MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kota Batu selalu jadi prioritas pemerintah pusat hingga daerah. Untuk Kota Batu, Dinas Kesehatan telah menyiapkan tiga inovasi yang akan dijalankan tahun 2025. Disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu Aditya Prasaja, tiga inovasi tersebut antara lain, Kampung Binaan Cegah Diabetes Melitus (DM) dan Hipertensi. Kemudian Posyandu Integrasi Layanan Primer (ILP) Kader Utama dan ketiga One Gate Farmasi.
“Inovasi pertama adalah Kampung Binaan Cegah Diabetes Melitus (DM) dan Hipertensi. Adanya inovasi ini karena kami mencatat data prevalensi hipertensi 2024: 22,5 persen dan prevalensi DM 2024: 3.38 persen. Upaya konvensional yang kami lakukan nanti melalui sosialisasi, pelatihan kader dan pelayanan berkala harus dilanjutkan dengan upaya progresif,” ujar Adit kepada Malang Posco Media.
Dengan cara keberlanjutan, lanjut dia, maka akan diketahui benar-benar pola penyebab DM dan hipertensi di masyarakat secara spesifik dan detil. Sehingga pelayanan, pendampingan dan program secara langsung di masyarakat dapat menjadi input strategis yang lebih luas.
“Implementasinya untuk pendampingan populasi risiko dilakukan di 5 RW (satu per Puskesmas, red) di Kota Batu untuk pencegahan dan pengobatan DM dan Hipertensi,” beber mantan Camat Bumiaji ini.
Inovasi selanjutnya adalah Posyandu Integrasi Layanan Primer (ILP) Kader Utama di 5 Desa/ Kelurahan. Pihaknya mencatat jumlah posyandu 2024: 194. Sedangkan Posyandu ILP sebanyak 72. “Di tahun 2025 kami targetkan Posyandu ILP bertambah 51 di kelurahan-kelurahan dan 71 di Desa. ILP adalah strategi baru Kemenkes dalam penyelenggaraan layanan primer,” imbuhnya.
Posyandu sebagai bagian cari kelompok layanan primer memiliki tantangan yang sangat berat, mengingat Posyandu diselenggarakan oleh masyarakat dan merupakan lembaga Desa/ Kelurahan. Sehingga dukungan oleh pengampu urusan kesehatan (Dinkes, red) diperlukan secara tepat dan berkesinambungan untuk dapat membuka semua jenis layanan sebagai Posyandu ILP Kader Utama melalui beberapa cara.
Di antaranya pemenuhan Kecukupan SDM Pendukung (Kader, dan Named), perluasan program penunjang (kesling, PHBS, PSN, Asman) dan peningkatan dukungan lintas sektor. Diharapkan dengan Posyandu ILP Kader Utama bisa mengoptimalkan upaya peningkatan kesadaran masyarakat dalam preventif dan promotif serta peningkatan cakupan populasi yang dilayani dan diintervensi.
“Terakhir adalah One Gate Farmasi. Yakni kecukupan obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) pelayanan serta program, satu pintu pada kefarmasian dengan perencanaan, pengelolaan dan pengadaan melalui aplikasi e-Far,” ungkapnya.
One Gate Farmasi sangat penting, pasalnya masih terdapat kekurangan stok obat dan BMHP (jumlah dan jenis) dalam periode tertentu. Kemudian masih terdapat obat dan BMHP yang kadaluarsa dengan jumlah persentase di atas target. Sehingga perlu adanya perencanaan terintegrasi antara pemegang program di Dinkes serta di Puskesmas terhadap kebutuhan obat dan BMHP agar bisa tersedia sesuai kebutuhan pada waktu yang seharusnya.
“Dengan inovasi One Gate Farmasi ini maka pengelolaan dan pengendalian dilakukan secara teliti dan terpantau sehingga pengelolaan farmasi menjadi efektif,” pungkasnya.(eri/lim)