spot_img
Tuesday, April 22, 2025
spot_img

Menjaga Kesalehan Online di Bulan Ramadan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Kesalihan online di bulan Ramadan menjadi topik yang mengemuka. Kesalehan online mengacu pada penerapan nilai-nilai moral dan etika dalam aktivitas di dunia maya. Seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, penting bagi setiap muslim untuk menjaga perilaku yang baik dan bertanggung jawab saat berinteraksi secara online, terlebih di bulan Ramadan.

Tak dapat dimungkiri, revolusi informasi dan komunikasi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun sayangnya, aneka platform media sosial, video streaming, dan game online kerap membuat penggunanya lupa waktu. Alih-alih berfokus pada ibadah Ramadan, sebagian orang terjerumus dalam aktivitas yang kurang produktif atau bahkan terjebak di jejaring kemaksiatan.

-Advertisement- HUT

Padahal, bulan Ramadan merupakan momentum untuk memperbanyak ibadah seperti membaca Al-Quran, berzikir, menghidupkan malam-malam dengan salat, dan berbagai amal kesalehan lainnya. Allah mengingatkan manusia dalam firman-Nya, “Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal salih serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr: 1-3).

Ayat tersebut mempertegas betapa berharganya waktu dan pentingnya menggunakan setiap kesempatan untuk hal-hal yang bermanfaat, terutama di bulan Ramadan. Jika tidak berhati-hati, teknologi informasi dan komunikasi dapat menggelincirkan seseorang pada pemborosan waktu yang senyatanya diisi dengan ibadah.

Dengan segala kemudahan yang terpapar di depan mata, seseorang bisa memaksimalkan manfaat di balik kecanggihan teknologi sekaligus menghindari hal-hal negatif yang muncul akibat penggunaan secara berlebihan. Kemudahan yang ada, tidak boleh menyebabkan kesucian Ramadan ternoda oleh scrolling konten yang tidak bermutu, notifikasi yang tidak bermanfaat, iklan yang tidak senonoh, atau permainan game yang menyedot perhatian hingga kecanduan.

Memang, kemudahan yang disuguhkan oleh kecanggihan teknologi memiliki dua sisi mata uang yang berdampak positif dan negatif sekaligus. Hal yang baik di era digital saat ini bisa dimaksimalkan dan hal negatifnya disingkirkan jauh-jauh. Dalam konteks ibadah puasa, maksimalisasi sisi positif dari dunia virtual sangat bermanfaat guna meningkatkan ketakwaan serta menambah wawasan keagamaan melalui mauidhah hasanah, ceramah agama, atau kajian kitab-kitab keislaman.

Pada era digital, ceramah agama atau kajian keagamaan sudah tidak lagi terbatas hanya lewat mimbar-mimbar masjid atau majelis taklim. Pesatnya perkembangan teknologi media sosial dan platform streaming memudahkan kaum muslim untuk mengakses ceramah dari ulama dari seluruh dunia, tanpa terhalang oleh jarak dan waktu.

Namun demikian, teknologi yang seharusnya untuk menjaga kesalehan di bulan Ramadan menghadirkan tantangan tersendiri. Selain teknologi memberikan kemudahan dalam berkomunikasi dan mengakses informasi, namun ia juga menggoda penggunanya agar berlama-lama memakai media sosial atau aplikasi lainnya hingga terlalaikan dari ibadah. Maka, penting bagi umat Islam untuk membatasi penggunaan teknologi selama Ramadan.

Selain itu, tantangan lainnya adalah kesulitan menjaga konsistensi dalam beribadah di tengah kesibukan dunia digital. Kehebohan berita atau peristiwa dari dunia maya dapat membuat seseorang menjadi kurang fokus pada ibadah. Itu sebabnya, setiap individu penting memiliki jadwal ibadah yang teratur dan disiplin diri untuk tetap mengikuti jadwal tersebut.

Di sisi lain, Ramadan di era digital juga membawa berbagai peluang baru dalam beribadah. Salah satunya adalah kemudahan untuk mengakses sumber-sumber ilmu keagamaan. Melalui internet, umat Islam dapat mengikuti kajian-kajian agama, ceramah, dan bacaan Al-Quran dari berbagai belahan dunia. Hal ini memungkinkan untuk terus memperdalam pemahaman agama serta memperkuat keimanan selama bulan Ramadan.

Selain itu, media sosial dapat pula dioptimalkan sebagai sarana untuk berbagi kebaikan dan memperluas jaringan sosial yang positif. Dengan membagikan informasi tentang amal kebaikan, mengajak orang lain untuk beribadah bersama, atau memberikan motivasi kepada sesama muslim, niscaya dapat memperkaya pengalaman personal serta memberikan inspirasi kepada orang lain.

Ramadan di era digital juga memberikan banyak kesempatan untuk berinovasi dalam beribadah. Aplikasi dan platform digital dapat digunakan untuk membantu pengaturan jadwal ibadah, mengingatkan waktu-waktu salat, atau bahkan untuk berdonasi secara online. Melalui sarana teknologi, siapa pun dapat membuat pengalaman Ramadan menjadi lebih teratur, efisien, dan bermakna.

Dalam menjalani Ramadan di era digital, kiranya setiap muslim perlu menjaga keseimbangan antara dunia digital dan ibadah. Kendati teknologi dapat menjadi gangguan, tetapi dengan disiplin dan penggunaan yang bijak, diharapkan dapat mengubah tantangan menjadi peluang untuk mempergiat amal ibadah serta memperkuat hubungan dengan Allah, Tuhan semesta alam.

Dengan kata lain, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi tidak harus bertentangan dengan rambu-rambu agama. Justru, jika teknologi digunakan secara bijak, teknologi dan norma agama dapat saling melengkapi. Intinya adalah bagaimana kita tetap berselancar di dunia digital tanpa mengganggu niat dan fokus beribadah di bulan Ramadan. Dalam rangka itulah, berpuasa di era digital membutuhkan kesadaran ekstra dalam menjaga nilai-nilai keramadanan. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi secara bijak kiranya semakin mengukuhkan fungsi Ramadan sebagai sarana untuk meningkatkan kesalehan. Semoga Allah mensalehkan kita semua di bulan Ramadan, baik dalam kehidupan offline maupun online.(*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img