MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Kesuksesan seseorang bila diukur dari kecerdasannya ada di urutan ke 21. Dan bila diukur dari majunya lembaga pendidikannya ada di urutan 23. Hal itu disampaikan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Malang (Unisma) Dr. Hamiddin, S.Pd., M.Pd di hadapan 1415 lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG),
dalam acara Yudisium dan Pengambilan Sumpah Profesi beberapa waktu lalu.
Lalu siapa orang sukses diurutan pertama?. Hamiddin menyebutkan, mereka adalah orang-orang yang berkarakter jujur. “Ada piranti utama yang membuat kita sukses, yaitu jujur. Termasuk untuk menjadi guru yang profesional dan berakhlakul karimah,” katanya.
Karena itu, kata Hamiddin, PPG Unisma mengendepankan akhlak. Lulusannya berkarakter. Memiliki ciri khas dari lulusan PPG kampus lainnya. Karakter itu harus diterapkan di sekolah masing-masing.
Menurut Hamiddin, guru ada dua macam. Muallim dan murabbi. Muallim mengajarkan pengetahuan secara mendalam. Sedangkan Murabbi juga menjadi contoh dalam keteladanan.
“Lulusan PPG Unisma memadukan dua kriteria tersebut. Guru yang baik bukan mereka yang memiliki PTK publikasi yang banyak. Atau gaji yang tinggi. Tetapi guru yang baik kehadirannya selalu ditunggu siswanya di kelas,” terangnya.
Hal yang sama disampaikan Ketua Program Profesi Guru (PPG) FKIP Unisma, Ganjar Setyo Widodo, S.Pd., M.Pd. Kepada Malang Posco Media, dia mengatakan PPG Unisma mempunyai ciri khas. Memiliki keunggulan. Mereka tidak hanya profesional, tetapi juga berkarakter. Berakhlakul karimah dan berwawasan ahlussunnah wal jamaah.
“Setiap pelaksanaan kuliah kami awali dengan doa dan shalawat. Supaya lahir batin mereka tercerahkan. Dan mendapat ilmu yang bermanfaat. Kami juga bekali mahasiswa dengan kebhinekaan dan kebangsaan,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, mahasiswa PPG Unisma juga dibekali dengan capacity building. Karena seorang guru adalah agen perubahan. Sehingga harus mempunyai kapasitas individu yang betul-betul mapan dan bisa berinovasi dalam memberikan dampak positif pada masyarakat.
“Di kapasiti building kita membentuk kapasitas di individu itu supaya menjadi pionir dalam membawa perubahan. Masuk pada program pengembangan. Untuk guru generasi yang baru,” terangnya.
Para lulusan PPG telah menyelesaikan tugas studi masing-masing. Bagi yang Calon Guru kuliahnya selama satu tahun atau dua semester secara luring. Sebelumnya mereka mengikuti seleksi dari Kementerian. Lalu diversifikasi oleh kampus. Di akhir kuliahnya mahasiswa mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). “Selain kuliah mahasiswa juga melaksanakan PPL 1 dan PPL 2. Selama satu tahun mereka digembleng dan dididik sebagai calon guru profesional,” ucap Ganjar.
Sedangkan yang Guru Tertentu masa studinya 60 hari. Karena mereka sudah jadi guru. Prosesnya belajar secara mandiri. Dan pada akhirnya mereka mengikuti Uji Kinerja dan UTBK. “Mereka mendapat tugas merekam performa mengajarnya dan mengumpulkan rencana mengajarnya. Tugas tersebut dinilai oleh dosen,” tuturnya. (imm/sir)