spot_img
Tuesday, February 4, 2025
spot_img

Dua Profesor UB Kembangkan FAM dan RaBaSATI

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG– Dua Profesor Universitas Brawijaya (UB) Malang perkenalkan model inovatif dalam statistika dan agroforestri yakni Prof. Dr. Ir. Solimun, M.S. dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) serta Prof. Syahrul Kurniawan, S.P., M.P., Ph.D. dari Fakultas Pertanian Senin (3/2) di Gedung Samantha Krida. Keduanya memperkenalkan model inovatif dalam bidang keilmuannya masing-masing yang berkontribusi signifikan terhadap dunia akademik dan masyarakat.

Prof. Dr. Ir. Solimun, M.S., yang menjadi Profesor aktif ke-33 di FMIPA dan ke-232 di UB ini, mengembangkan Flexible and Adaptive Modeling (FAM) sebagai penyempurnaan dari Structural Equation Modeling (SEM). Model tersebut dirancang untuk menangani data dengan sifat yang lebih kompleks, baik dari segi variabel indikator maupun hubungan antar variabel.

-Advertisement-

Dengan pendekatan FAM, analisis data menjadi lebih fleksibel dan adaptif terhadap karakteristik data yang bervariasi. Model ini menawarkan solusi yang lebih akurat bagi para peneliti dalam menyusun tesis, disertasi, maupun publikasi ilmiah di bidang statistika manajemen.

“Dinamika penggunaan SEM menunjukkan bahwa data yang digunakan seringkali bersifat campuran, baik numerik maupun kategorik, serta hubungan antar variabel yang nonlinier atau nonparametrik. Model SEM konvensional tidak mampu mengakomodasi kondisi ini secara optimal,” ujar Prof. Solimun.

Sementara itu, Prof. Syahrul Kurniawan, S.P., M.P., Ph.D., yang menjadi Profesor aktif ke-33 di Fakultas Pertanian dan ke-233 di UB, memperkenalkan RaBaSATI, sebuah model agroforestri yang bertujuan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.

Model tersebut mengutamakan keberagaman tanaman, pemupukan yang tepat, serta sistem irigasi hemat air untuk meningkatkan konservasi tanah dan air, cadangan karbon, serta kesejahteraan petani. Dengan pendekatan partisipatif dan adaptif terhadap iklim, RaBaSATI diharapkan menjadi solusi inovatif bagi keberlanjutan pertanian di Indonesia.

“Alih fungsi hutan menjadi lahan tanaman semusim menyebabkan berbagai bencana hidrometeorologi, seperti longsor, banjir, dan kekeringan. Model RaBaSATI dikembangkan untuk menjaga keseimbangan antara manfaat ekonomi dan keberlanjutan ekologi,” jelas Prof. Syahrul.

Kehadiran dua model inovatif ini menunjukkan komitmen UB dalam mendorong riset yang aplikatif dan berorientasi pada penyelesaian permasalahan nyata. (hud/udi)

-Advertisement-

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img