spot_img
Thursday, May 15, 2025
spot_img

Tradisi Toleransi Idul Fitri Kota Malang: Halaman Gereja Kayutangan Jadi Tempat Salat Id, Pengurus Gereja Berjejer Beri Ucapan Selamat

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA– Malang- Romo, suster, frater dan seluruh pengurus Gereja Paroki Hati Kudus Yesus Kayutangan Kota Malang memiliki tradisi setiap Hari Raya Idul Fitri. Tradisi tersebut adalah membuka secara luas halaman gereja, siapkan tempat untuk umat Islam Salat Idul Fitri. Mereka juga berjejer di depan gereja untuk mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri kepada umat muslim.

Ini adalah tradisi toleransi yang selalu ada di Kota Malang. Khususnya pada momen Salat Idul Fitri di Masjid Jami Kota Malang. Seperti yang terlihat, Senin (31/3/2025) pagi tadi.

Malang Posco Media


Tradisi ini dikatakan sudah menjadi kebiasaan yang akan diteruskan selamanya. Romo, suster, frater dan pengurus gereja bangun pagi kemudian menyambut hangat jemaah Masjid Jami yang tidak kebagian tempat Salat Id di area utama Masjid Jami. Ini dijelaskan Romo Paulus Teguh O.Carm kepada Malang Posco Media pagi tadi.


“Sudah bertahun-tahun seperti ini di sini. Kami, semua romo, suster, calon romo, anak-anak Muda Katolik Paroki Hati Kudus Yesus ikut partisipasi. Karena alasannya kami diberkahi lokasi yang memberi kesempatan itu,” tutur Romo Teguh sapaan Romo Pastoral Mahasiswa Keusukupan Malang itu.

Malang Posco Media


Ia menjelaskan bahwa setiap Hari Raya Idul Fitri halaman gereja dibersihkan dan dikosongkan. Ditata alas salat di depan halaman gereja sejak pukul 05.00 WIB. Pintu gerbang halaman gereja dibuka kemudian jemaah Masjid Jami bisa datang dan menempati halaman gereja untuk mengikuti Salat Id di Masjid Jami Kota Malang yang lokasinya kurang dari 100 meter di depan gereja.


Romo Teguh menyampaikan usai Salat Id, Romo, suster frater dan pengurus gereja berjejer di depan area gereja. Mereka bersiap memberikan salam dan mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri kepada warga muslim yang lewat di depan gereja.


“Jadi memang tradisi ini kami bangun. Momen ini kami gunakan untuk menunjukkan kebhinekaan dan ke-Indonesiaan. Kami semua harus bangga dengan toleransi dan keberagaman seperti ini. Saling memberikan kasih dan menunjukan toleransi. Di sini ada dan akan terus dilakukan sebagai tradisi,” tegas Romo Teguh.


Menurut dia, tradisi ini menjadi sarana yang efektif untuk mempertahankan kesatuan dan keutuhan bangsa. Dimana toleransi menjadi landasan utama untuk bersatu dan selalu menciptakan kondisi aman dan damai dalam keberagaman. Ia berharap apa yang dilakukan di Paroki Hati Kudus Yesus Kayutangan Malang ini dapat diteruskan selamanya menjadi tradisi kebersamaan toleransi umat beragama di Kota Malang.


“Tadi teman-teman gereja terlibat semua. Ini kami juga ajak mahasiswa- mahasiswi Katolik UM (Univ Negeri Malang) kami ajak juga. Sejak pagi mereka menyiapkan alas tempat untuk salat. Teman-teman sejak kemarin juga sudah mencari alas dan koran,” pungkas Romo Teguh. (ica/van)

-Advertisement-.

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img