spot_img
Saturday, April 19, 2025
spot_img

Bahannya dari Barang Loak, Karyanya Diminati di Berbagai Daerah

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Febriyanto Nauval Spesialis Restorasi Helm Klasik Bernilai Ekonomis

Selain sebagai pelengkap saat berkendara, bagi sebagian orang helm juga mampu menyesuaikan penggunanya agar percaya diri. Febriyanto Nauval merestorasi helm klasik hingga terjual di berbagai daerah di  Indonesia dan dilirik mancanegara.

MALANG POSCO MEDIA – Berangkat dari hobinya terhadap barang antik, Febriyanto Nauval terampil pada bidang kreasi dengan merestorasi atau memperbaiki helm bekas klasik menjadi terlihat baru dan bernilai ekonomis. 

-Advertisement- HUT

Warga Jalan Terusan Ikan Nus Lowokwaru Kota Malang tersebut merestorasi helm klasik dengan tetap menjaga orisinil model ataupun bentuknya.

Febri, nama sapaannya merestorasi helm klasik rentang tahun 1960 hingga 1990. Jenis helm dan mereknya pun beragam. Bahkan Febri juga merestorasi helm klasik berasal dari Jepang.

Awal mula pemuda berusia 25 tahun tersebut tertarik merestorasi helm klasik ketika ia mendatangi lokasi barang loak atau barang bekas pada tahun 2016 lalu.

“Waktu sekolah  saya suka motor antik. Pas main  ke tempat barang loak, saya lihat ada helm yang membuat tertarik,” kata Febri saat ditemui Malang Posco Media di rumahnya, Selasa (8/4) kemarin.

Lebih lanjut, Febri menceritakan pada saat berada di tempat  barang bekas, helm yang ditemukan tersebut yakni DMI produk lokal tahun 1980 sampai 1990.

“Dari situ kemudian saya suka mengumpulkan helm-helm  yang  ada di  barang loak, dan menjadi banyak. Dari barang bekas lalu direstorasi menjadi barang bagus dan saya pajang,” lanjutnya.

Pada tahun 2020 pada saat Pandemi Covid-19,  Febri kemudian berinisiatif mempublikasikan karyanya di media sosial jejaring Facebook. Ia tak menyangka ada yang tertarik membeli helm klasik yang direstorasi.

“Saya posting awal-awal melalui Facebook, helmnya kok laku. Kemudian saya posting lagi,  helemnya laku hingga akhirnya habis terjual. Dan saya cari lagi sampai sekarang,” kata alumnus Universitas Negeri Malang jurusan Teknis Mesin, tersebut.

Kini Febri tidak lagi berkeliling ke tempat barang bekas. Ia sudah saling kenal dengan orang-orang penyimpan barang bekas. Karena itu, ketika ada helm klasik, orang akan menghubungi Febri. Bila Febri mencari helm klasik tertentu, ia akan menghubungi orang tersebut.

“Pembeli di luar Jawa  ada dari daerah Sumatera dan Kalimantan. Sedangkan luar negeri orang Malaysia  pernah WhatsApp, tapi untuk sementara masih sebatas menanyakan ongkir,”  lanjut Febri.

Selain Facebook, Febri mempublikasikan melalui Instagram dan Tiktok. Helm klasik yang direstorasi alumnus SMAN 12 Malang itu  harganya mulai dari Rp 100 ribu hingga jutaan rupiah. 

Kini stok yang tersedia sedikitnya berjumlah 50 unit. Selain itu  sudah ada bahan-bahan digunankan untuk terus merestorasi helm klasik.

“Karena ini restorasi warnanya juga dibuat mirip seperti asli,” kata Febri  sambil menunjukan helm produk Jepang  yang paling tertua antara tahun  1960- 1970. Febri menambahkan dalam berkreasi, ia dibantu oleh tim seperti untuk mengecat dan menjahit busa-busa di dalam helm. Selain merestorasi helm bekas klasik lalu dijual, Febri juga membuka jasa restorasi untuk orang lain. (den/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img