MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Tim dari Universitas Islam Malang (Unisma) berhasil meraih medali perunggu dalam ajang Youth International Science Fair (YISF) 2025 yang diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA).
Kompetisi itu berlangsung secara online pada 13 Februari 2025. Tim ini mengusung penelitian berjudul “Bliss Cookies: Potential of Mocaf Flour and Mung Bean Microgreen as a Nutritional Intervention for Stunting Prevention” yang berfokus pada inovasi produk cookies sebagai camilan sehat serta sebagai solusi pencegahan stunting di Indonesia.
Anggota tim yang meraih prestasi ini adalah Lulu Afifah Hanif (FAPERTA) sebagai ketua tim, Muhammad Rizqi Fadilah (FH), Moch. Fikri Romadhoni (FAPET), Heni Sri Enda Setyorini (FMIPA), Adinda Dinkan Arlina (FIA), dan Umrotus Sholehah (FIA). Keberhasilan mereka menunjukkan kualitas penelitian yang dimiliki oleh generasi muda Indonesia, yang mampu bersaing di tingkat internasional.
“Merupakan kebanggaan bagi kami bisa membawa nama Indonesia, khususnya Universitas Islam Malang, di ajang internasional ini. Kami berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,” ujar Lulu Afifah Hanif kepada media saat konferensi pers beberapa waktu lalu.
Selain itu tim mahasiswa dari UKM Kreasi Unisma juga berhasil meraih Silver Medal pada kategori Innovation Science di ajang yang sama. Tim ini terdiri dari enam anggota, yaitu Zaenal Abidin (Fakultas Teknik), Chantika Nandha Exha Zhal Zhalbilla (Fakultas Ilmu Administrasi), Iswatul Hasanah (Fakultas Ilmu Administrasi), Vivi Anggraini (Fakultas Ilmu Administrasi), dan Vina Aula Septia (Fakultas Ilmu Administrasi), dan Hanifan Bahrun Al Mahdi (Fakultas Teknik), berhasil menciptakan inovasi yang berjudul “Application of IoT Smartwatch-Based Radiation Detector Indicator Development for Health Risk Assessment”.
Inovasi ini berupa smartwatch yang dirancang untuk memantau dan mengukur paparan radiasi yang dapat menimbulkan risiko kesehatan. Dengan menggunakan sensor AD8317 yang terintegrasi dengan mikrokontroler Arduino Uno R4, smartwatch ini mampu mendeteksi tingkat radiasi secara real-time. Data yang diperoleh dari sensor diproses dan ditampilkan melalui jam tangan pintar, memberikan peringatan kepada pengguna saat tingkat radiasi melebihi ambang batas aman.
Smartwatch ini dirancang dengan mempertimbangkan kenyamanan pengguna, menggunakan bahan hipoalergenik dan ergonomis, serta memiliki konsumsi daya rendah berkat teknologi aplikasi terintegrasi BLYNK. Temuan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya radiasi dan menawarkan solusi praktis untuk memantau risiko kesehatan sehari-hari.
“Kami sangat bersyukur atas penghargaan ini dan berharap inovasi kami dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Kami percaya bahwa teknologi dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan kesadaran akan isu kesehatan yang penting,” ungkap Zaenal Abidin, sebagai Ketua Tim. (imm/udi)