spot_img
Friday, February 7, 2025
spot_img

Inpres No 1 Tahun 2025 Pengaruhi MICE, Awas Perang Harga

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Musyawarah Cabang (Muscab) Badan Pimpinan Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu periode 2025-2030 digelar di Hotel Batu Suki pada, Kamis (6/2) kemarin. Hasilnya Sujud Hariadi kembali terpilih secara aklamasi dalam Muscab tersebut.

Usai dilantik, Sujud dan seluruh anggota PHRI Kota Batu bakal menghadapi tantangan besar. Terutama dengan diterbitkannya Inpres No 1 Tahun 2025 yang mempengaruhi Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibitions (MICE) di Kota Batu. Hal itu diungkapkan langsung oleh Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai yang hadir dan membuka kegiatan Muscab tersebut.

“Tahun 2025 akan menjadi tantangan lebih berat bagi PHRI Kota Batu dengan adanya efisiensi dan efektifitas anggaran yang dilakukan Pemerintah Pusat. Tapi saya yakin PHRI bisa melalui hal itu dengan adanya inovasi agar perekonomian di Kota Batu terus meningkat,” ujar Aries.

Apalagi, lanjut dia, perekonomian Kota Batu dalam dua tahun terakhir terus menunjukkan tren positif. Karena jika tidak bagus, tidak mungkin para investor menanamkan modalnya di Kota Batu.

Menanggapi keluarnya Inpres Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2025, diungkap Sujud selaku Ketua PHRI Kota Batu periode 2025-2030, memang sangat berdampak signifikan pada sektor pariwisata. Khususnya perhotelan di Kota Batu.

“Dampaknya memang terasa. Karena kebijakan itu mengharuskan pemerintah untuk mengurangi belanja perjalanan dinas, termasuk kegiatan rapat dan acara yang biasanya diselenggarakan di hotel,” bebernya.

Bahkan pengurangan tersebut mencapai hampir 50 persen untuk kegiatan yang melibatkan hotel. Sinyal itu sudah terasa dengan adanya beberapa anggota di Kota Batu sudah banyak yang mengalami pembatalan kegiatan.

“Ini tentu membuat sektor pariwisata, baik hotel maupun restoran, semakin berat ke depannya. Meski begitu, PHRI Kota Batu tetap optimistis dengan berupaya mencari alternatif pasar, agar tidak hanya bergantung pada tamu dari kalangan pemerintahan,” paparnya.

Salah satu cara, pihaknya akan bekerja sama dalam promosi pariwisata ke luar daerah. Sehingga tamu hotel tidak hanya berasal dari instansi pemerintah, tetapi juga dari sektor korporasi dan wisatawan reguler.

Sujud menambahkan dampak Inpres ini bervariasi di setiap hotel, dengan pengurangan tamu dari sektor pemerintahan berkisar 20 hingga 50 persen. Sementara itu, segmen corporate dan wisatawan reguler masih cukup stabil, terutama pada akhir pekan.

“Kalau tamu reguler biasanya datang di akhir pekan, dari Jumat hingga Minggu. Namun, untuk mengisi okupansi di hari Senin hingga Kamis selama ini kami mengandalkan kegiatan dari instansi pemerintah,” terangnya.

Dalam mengatasi dampak kebijakan ini, setiap perusahaan di Kota Batu mendorong karyawannya agar lebih kreatif dalam menarik wisatawan. Salah satu langkah yang ditempuh seperti dari pihaknya yaitu PT Selecta adalah menawarkan paket wisata menarik bagi corporate dan wisatawan reguler.

“Misal di tempat kami Selecta akan menjalin kerja sama lebih erat dengan travel agent serta melakukan promosi ke berbagai daerah. Pada awal Ramadan nanti, tim sales akan bergerak ke Jawa Tengah dan Jawa Barat untuk menarik wisatawan ke Kota Batu,” tuturnya.

Di sisi lain, Sujud juga tidak menampik adanya diskon besar-besaran yang bakal diberikan anggota PHRI. Pasalnya dengan keadaan tersebut hukum ekonomi akan tetap berlaku.

“Penurunan tarif hotel mungkin tidak dapat dihindari. Kami tidak bisa memaksakan harga minimal untuk hotel berbintang empat. Mekanisme pasar tetap berjalan, namun kami mengimbau agar jangan sampai terjadi perang harga dan ketika itu terjadi maka untungnya berapa,” pungkasnya. (eri/lim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img