MALANG POSCO MEDIA, MALANG– Basma Tania, Mahasiswi Universitas Negeri Malang (UM) yang akrab disapa Nia, mengharumkan nama kampus dan Kota Malang berkat sederet prestasi dibidang psikologi hingga tingkat internasional.
Lulusan Program Studi Psikologi UM periode ke-132 ini menerima penghargaan bidang nonakademik saat wisuda, Sabtu (12/4), atas capaian luar biasa yang telah diraihnya selama menempuh pendidikan.
Tak kurang dari 40 hingga 50 prestasi berhasil dikoleksi Nia, mulai dari konferensi ilmiah, proyek sosial, hingga program internasional. Salah satu yang paling bergengsi menurutnya adalah keberhasilannya lolos dalam program Outbound Mobility Student Programme (Global Immersion Education) di University of Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia pada 2023.
“Program itu sangat selektif. Saya melalui wawancara bersama dosen dan wakil dekan, lalu berangkat bersama delegasi dari Indonesia. Kami bertukar budaya dan pengalaman selama seminggu di sana,” ujar Nia waktu ditemui Jum’at (11/4).
Mahasiswi yang aktif dalam organisasi BEM dan berbagai proyek sosial ini juga meraih Gold Medal pada ajang International Conference of Psychology (ICoPsy) 2024, serta mempublikasikan artikel ilmiah berjudul “K-Pop and Buying Behaviour: A Study of Self Regulation on Students Purchase Intention in a K-Pop Era” di Ilomata International Journal of Social Science (2025).
Keaktifannya tak berhenti di kampus. Ia terlibat dalam berbagai proyek sosial bersama NGO dan perusahaan mitra UM, khususnya di bidang psikologi sosial. “Saya sering ikut social mapping dan kegiatan lapangan lainnya. Dari situ saya mengumpulkan kompetensi dan saya ajukan ke berbagai ajang,” jelasnya.
Meski telah menyandang gelar Sarjana Psikologi, Nia tak berhenti belajar. Ia kini tengah mempersiapkan diri melanjutkan studi S2 di bidang yang sama, serta sedang mendaftar program double degree di bidang hukum secara jarak jauh. “Rencana saya ke depan ingin menjadi dosen. Karena bagi saya, dosen bukan hanya mengajar, tetapi juga meneliti dan mengabdi. Tridarma itu sejalan dengan passion saya,” kata wanita kelahiran 2003 itu.
Menurut Nia, pengalaman di luar negeri membawanya pada perspektif baru soal dunia pendidikan. Ia menilai sistem pendidikan Indonesia masih cukup konvensional dan feodal di beberapa aspek, meski kampusnya tergolong humanis. “Di luar negeri, pembelajaran lebih aplikatif dan terbuka, meski kembali lagi tergantung negara dan kampusnya,” tambahnya.
Bagi mahasiswa lain yang ingin mengikuti jejaknya, Nia berpesan agar tak ragu mencoba berbagai peluang. “Coba saja sebanyak mungkin. Kalau gagal, apply lagi. Yang penting tetap optimis dan jangan takut memulai,” pungkasnya. (mg/udi)