Tuesday, March 4, 2025

Alhamdulillah Ramadan Lagi dan Berpuasa Lagi

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Oleh : Gus Achmad Shampton, M.Ag
Kepala Kemenag Kota Malang

Alhamdulillah Ramadan lagi, berpuasa lagi. Berlipat ganda lagi ibadah yang dijalankan di bulan ini. Al-Baqarah 183 menjelaskan bahwa kewajiban berpuasa ini tidak menjadi kewajiban umat Nabi Muhammad saja. Puasa menjadi kewajiban seluruh Nabi dan umatnya sejak Nabi Adam. Kenapa kewajiban puasa bagi umat Nabi terdahulu perlu dijelaskan Allah?

-Advertisement- Pengumuman

Imam Fahruddin al-Razi dalam tafsir Mafatihul Ghaib menyatakan bahwa penjelasan bahwa wajibnya berpuasa ini karena puasa merupakan ibadah yang berat. Sesuatu yang berat akan terasa ringan bila ditanggung oleh banyak orang. Bahasa kasarnya Allah ingin mengingatkan, “Jangan mengeluh dengan kewajiban berpuasa, umat-umat terdahulu juga wajib puasa kok!”

Imam Fahrudin Ar-Razi menegaskan bahwa Allah juga mewajibkan puasa Ramadan bagi orang Yahudi dan Nasrani. Tetapi orang Yahudi tidak mau berpuasa Ramadan dan hanya berpuasa sehari di hari Asyura. Orang Nasrani juga berpuasa Ramadan. Namun kemudian mereka merasakan musim panas yang mereka anggap memberatkan untuk berpuasa. Akhirnya mereka menggantinya dengan hari yang lain.

Sementara itu berdasar Riwayat Ibn Hadzalah dan Imam Tabrani yang dinukil dalam tafsir al-Alusi diceritakan bahwa orang Nasrani dulu puasa bulan Ramadan. Kemudian raja mereka sakit dan mereka bernadzar, bila Allah menyembuhkannya maka akan menambah puasa 10 hari lagi. Raja setelahnya suatu hari memakan daging yang menyebabkan mulut mereka sakit. Mereka kemudian bernadzar lagi, bila Allah menyembuhkan maka akan menambah 7 hari puasa. Puasa 47 hari itu berjalan terus hingga kemudian Raja selanjutnya berkata puasa kok ganjil kita lengkapi puasanya dengan menambah tiga hari hingga menjadi genap 50 hari.

Kegemaran merubah-rubah ketentuan Allah inilah yang kemudian disindir Allah dalam at-Taubah 31 “ittakhadzu ahbarahum wa ruhbanahum arbaba”. Mereka menjadikan para rabi (Yahudi) dan para rahib (Nasrani) sebagai tuhan-tuhan selain Allah serta (Nasrani mempertuhankan) Al-Masih putra Maryam.

Kenapa harus berpuasa? Imam Ibn Katsir menyatakan bahwa upaya meninggalkan makan, minum dan bersebadan sepanjang siang hari dengan niat murni karena Allah ini karena dalam puasa ini terdapat kandungan zakat diri, mensucikan diri dan membersihkan diri dari campuran-campuran kotor dan akhlak yang tidak baik. Ini pula yang menjadi alasan puasa juga diwajibkan bagi umat-umat terdahulu.

Imam Izzuddin Ibn Abdissalam dalam kitab Maqasidusshaum menyatakan bahwa pengertian “la-allakum tattaqun” siapa tahu engkau takut pada jilatan api neraka dengan menjalankan puasa. Karena puasa adalah media untuk mendapatkan pengampunan dosa dari Allah yang dosa itu mengharuskan seseorang masuk neraka.

Taqwa memiliki dua pilar utama yaitu khauf dan raja’. Khauf adalah rasa takut dan hawatir jangan-jangan Allah tidak ridla dengan perilaku kita, tidak menerima amal kita, tidak memaafkan dosa kita. Hingga kemudian kita terus menambah amal dan berupaya menghindarkan kemaksiatan. Sementara raja’ adalah rasa harap, berharap sekecil apapun amal kita Allah tetap menerimanya, berharap sebesar apapun dosa kita Allah tetap mengampuninya.

Allah menciptakan banyak hal untuk media ibadah, termasuk diantaranya puasa dibulan Ramadan. Allah menjanjikan banyak pahala agar ummatnya bertaqwa dan menjalankan semua perintahnya. Terlebih puasa adalah salah satu dari pilar Islam selain shahadat, puasa, zakat dan haji. Dengan berpuasa Ramadan, sesungguhnya kita sedang menjalankan nasehat para khatib setiap Jumat, bertaqwalah, bertaqwalah. Dan puasa adalah salah satu pilar yang menghantarkan diri kita bertaqwa. Karenanya berbahagialah bertemu Ramadan. Alhamdulillah Ramadan lagi, Alhamdulillah puasa lagi, dan lipat ganda lagi amal kita. Wallahu a’lam. (*)

-Advertisement-

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img