Friday, March 14, 2025

Ada Chef untuk Pastikan Kualitas Makanan Terbaik, Tak Bikin Warung Sekitar Tersaingi

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Komunitas Sedekah Subuh, Konsisten Sudah Hampir Satu Dekade (2)

Selama beberapa tahun lalu, Komunitas Sedekah Subuh konsisten menjalankan Warung Gratis Sedekah Subuh di Jalan Raya Dinoyo No.99 Malang. Sudah beberapa kali berpindah tempat, Warung Gratis Sedekah Subuh per 30 Januari 2025 lalu menempati lokasi di Jalan MT  Haryono 126A Dinoyo Malang.

================

MALANG POSCO MEDIA– Di lokasi baru ini juga sama strategis seperti di Dinoyo. Tepat berada di pinggir jalan raya dan mudah diakses oleh masyarakat. Lokasi baru ini diberikan oleh salah satu donatur untuk mengelola ruko yang sebelumnya tidak terpakai.

-Advertisement- Satu Harga Tiga Media

“Alhamdulillah. Ini bukan milik kami seratus persen, tapi kami diminta mengelola sampai se-tidak kuatnya kami. Jadi beliau mempersilakan untuk dipergunakan sampai kami tidak mampu mengelola. Kalau mampu, lanjut terus,” terang Amir Komunitas Sedekah Subuh Teguh Rendra Setia Bakti kepada Malang Posco Media.

Dengan adanya lokasi baru ini, Teguh mengatakan para pegiat yang ada di Komunitas Sedekah Subuh setidaknya tidak khawatir lagi seperti saat berpindah-pindah tempat dulu. Pembagian makan gratis juga sebenarnya sudah sejak lama dilakukan bukan pada saat jam makan.

Yakni dibagikan sekitar pukul 10.00 WIB  atau bahasa bekennya Brunch. Breakfast (makan pagi) sekaligus Lunch (makan siang). Dengan begitu, diharapkan tidak sampai membuat warung-warung sekitar merasa tersaingi.

Lebih jauh, dari waktu ke waktu, Komunitas Sedekah Subuh  terus mengalami perkembangan yang positif. Misalnya dari soal menu makanannya yang mengalami peningkatan kualitas dibandingkan dulu. Apabila sebelumnya sifatnya dadakan dan patungan dari para pegiat yang ada di komunitas, saat ini sudah ditunjuk chef atau juru masak profesional. Ini demi memastikan kualitas makanan yang terbaik.

Bahkan saat ini sudah terbentuk SOP atau standarnya. Yaitu harus ada nasi, lauk utama, lauk pendamping, sayur dan kerupuk. Tiap hari, menghabiskan sedikitnya 15 kilogram beras.

“Semua pegiat yang ada di sini itu tidak berbayar, atau tidak digaji. Karena memang kami ini kan komunitas sosial. Hanya saja khusus chef berbeda, karena memang harus profesional. Jadi setiap hari belanja dan memasak. Apalagi jumlahnya kan ratusan, rata rata sampai 200 porsi per hari,” jelas dia.

Kendati begitu, meski mengalami perkembangan positif dari waktu ke waktu, namun Teguh juga mengakui masih ada sedikit kendala dan tantangan menjalankan program makan gratis. Yaitu terkait jumlah SDM atau pegiat yang terbatas.

Teguh menjelaskan, para pegiat di Komunitas Sedekah Subuh ini sejak awal memang merupakan para pemuda dengan kesibukan sebagai pengusaha. Maka seiring berjalannya waktu, dengan usaha masing-masing yang berkembang, jumlah para pegiatnya pun perlahan menjadi berkurang untuk berkegiatan di komunitas.

“Saat ini untuk program, kami sederhanakan. Dulu programnya ada macam-macam, seperti sedekah makan malam, sedekah ke panti, dan sebagainya. Tapi karena pegiat semakin berkurang, kami fokus di Warung Gratis ini saja. Alhamdulillah sekarang bisa 200an porsi sehari,” tambahnya.

Namun begitu, walaupun jumlah pegiat berkurang, Teguh memastikan para pegiat yang ada saat ini tetap semangat dan konsisten menjalankan Warung Gratis Sedekah Subuh. Teguh berharap, kedepan Komunitas Sedekah Subuh tidak hanya mengelola dana dari donatur, tapi juga bisa produktif dengan membangun sebuah usaha.

“Insya Allah kalau niat kami bagus, tidak mungkin Allah tidak membantu. Pokoknya niatnya yang kami jaga, karena kalau sudah berubah niatnya untuk saling berbagi ya memang berat,” pungkasnya. (ian/van/habis)

-Advertisement-

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img