Kholida As Syifa Tuna Wicara Berprestasi
Keterbatasan bukan hambatan meraih prestasi. Kholida As Syifa tuna wicara kelas dua tingkat SMA meraih sederet prestasi di bidang modeling fashion. Bahkan ia pernah diundang oleh Kemensos RI pada Hari Disabilitas Internasional 2023 lalu.
MALANG POSCO MEDIA – Keterbatasan justru jadi pelecut semangat Kholida As Syifa berprestasi. Gadis berusia 18 tahun yang akrab disapa Syifa ini membuktikannya pada bidang modeling fashion. Ia kerap kali mengikuti lomba, baik tingkat kota, Kabupaten, provinsi, maupun nasional.
Apresiasi berupa sertifikat telah diraih oleh Syifa. Di antaranya dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI pada Hari Disabilitas Internasional, Kementerian Pendidikan Riset, Tehnologi Universitas Negeri Surabaya, Difabel Got Talent, dan masih banyak lagi.
Minat bakat Syifa memang sudah terlihat sejak ia di masa taman kanak-kanak. Pada masa ini dia mengikuti lomba gerak lagu dan mendapat juara tingkat Malang Raya.
Tak hanya sampai di situ, Syifa terus konsisten mengikuti perlombaan serupa hingga dirinya masuk SD, SMP, hingga kini duduk di bangku SMA.
Agar terus mendapat prestasi, ia mengikuti komunitas-komunitas sebagai wadah untuk berlatih dan mengembangkan keterampilan. Semangat Syifa pada bidang modeling menggunggah ayahnya, Priatmadi dan ibunya, Nurhayati.
Melihat hal itu, kedua orang tuanya pun mendukung penuh dan sempat memasukkan Syifa untuk sekolah model dan fashion yang berada di Surabaya.
“Ikut Modeling School di Surabaya empat tahun. Setiap Jumat ke Surabaya,” ujar Priatmadi, ayah Syifa saat ditemui Malang Posco Media, Minggu (16/2) kemarin.
Saat ditemui Syifa didampingi kedua orang tuanya sedang berkegiatan seni bersama difabel lainnya tergabung dalam Yayasan Pejuang Mimpi di Maliki Plaza Kota Malang.
Namun karena masih sekolah di SLB-B YPTB Malang kelas dua, sehingga orang tuanya memindahkan kembali Syifa ke Malang agar sekolahnya tidak terganggu.
Selaras dengan modeling dan fashion, Sifa juga memiliki keterampilan dalam tata rias. Pun tak jarang mengikuti perlombaan.
Lebih lanjut, Priatmadi menyampaikan dalam lomba fashion show, Syifa tak jarang mengikut perlombaan yang pesertanya umum, orang normal. Dengan percaya diri, Syifa menunjukkan fashion show yang maksimal.
Orang tua Syifa memang menyarankan dan tidak mempersoalkan putri terakhirnya dari empat bersaudara tersebut lomba bersama orang umum. Hal ini agar Syifa agar tetap percaya diri.
“Biasanya kan tuna wicara sering minder. Kalau lomba bersama orang umum biar tetap percaya diri dan enggak minder,” kata Nurhayati, ibu Syifa ditemui secara bersamaan.
Aktivitas Syifa ketika pulang sekolah les modeling, kemudian berkumpul untuk berkegiatan dengan difabel lainnya, belajar, dan hari Sabtu mengaji di daerah Tunggulwulung Kota Malang. (den/van)