenant. Terutama tenant makanan. Menurut Sasmitha, beberapa tenant makanan bahkan berhasil menggandakan penjualan mereka dibandingkan hari biasa.

“Tenant makanan mencatat penjualan dua kali lipat lebih banyak selama libur panjang ini. Ini jelas menjadi momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh para pemilik tenant. Selain itu juga ada tenant fesyen yang turut diserbu karena banyak promo spesial, ” ujarnya. 

Sasmitha berharap tren positif ini terus berlanjut, mengingat Matos selalu berkomitmen untuk memberikan pengalaman berbelanja yang menyenangkan bagi pengunjungnya.

“Kami terus berupaya menyediakan program-program menarik dan tenant berkualitas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kami sangat berterima kasih atas dukungan dan kepercayaan masyarakat. Semoga ke depannya Matos dapat terus menjadi pilihan utama untuk belanja dan rekreasi keluarga,” kata Sasmitha.

Sementara itu Penarikan uang tunai oleh perbankan di wilayah Malang guna perayaan Imlek tahun ini tercatat sebesar Rp 387,4 miliar. Angka tersebut didominasi oleh uang pecahan besar, Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu. Meski signifikan, jumlah itu  lebih kecil dibandingkan dengan penarikan pada Imlek tahun lalu. 

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Malang, Febrina, mengungkapkan bahwa salah satu penyebab penurunan ini adalah persediaan uang tunai di perbankan yang masih mencukupi setelah penarikan besar-besaran pada akhir tahun 2024.

“Persediaan uang tunai perbankan cukup aman, sehingga kebutuhan penarikan menjelang Imlek tahun ini relatif lebih rendah dibandingkan tahun lalu,” jelas Febrina. 

Selain itu, tren penurunan penarikan juga terlihat dari setoran uang tunai yang dilakukan oleh perbankan di awal tahun 2025. Febrina mencatat bahwa jumlah setoran perbankan ke Bank Indonesia pada awal tahun ini lebih rendah dibandingkan awal tahun 2024.

“Hal ini menunjukkan bahwa uang yang beredar di masyarakat maupun perbankan masih terjaga dengan baik,” tambahnya. 

Tidak hanya dari loket Bank Indonesia, kebutuhan uang tunai perbankan juga dipenuhi melalui transaksi antar bank. Mekanisme ini membantu menjaga kestabilan persediaan uang di berbagai bank tanpa harus bergantung sepenuhnya pada penarikan dari Bank Indonesia. 

Tren transaksi non tunai yang terus meningkat juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi penurunan penarikan uang tunai selama libur Imlek.

“Masyarakat kini semakin nyaman menggunakan transaksi digital untuk berbagai keperluan, baik itu pembayaran belanja maupun transfer antar rekening,” tandasnya.

Sementara itu perputaran uang selama libur panjang di Kabupaten Malang  diperkirakan mencapai  Rp 53,9 miliar. Ini seiring dengan meningkatnya kunjungan wisata di wilayah Kabupaten Malang.  Mereka tidak sekadar menikmati liburan di tempat wisata. Tapi juga kuliner dan berbelanja. 

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang Purwoto mengatakan selama libur panjang total jumlah wisatawan yang masuk Kabupaten Malang sebanyak 359.851 wisatawan. Dengan rincian 358.435 wisatawan nusantara, dan 1.416 wisatawan asing.

“Dari data yang masuk ke kami dari sejumlah tempat wisata total ada 359.851 wisatawan. Ini selama enam hari.  Terhitung sejak Jumat (24/1) sampai dengan Rabu (29/1) kemarin,’’ katanya.

Dari jumlah tersebut, Purwoto mengatakan uang yang berputar di Kabupaten Malang sebanyak Rp 53.977.650.000. Dengan asumsi perorang menghabiskan uang Rp 150 ribu untuk berbelanja.

“Asumsi ini kami peroleh dari biaya tiket masuk tempat wisata dan kuliner,’’ katanya.

Purwoto mengaku tidak memasukkan biaya menginap dalam perputaran uang yang ada di Kabupaten Malang selama libur panjang ini. Alasannya dari total jumlah wisatawan tersebut, terutama untuk wisatawan nusantara, 70 persen mereka adalah warga lokal.

“Kalau warga lokal mereka tidak perlu menginap. Mereka masuk tempat wisata, kemudian kuliner dan beli oleh-oleh atau jajanan, selanjutnya mereka kembali pulang. Itu jumlahnya 70 persen. Baru 30 persennya   pendatang. Itupun tidak semuanya menginap di Kabupaten Malang, ada yang menginap di Kota Malang ada juga di Kota Batu,’’ ungkapnya. 

Tapi Purwoto juga tidak menampik jika okupansi hotel atau penginapan di Kabupaten Malang meningkat selama libur panjang. 

“Iya ada peningkatan okupansi. Tapi maaf, untuk perputaran uang di hotel atau penginapan, kami belum memiliki. Jika ditambah itu bisa lebih dari Rp 53,9 miliar,’’ tambahnya.

Yang pasti Purwoto mengatakan banyaknya wisatawan yang masuk Kabupaten Malang karena daerah ini menjadi surga wisatawan. Banyak destinasi wisata di Kabupaten Malang yang patut di kunjungi. Baik itu destanis wisata alam maupun buatan. “Sebelumnya kami juga melakukan sosialisasi kepada para pelaku wisata. Mereka mempersiapkan diri dengan sarana dan prasarananya. Juga pelayanannya. Kami bersukur selama libur panjang ini semuanya berjalan lancar,’’ pungkasnya.  (eri/adm/ira/van)

-Advertisement-

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img