MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) menyediakan layanan psikolog bagi sivitas akademikanya. Dengan pertimbangan pentingnya kebutuhan akan kesehatan mental atau mental health. Dalam hal ini ITN Malang menggandeng mitra Hilda Rosa Ainiyah, S.Psi., M.Psi., Psikolog.
Dari kolaborasi tersebut, ITN Malang membuka layanan konseling gratis bagi mahasiswa, tenaga pendidik, dan kependidikan yang mengalami permasalahan, baik akademik maupun non-akademik. Layanan ini bertujuan untuk memberikan dukungan psikologis dan membantu mereka mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.
“Untuk mahasiswa, jangan ragu berkonsultasi dengan saya jika ada masalah. Baik akademik maupun non-akademik,” ujar Hilda saat ditemui usai memberikan materi kepada Guru BK se-Kabupaten Malang di Kampus 1 ITN Malang beberapa waktu lalu.
Ruang layanan psikolog berada di Lantai 1, Gedung Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Kampus 1 ITN Malang. Untuk jam prakteknya sendiri tiap hari Senin dan Kamis, diluar jadwal tersebut mahasiswa dan sivitas lainnya yang ingin berkonsultasi bisa membuat janji melalui Whatsapp 081559835759. Konsultasi tidak harus dilakukan di ruangan kerja Hilda, tetapi untuk menjaga privasi konsultasi dapat dilakukan di tempat lain di sekitar kampus, baik kampus 1 maupun Kampus 2 ITN Malang.
Hilda menjelaskan, sivitas akademika bisa mengutarakan permasalahan yang berkaitan dengan psikologis. Tidak hanya soal akademik, namun bisa non akademik seperti masalah pribadi, masalah keluarga, hubungan dengan teman, hingga finansial. Meskipun tidak dapat memberikan bantuan finansial, dukungan psikologis yang diberikan diharapkan dapat membantu mahasiswa menghadapi masalah mereka dengan lebih baik.
“Setidaknya dengan masalah itu dibicarakan, tidak sampai mengganggu konsentrasi dia dalam kuliah. Permasalahan itu ada supportnya, dan punya coping strategies dalam menghadapi akan membuat hidupnya menjadi baik,” tambahnya.
Dikatakan Hilda untuk durasi konseling bervariasi tergantung pada kompleksitas masalah yang dihadapi. Masalah ringan biasanya dapat diselesaikan dalam satu atau dua sesi, sementara masalah yang lebih kompleks mungkin memerlukan beberapa sesi. Selain mahasiswa, Hilda juga melayani tenaga pendidik dan kependidikan yang mengalami masalah keluarga atau masalah pribadi.
Hilda berharap ada sosialisasi yang lebih gencar mengenai layanan konseling psikolog kepada mahasiswa, misalnya saat Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB). Hal ini bertujuan untuk menghilangkan stigma bahwa konsultasi ke psikolog hanya untuk masalah berat.
“Sering kali (belum ada sosialisasi) kalau ke psikolog dikira masalahnya berat. Mereka jadi malu. Kalau ada sosialisasi nanti mahasiswa banyak yang konseling. Maka stigma tersebut bisa berubah ke psikolog tidak hanya masalah berat, tapi juga ringan,” jelasnya. (imm/udi)