spot_img
Thursday, June 26, 2025
spot_img

Merasakan Salat Tarawih Super Cepat Ala Pondok Mantenan Blitar

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, BLITAR- Suasana Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam atau Pondok Mantenan begitu syahdu. Setelah adzan Mahgrib berkumandang beberapa menit, jamaah berduyun-duyun datang. Salat Mahgrib pun ditunaikan dengan begitu ramai. Suasana serambi dalam masjid langsung penuh oleh jamaah.

Dari pantauan, mereka datang dari berbagai wilayah, khususnya daerah Mataraman. Mereka datang langsung untuk mengikuti ngaji Ramadan dan tarawih super cepat. Selepas salat mahgrib, dzikir bertalu-talu. Setelahnya, suasana hening langsung beradu dengan bacaan surat Yasin dari para santri. Semua proses itu berjalan begitu cepat.

Setelahnya, KH Dliya’uddin Azzamzami (Abah Dliya’) sudah siap memberikan pengajian kitab Madarijus Suud Syarah Maulid Al Barzanji. Saat pengajian sedang berlangsung, suara-suara mercon alias petasan hilir mudik bergema. Suara seperti patah tulang sampai ledakan meriam bambu terdengar nyaring di telinga. Karena sudah terbiasa, seolah tua-muda bahkan anak-anak tampak biasa saja. Bahkan Abah Dliya’ melontarkan guyonan. “Sworo opo ngunu kui, ndak banter blass (suara apa itu tidak keras sama sekali),” katanya.

Setelah ngajib kitab usai, adzan Isya pun dikumandangkan. Adzannya sangar cepat dan seolah permulaan bahwa tarawih super cepat segera dimulai. Benar saja, setelah salat Isya dan salat sunnah dua rakaat setelah Isya, tarawih pun langsung dimulai.

Tarawih di Pondok Mantenan berjumlah 20 rakaat + 1 rakaat witir yang selesai dalam waktu 7 menit. Meski sangat cepat, syarat dan rukun salat sudah terpenuhi atau berdurasi setara membaca subhanallah.

Menurut Mursani (57), salat tarawih super cepat di Pondok Mantenan karena dahulu orang-orang di sekitar merupakan pekerja sehingga segala sesuatu harus dikerjakan secepat mungkin. “Iya mas, itu sejak zaman Mbah Yai Sepuh. Karena orang sini terkenal pekerja jadi apa-apa harus serba cepat. Dan hal itu keterusan hingga sekarang,” jelasnya.

Bagi yang belum terbiasa salat tarawih super cepat ini memacu adrenalin. Bagi penderita asam urat tinggi, pasti tak akan mampu ikut shalat tarawih super cepat ini. Perut yang terisi banyak makanan juga tidak disarankan karena pasti akan muntah. Jamaah shalat tarawih super cepat di Pondok Mantenan seperti diajak berolahraga. Semua orang berkeringat mengucur deras, terutama di bagian kepala. Walaupun demikian, tarawih di sini nampaknya begitu nikmat.

Dari salat tarawih super cepat ini tentu mengundang banyak jamaah berdatangan. Sekira 500-700 orang memadati hingga pelataran masjid. Bahkan animo Salat tarawih super cepat ini juga diikuti warga di luar Blitar. Di Pondok Mantenan ini, sangat terasa betapa kompaknya masyarakat. Terutama ketika nama Nabi Muhammad disebut, lalu semua serentak menjawab “shallu alaih”.

Bahkan jamaah yang bertato, berkaos, hingga bertindik juga ikut ambil bagian di sini. Yogi (23), santri asal Srengat Blitar mengaku tertarik datang ke Pondok Mantenan karena ingin mengikuti ngaji langsung bersama Abah Dliya’ dan merasakan pastinya shalat tarawih super cepat. Menurut Mukhlas (45), jamaah asal Kras Kediri mengatakan bahwa tarawih di sini memang disukai para pemuda.

Salah satunya karena keunikannya. “Iya, di Mantenan ini apa sih yang ndak unik? Maka dari itu digemari kawula muda,” ucapnya.

Unik dan syahdu memang tergambar jelas di pondok ini. Mukhlas juga menambahkan, keunikan terjadi setelah ngaji mahgrib selesai yakni saat Abah Dliya’ akan menebarkan uang recehan dalam jumlah banyak. “Iya benar, lihat saja setelah Mbah Yai ngaji pasti anak-anak berkumpul di depan beliau untuk rebutan uang receh,” katanya. Menebar uang koin itulah yang menurut Mukhlas sudah ada sejak zaman Mbah KH Abdul Ghofur, Pendiri Pondok Mantenan, yang hingga hari ini masih terus lestari. (nuo/udi)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img